-04-

52 5 6
                                    

Seorang cowok baru saja melangkahkan kakinya masuk kerumah dengan santai dan ia melihat pria paruh baya sedang duduk santai sambil menonton televisi. Cowok itu melangkah lebih cepat menuju kamarnya karena dia malas melihat pria paruh baya tersebut.

"Dari mana nak?" Tanya pria paruh baya itu.

"Dari rumah teman" Jawabnya dingin

"Kamu sudah makan?" Tanyanya lagi

Tanpa menjawab pertanyaan dari sang ayah, Rafa melangkahkan kakinya menuju kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa remuk.

Sampai dikamar Rafa merebahkan tubuhnya di kasur kesayangan dan menatap langit-langit kamar. Dia merasa bingung dengan keadaannya sekarang, kenapa dia selalu memikirkan perempuan itu.

"Ngapain juga gue mikirin dia, untung aja kagak, dosa iya" Ucapnya pada dirinya sendiri, walaupun Rafa seorang badboy tapi dia tidak pernah meninggalkan perintah-Nya dan dia juga masih ingat dosa.

"Mending gue wudhu dulu deh baru tidur" Sambungnya lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan setelah itu membaringkan tubuhnya diatas kasur kemudian masuk ke alam mimpi.

****

Pagi ini Dira sangat sial, sudah bangun kesiangan dan tidak dijemput pula dengan Nasya jadinya Dira harus pakai mobil kesekolah belum lagi macet. Dira hanya pasrah saat melihat gerbang sekolahnya yang sudah tertutup. Dira memutar arah mobilnya untuk balik kerumahnya karena percuma dia menunggu depan gerbang tidak akan ada yang membukakannya dan tiba-tiba ada yang memanggilnya.

"Woi Dira" Teriak seorang pria dan Dira langsung membalikkan badannya untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"Ehh, assalamualaikum" Ucap Dira saat melihat orang tersebut dan ternyata dia adalah Rafa.

"Ehh iya lupa, waalaikumsalam" Jawab Rafa

"Lo terlambatkan? Ayo ikut gue kalau mau masuk kelas" Sambungnya. Dira hanya mengangguk dan mengikuti Rafa dari belakang.

Mereka berdua telah sampai dibelakang sekolah. Dira melihat sekelilingnya dan melihat tembok yang lumayan tinggi, dia berfikir apakah dia bisa panjat tembok itu.

"Apa nggak ada jalan lain?" Tanya Dira dan Rafa hanya mengangguk.

"Lo duluan naik" Suruh Rafa dan langsung saja Dira melebarkan matanya.

"Kamu duluan aja, soalnya aku pake rok" Suruh Dira

"Lo bisa manjat kan?" Tanya Rafa yang dibalas dengan anggukan Dira.

Rafa sudah berada dibalik tembok dan sekarang tinggal menunggu gadis tersebut yang belum sampai diatas tembok.

"Dira, cepat manjat nanti ada guru yang piket kesini" Sahut Rafa

"Iya iya tunggu" Balasnya dengan teriak. Rafa hanya senyum dibalik tembok, ternyata gadis itu suaranya cempreng juga.

Sampai saatnya Dira sampai diatas tembok dan melompat ke bawah dengan hati-hati agar kakinya tidak sakit. Namun hari ini Dira sangat sial, saat melompat ke bawah kakinya tergelincir dan dia meringis kesakitan. Mendengar itu Rafa langsung menoleh ke gadis disampingnya.

"Lo nggak apa-apa?" Tanya Rafa

"Nggak apa-apa kok" Balas Dira

"Oh yaudah lo nggak usah ke kelas dulu, karena pelajaran pertama belum berakhir nanti lo dihukum karena terlambat. Jam pelajaran kedua aja baru lo masuk kelas" Jelas Rafa panjang lebar

"Lo ke kantin aja" Sambungnya

"Iya iya makasih yah, Rafa" Ucapnya tulus

****

Dira memasuki kelas dengan langkah gontai dan memilih duduk di kursinya. Dira merasa sakit pada kakinya, dia belum mengecek apakah kakinya terluka atau tidak tapi rasanya sangat sakit.

"Dir, kamu dari mana kok baru masuk?" Tanya Qaila kepo, sedangkan yang ditanya malah diam saja.

"Dir, Dira kamu kenapa. Kok pertanyaanku nggak dijawab" Sambungnya lagi

"Aku kesiangan, abis itu macet jadinya aku terlambat terus kaki aku sakit gara-gara manjat tembok" Curhat Dira dan Nasya hanya ketawa mendengar curhatan teman kecilnya ini.

"Kok kamu ketawa sih, Sya. Jahat kamu" Ucap Dira dengan nada ngambek.

"Lah kok ngambek sih. Abisnya kamu lucu dan ternyata kamu bisa manjat yah" Ucap Nasya disela tawanya.

"Aku terpaksa daripada nggak masuk kelas lagian aku terlambat karena kamu nggak jemput aku" Ucap Dira

"Kan aku udah telfon ayah" Ucap Nasya membela diri. Qaila yang pusing melihat kelakuan kedua temannya itu hanya geleng-geleng kepala.

"Udah-udah nggak usah berantem, kayak anak kecil aja. Mending kita ke UKS cek luka kamu" Lerai Qaila dan mereka bertiga pun melangkahkan kakinya menuju ruang UKS.

Saat perjalanan ke kelas ada beberapa cewek yang menghadang mereka bertiga. Cewek-cewek yang menghadang mereka adalah kakak kelas dan cabe disekolah SMA Pelita.

"Hei, lo cewek sok alim" Panggil Alice a.k.a ketua geng cabe kepada Dira.

"Iya ada apa kak" Jawab Dira sopan.

"Lo kenapa sih, nutup wajah lo" Kepo Chaca , salah satu teman Alice.

"Mungkin dia wajahnya buruk kali, yah hahaha" Sambung Alice sambil ketawa. Dira melirik kearah Nasya, sudah dia duga pasti Nasya sudah emosi.

"Lo nggak usah urusin orang deh. Mending lo urus diri lo aja" Kesal Nasya.

"Sudah Sya mending kita balik ke kelas aja" Ajak Dira

"Iya iya nggak usah urusin mereka, buang waktu aja" Sambung Qaila

Mereka bertiga pun dengan santai meninggalkan kakak kelasnya itu tanpa menghiraukan cibiran siswa yang ada disana dan menatap tak suka pada mereka bertiga. Toh ini hidup-hidup mereka kenapa orang yang sibuk ngurusin.

Sampai dikelas mereka bertiga kembali ke tempat duduknya masing-masing, takut nanti gurunya datang dan marah-marah.

"Oh iya kok kamu bisa tahu kalau ada tembok dibelakang sekolah?" Kepo Qaila

"Iya padahal kamu anak baru" Sambung Nasya

"Oh itu, tadi aku ketemu Rafa dan dia juga terlambat terus dia ajak aku ke belakang jadi aku ikutin deh daripada aku nggak masuk kelas" Jelas Dira

"Oh gitu yah" Ucap mareka berdua serentak.

"Oh iya Dir, malam ini aku nginap dirumah kamu yah. Soal ayah sama bunda keluar kota jadi aku sendiri dirumah, boleh yah?" Ucap Nasya dengan nada memohon.

"Bolehlah masa aku gak izinin kamu" Balas Dira

"Kalian berdua sudah aku anggap saudara jadi kalau mau nginap dirumah, bisa kok pintu rumahku selalu terbuka lebar dan pasti ayah dan mama aku akan izinin asal bukan cowok" Ucap Dira sambil terkekeh.

"Iyalah kamu mau ditabok kalau anak cowok bermalam" Balas Nasya, sedangkan Qaila hanya tersenyum bahagia melihat teman-temannya.

"Kalau gitu aku juga mau izin deh nginap dirumah kamu" Ucap Qaila

"Boleh, boleh banget" Ucap Dira girang

"Yaudah yah aku tunggu kalian dirumah aku" Sambung Dira dan keduanya hanya mengangguk.

Tanpa mereka bertiga sadari, sejak tadi ada seorang cowok yang melihat kebahagian mereka bertiga dan cowok itu tersenyum tulus melihat orang yang akhir-akhir ini ada dipikirannya.

"Walaupun gue nggak bisa lihat senyum lo, tapi gue sangat bahagia melihat lo tertawa bersama sahabat-sahabat lo" Batin Rafa.

DiRafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang