-05-

42 5 2
                                    

Seorang gadis tengah duduk dan menonton televisi sambil menunggu kedatangan dua sahabatnya yang akan menginap dirumahnya. Dira sangat bahagia karena selain Nasya dia juga mendapatkan teman yang baik dan berpemikiran dewasa seperti Qaila.

"Assalamualaikum, Nasya yang cantik sudah datang" Teriak Nasya dari depan pintu kemudian aku beranjak dari sofa untuk membukakan mereka pintu.

"Waalaikumsalam, akhirnya kalian datang" Ucap Dira yang tak kalah heboh dengan Nasya. Qaila hanya geleng-geleng ternyata mereka berdua sama-sama heboh.

"Silahkan masuk, kita langsung ke kamar aku aja yah" Ajak Dira dan hanya diangguki oleh Qaila.

"Kalian berdua duluan aja aku mau kedapur ketemu bunda dulu, soalnya rindu. Oh iya tolong bawain tas aku yah Dir" Ucap Nasya

"Rindu sama bunda atau mau cari makanan?" Selidik Dira dan Nasya hanya nyengir.

"Hehe kamu bisa aja" Balasnya.

Dira dan Qaila melangkahkan kakinya menuju kamar Dira untuk meletakkan barang-barang. Setelah meletakkan barang-barang mereka berdua pun menuju dapur untuk melihat kelakuan Nasya.

"Nah apa yang aku bilang, baru datang sudah makan aja" Ucap Dira santai

"Biarin aja Dira, lagian Nasya kan udah jarang makan masakan bunda, pasti dia rindu" Bela Tania, sedangkan Nasya yang merasa dibela hanya tersenyum kemenangan.

"Bela aja terus, anak bunda siapa sih?" Tanya Dira dengan nada ngambek walaupun hanya bercanda.

"Lah kok ngambek sih sayang" Ucap Tania, Tania berusaha membujuk Dira tapi Dira terus pura-pura ngambek.

"Jangan ngambek dong, Dir" Bujuk Nasya. Qaila hanya senyum-senyum karena dia tau kalau Dira hanya bercanda.

Tawa Dira dan Qaila pecah melihat wajah bunda dan Nasya yang merasa sangat bersalah. Sedangkan Tania hanya geleng-geleng melihat kelakuan anaknya dan teman-teman anaknya.

"Kalian yah tega banget ngerjain aku" Ucap Nasya sok dramatis

"Hahahaha" Tawa Dira dan Qaila

"Astagfirullah, sudah sudah. Kalian ini bikin bunda pusing liat kelakuan kalian bertiga" Kesal Tania

"Hehehe maaf bun" Ucap mereka serentak. Qaila yang biasanya manggil Tante kini mengubah nama panggilannya menjadi bunda ini semua juga keinginan Tania.

"Yasudah kalian makan dulu, lalu sholat Maghrib" Ucap Tania lalu meninggalkan dapur dan mereka bertiga hanya mengangguk.

Setelah selesai makan, mereka bertiga melangkahkan kakinya menuju kamar Dira untuk menunaikan ibadah sholat Maghrib. Setelah sholat ketiga gadis tersebut memutuskan untuk bercerita tentang kejadian konyol yang mereka lalui.

"Lah lucu banget sih kamu Dira, ternyata kamu pecicilan juga yah? Aku kira kamu tuh orangnya sangat pendiam" Tanya Qaila disela tawanya.

"Hahaha, Dira mah jaga image depan orang. Tapi kalau sudah kenal sama dia, orang langsung kaget liatnya" Jawab Nasya. Sedangkan Dira hanya malu-malu.

"Hehe iya dong, kita sebagai perempuan harus feminim jangan blak-blakan. Tapi kalau dirumah bebas mau ngapain aja" Ucap Dira santai

"Ohiya kenapa kamu pakai cadar, kan kamu cantik kenapa mau ditutup dan sejak kapan kamu pakai cadar?" Tanya Qaila. Memang saat ini Dira tidak memakai cadar, sebenarnya Dira canggung tanpa cadar didepan orang lain tapi Dira sudah menganggap Qaila sebagai saudara dan lagian pula dia juga perempuan.

"Ok aku akan jelasin, didengar baik-baik yah" Ucap Dira dan Qaila mulai mengambil posisi duduk untuk mendengarkannya dengan baik, sedangkan Nasya hanya memilih berbaring karena dia sudah tau jawaban dari pertanyaan Qaila.

"Aku pakai cadar ini itu waktu SMP kalau nggak salah waktu kelas delapan deh, aku pakai cadar karena dulu banyak teman bahkan sahabatku yang meninggalkan aku karena cowok yang mereka sukai itu suka sama aku. Jadi dari kejadian itu aku berniat untuk pakai cadar tidak banyak pasang mata yang memandangku dan agar sahabat-sahabatku kembali berteman dengan aku tapi walaupun aku sudah bercadar mereka masih membenci aku" Ucap Dira lirih, Qaila pun terharu mendengar cerita Dira.

"Maaf yah udah bertanya seperti itu" Ucap Qaila tulus

"Nggak apa-apa kok, lagian sekarang aku sudah bahagia punya kalian" Ucap Dira dengan senyum tulus.

"Uhhh terharu aku, sini sini aku peluk kalian" Ucap Nasya. Dan ketiganya pun saling berpelukan.

"Ohiya, kapan kalian mau pake hijab?" Tanya Dira dan kedua gadis itu saling berpandangan. Memang Nasya dan Qaila belum menutup auratnya tapi Dira menerima mereka apa adanya dan akan mengubah mereka.

"Hehe nanti diusahakan" Ucap Nasya yang membuat Dira geleng-geleng kepala.

"Hijab itu wajib loh, lagian kalian juga sudah besar kan" Ucap Dira.

"Iya iya nanti kita coba" Ucap mereka serentak.

"Oh iya besok kan Minggu. Gimana kalau kita begadang nonton film Korea" Usul Nasya

"Iya ayo" Jawab Dira dan Qaila girang. Dira juga adalah seorang gadis pecinta Drakor seperti Nasya dan Qaila, tapi tidak sealay Nasya.

Dira berdiri dari tempat tidur untuk mengambil laptopnya, setelah itu Dira kembali keatas tempat tidur. Ketiga gadis itu mengambil posisi nyaman untuk nonton dan ketiga gadis itu pun hanyut dalam dunia Drakor.















Jangan lupa vote yah

DiRafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang