-07-

48 5 12
                                    

Sudah beberapa bulan Dira bersekolah di SMA PELITA tapi masih banyak siswa yang memandangnya dengan tatapan kurang suka tapi dia tetap sabar. Sepanjang jalan menuju kelas Dira hanya menunduk dan menghiraukan omongan siswa lain tentang dirinya sampai dia tidak sengaja menabrak seseorang.

"Heh, kalau jalan tuh lihat kedepan jangan nunduk aja" bentak seseorang

"Maaf kak aku tidak sengaja" ucap Dira setelah itu dia melanjutkan jalannya menuju kelas tapi di tahan sama Alice orang yang membentaknya tadi.

"Woi lo mau kemana, tanggung jawab dulu lo udah nabrak gue. Sakit nih tangan gue lo tabrak" ucap Alice. Dira hanya bingung, perasaan dia hanya menabrak punggung kakak kelasnya itu tapi kenapa tangannya yang sakit.

"Sekali lagi aku minta maaf kak, ayo kak aku bawa ke uks untuk periksa tangan kakak" ucap Dira

"Nggak usah, lo temuin gue dikantin pas jam istirahat" katanya lalu meninggalkan Dira yang mematung

Dira hanya menatap kepergian kakak kelasnya itu dengan pasrah lalu dia melanjutkan jalannya menuju kelas dengan wajah yang ditekuk.

"Assalamualaikum" ucap Dira dengan nada malas

"Waalaikumsalam" jawab penghuni kelas yang sudah datang

"Ngapa tuh muka ditekuk?" Tanya Qaila

"Nggak apa-apa kok" jawab Dira. Nasya yang baru masuk kelas yang melihat wajah Dira yang ditekuk langsung menghampiri Dira dan bertanya apakah Dira sedang ada masalah.

"Kamu kenapa Dir?" Tanyanya

"Nggak apa-apa kok" jawabnya. Mendengar jawaban dari Dira, Nasya  tahu pasti Sahabatnya ini sedang di mood yang tidak baik jadi dia memilih untuk diam dan melanjutkan tugasnya yang belum selesai.

*****

Jam istirahat tiba Dira berdiri dari tempat duduknya dan keluar kelas menuju kantin sendirian tanpa memperdulikan teriakan Nasya yang memanggilnya. Nasya dan Qaila pun langsung mengejar Dira karena takut terjadi sesuatu pada sahabatnya itu. Rafa yang melihat kejadian itupun langsung mengikuti ketiga gadis itu karena dia merasa khawatir pada gadis bercadar tersebut.

Sesampainya dikantin Dira menghampiri meja dimana Alice berada dan berdiri tepat dihadapan Alice.

"Bagus lo datang juga, gue kira lo bakalan kabur dari tanggung jawab atas perbuatan lo tadi pagi" ucap Alice

"Aku tidak akan lari dari kesalahan yang aku perbuat" ucap Dira

"Ok deh, kalau gitu sekarang lo pesan makanan buat gue" suruh Alice, Dira hanya mengangguk pasrah dan berjalan menuju warung untuk memesan makanan.

Nasya yang melihat sahabatnya diperlakukan seperti itu ingin maju dan mencakar-cakar muka kakak kelasnya itu tapi dia ditahan oleh Qaila.

"Udah disini aja dulu, kalau kak Alice masih berbuat seenaknya kita maju" ucap Qaila dan dibalas anggukan oleh Nasya.

Setelah makanan sudah selesai, Dira membawa makanan tersebut ke meja Alice.

"Nih, kak makanannya kalau begitu aku kembali kekelas yah kak" ucap Dira dan berbalik menuju kelas tapi ditahan oleh Chaca a.k.a teman Alice dan Alice langsung menyiram Dira dengan minuman yang tadi dibawa oleh Dira.

Melihat sahabatnya diperlakukan seperti itu Nasya langsung maju dan membalas perlakuan Alice dengan menyiramnya kembali. Dan Rafa yang melihat kejadian tersebut pun maju untuk melihat keadaan Dira.

"Maksud lo apa siram gue hah!" ucap Alice. Nasya ingin menjawab tapi omongannya dipotong oleh Rafa.

"Yang seharusnya bilang begitu itu kita, maksud lo apa siram Dira dan ngapain lo suruh-suruh dia pesan makanan buat lo. Emang lo bos disini, seenak jidatnya suruh orang" bentak Rafa

"Kok kamu bentak aku dan bela dia sih, Raf" ucap Alice dengan nada sedih

"Gue bela dia karena lo yang salah, lo itu seharusnya kasih contoh yang baik buat adek kelas lo bukannya contoh yang buruk seperti ini" ucap Rafa setelah itu dia menarik lengan Dira menuju koperasi sekolah. Nasya, Qaila dan dua sahabat Rafa hanya menatap perlakuan Rafa dengan tatapan terkejut. Dira juga terus memperingati Rafa untuk melepas pegangan Rafa dari lengannya karena mereka bukan mahram.

"Raf, tolong tangannya dilepasin kita bukan mahram" mohon Dira tapi Rafa tidak mendengarnya

"Raf, RAFA TOLONG LEPASKAN TANGAN AKU KITA ITU BUKAN MAHRAM" ucap Dira dengan nada tinggi dan Rafa langsung melepaskan pegangannya

"Dir, gue minta maaf gue" ucap Rafa

"Terima kasih karena tadi kamu sudah bela aku" setelah itu Dira pergi meninggalkan Rafa tanpa menjawab permintaan Rafa. Rafa hanya menatap kepergian Dira dengan tatapan bersalah karena sudah lancang memegang lengan Dira walaupun lengannya dibaluti dengan kain tapi Dira tetap marah padanya.

*****

Setelah selesai mengganti pakaiannya dengan pakaian cadangan yang ada dilokernya Dira kembali ke kelasnya dengan wajah datar. Nasya dan Qaila yang melihat wajah Dira seperti itu memilih untuk diam karena dia sudah tahu masalahnya. Rafa yang melihatnya pun merasa bersalah karena telah memperlakukan Dira seperti itu didepan banyak orang.

Sepanjang pelajaran Dira hanya diam dan memperhatikan guru yang menjelaskan materi. Sesekali Nasya dan Qaila memanggil Dira tapi tidak digubris oleh Dira lebih memilih diam sampai bel pulang sekolah berbunyi.

"Dir, kamu pulang sama aku atau dijemput?" tanya Nasya

"Pulang sama kamu" ucapnya singkat

"Oh gitu, yaudah ayo ke parkiran" ajak Nasya yang berjalan menuju parkiran dan diikuti oleh Dira.

Sepanjang perjalanan suasana dalam mobil Nasya hanya hening, tidak ada pembicaraan sedikit pun sampai akhirnya mereka tiba didepan rumah Dira.

"Makasih, mau singgah?" tanya Dira

"nggak deh, salam sama bunda yah" ucap Nasya

"Oh yaudah, hati-hati" ucapnya yang dibalas senyuman dan Nasya langsung pergi dari rumah Dira.





Jangan lupa di vote yah

DiRafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang