-08-

42 4 1
                                    

Sejak pulang sekolah Dira terus berada dalam kamarnya, bunda bingung melihat kelakuan anaknya yang berbeda hari ini. Biasanya kalau dirumah Dira itu pecicilan, tapi kali ini dia sangat pendiam.

"Kamu kenapa, nak?" tanya Tania a.k.a bundanya Dira

"Nggak apa-apa kok bun" jawabnya

"Yaudah kalau nggak mau cerita sama bunda nggak apa-apa" kata bunda

"Nggak kok bun, aku cuma pusing sama pelajaran disekolah" ucap Dira dan diangguki oleh bunda

"Oh, yaudah istirahat kalau gitu. Bunda tinggal yah, selamat malam" kata bunda lalu meninggalkan kamar Dira

"Malam bun" ucap Dira yang masih bisa didengar oleh bunda. Dira pun memilih untuk tidur daripada memikirkan kejadian tadi siang.

*****

Dilain tempat, seseorang tengah sibuk dengan lamunannya sampai dia tidak menyadari ada seseorang yang masuk kedalam kamarnya.

"Kamu kenapa, Raf?" tanya Annisa a.k.a kakak Rafa

"Nggak apa-apa kok kak" jawabnya dengan nada lesu

"Kalau ada masalah kamu bisa cerita sama kakak" kata Annisa. Rafa hanya menghela nafas kasar

"Aku lagi bingung kak" kata Rafa

"Bingung kenapa?" tanyanya, kemudian Rafa menghela nafas kasar lagi

"Gini kak, tadi siang disekolah aku nggak sengaja tarik lengannya Dira untuk keluar dari kantin" katanya

"Memang masalah yah kalau aku tarik dia, kan aku cuma bantuin dia supaya nggak dibully lagi" sambung Rafa

"Yah salahlah, kamu tahukan Dira itu pakai cadar otomatis dia jaga diri untuk tidak bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya" Annisa langsung menjitak kepala Rafa, Rafa yang mendapat jitakan hanya meringis.

"Yah kan aku cuma bantuin dia, lagi pula kita nggak bersentuhan langsung" katanya untuk membela dirinya

"Biar kamu bantuin dia tapi kamu sudah lancang untuk memegangnya. Pasti dia sangat marah yah?" tanya Annisa

"Iya kak" jawab Rafa dengan nada lesu

"Eh tunggu dulu, baru kali ini kakak lihat kamu kayak gini. Biasanya kamu cuek aja tuh sama orang, kamu ada rasa yah sama dia" tuduh Annisa

"Apaansih nggaklah, aku cuma nggak enak aja sama dia" belanya

"Masa sih, kakak nggak percaya" kata Annisa dengan nada mengejek

"Yaudah kalau nggak percaya, sana deh kakak keluar aja" usir Rafa pada kakaknya

"Raf taarufan aja sama dia, ntar nyesel loh kalau udah diambil sama orang" saran Annisa

"Kakak keluar aja deh" Rafa langsung mendorong pelan kakaknya untuk keluar dari kamarnya lalu menutup pintu kamarnya.

Rafa mengambil handphonenya yang berada diatas nakas, dia ingin mengirim pesan permintaan maaf kepada Dira karena dia terus dihantui rasa bersalah.

Rafazkaptra.

Gue minta maaf soal kejadian tadi siang.
Send..

Setelah mengirim pesan tersebut Rafa memilih untuk tidur karena besok dia harus ke sekolah.

*****

Pagi hari Dira sudah rapi dengan pakaian sekolahnya, hari ini dia akan mengendarai mobil sendiri kesekolah karena Nasya yang biasa menjemputnya tidak bisa datang karena Nasya ada acara keluarga diluar kota. Gunawan a.k.a ayah Dira ingin mengantarnya tapi Dira menolaknya dengan alasan beda arah. Jadi ayahnya membiarkan untuk berangkat sendirian kesekolah.

"Yah, Bun! Aku berangkat ya. Assalamualaikum" salam Dira pada orangtuanya

"Waalaikumsalam. Hati-hati" jawab orangtuanya dan mengingatkan anaknya untuk berhati-hati dalam berkendara.

Dira turun dari mobilnya dan banyak
Pasang mata yang melihat kearahnya tapi dia hiraukan dengan memainkan handphonenya. Ketika membuka aplikasi WhatsApp dia melihat pesan dari orang yang membuat moodnya hancur.

Rafazkaptra

Gue minta maaf soal kejadian tadi
siang.

Dira hanya membaca pesan tersebut tanpa berminat untuk membalasnya. Lalu melangkahkan kakinya menuju kelasnya dan dikoridor dia tidak sengaja berpapasan dengan Rafa dan dia juga tidak sengaja bertatapan dengan Rafa. Rafa juga terlihat cuek saja dan itu membuat Dira bingung.

"Bukannya dia minta maaf lagi saat ketemu aku, lah ini malah cuek aja. Eh yaudahlah kok aku mikirin itu sih" Batin Dira. Lalu melanjutkan jalannya menuju kelas.

Reza, Fahri yang merupakan sahabat Rafa merasa bingung melihat kelakuan sahabatnya ini. Katanya Rafa ingin meminta maaf sama Dira tapi tadi dia cuek aja sama orangnya yang udah ada dihadapannya.


"Raf, kok tadi lo cuek aja sama Dira?" tanya Fahri

"Iya gue kira lo mau minta maaf soal kejadian kemarin" timpal Reza

"Gue udah minta maaf sama dia tapi nggak digubris. Yaudahlah gue mah cuek aja yang penting kan gue udah minta maaf" ucapnya santai

"Kalau dia nggak mau maafin?" tanya Reza

"Nggak apa-apa kan" jawabnya santai

Reza, Fahri hanya diam melihat kelakuan sahabatnya yang kelewat santai.

"Ayo deh ke rooftop, sekali-kali bolos" ajak Rafa

"Pala lu yang sekali-kali bolos, lo itu udah berkali-kali bolosnya" ucap Fahri kemudian menoyor kepala Rafa

"Ayolah, bosan mah gue belajar terus" ajak Rafa lagi

"Yaudah kita juga bosan belajar" kata Fahri yang diangguki oleh Reza

Ketiganya berjalan menuju rooftop untuk menenangkan pikirannya masing-masing dan melupakan masalah pelajaran yang membuat otak mereka menjadi pusing tujuh keliling.

DiRafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang