Malam semakin larut, akhirnya Reza dan Zahra memutuskan untuk pulang. Mereka sudah sampai di perkarangan rumah Zahra. "Makasih ya Za, malem ini udah buat gue seneng banget."
Reza tersenyum penuh arti, "sama-sama Ra, gue juga seneng banget malem ini. Bisa di temenin bidadari kayak lo."
Blush ucapan Reza barusan membuat pipi Zahra bak kepiting rebus, "apaan sih Za."
"Ra, gue baru tau kalo bidadari mukanya bisa merah kayak gitu."
"Gombal mulu sih kerjaan lo."
Reza turun dari motornya dan berhadapan dengan Zahra, "Ngga Ra. Gue ga gombal ko, tapi emang bener lo itu bidadari gue. Yang selalu menerangi hati gue di tengah gelapnya malam."
Dan lagi seketika wajah Zahra kembali memerah akibat ucapan Reza, "ishh terserah lo aja deh. Gue mau masuk dulu." dan langsung membelakangi Reza.
"Ra"
Zahra menghentikan langkahnya mendengar panggilan Reza.
"Kenapa Za?"
Mereka saling pandang. Reza mendekat ke arah Zahra. Tatapan mereka saling terkunci. Jarak mereka sangat dekat. Hidung mereka bersentuhan. Hembusan nafas Reza pun bisa di rasakan oleh Zahra.
Semakin mendekat, dan mendekat, Zahra yang takut karena perbuatan Reza. Ia memejamkan matanya.
Melihat Zahra yang memejamkan matanya, membuat Reza mengeluarkan senyum smirk nya .
"Kenapa lo merem? Gue ga bakal ngapa-nagapain lo. Sebelum gue halalin lo." bisik Reza yang membuat Zahra merinding.
Dengan segera Zahra mendorong dada Reza, "ish aa-pan sih. Siapa juga yang merem merem gitu." ujar Zahra gelagapan.
"Yakin?" dengan senyum smirk-nya.
Melihat senyuman mengerikan dari Reza membuat Zahra bergidik ngeri, "udah udah ah, mending lo balik deh. Udah malem ini. Dan inget jangan ngebut."
Mendengar ucapan Zahra yang terdengar khawatir membuat Reza tersenyum geli, "ciyee, abang di perhatiin sama eneng bidadari. Aww jadi pengen terbang abang."
Bugh Zahra memukul dada Reza.
Reza memegangi dadanya, sambil meringis kesakitan, "duh ko kamu ganas si, sayang."
Zahra hanya memutar bola matanya malas, "lo sih pede banget jadi orang. Kurang-kurangin deh pede lo."
"Ya udah iya, abang tamvan balik dulu ya."
"Satu lagi, bidadari nya Reza inget ya kalo Reza yang baik nan tamvan ini selalu sayang sama Zahra sampai kapan pun." ucapnya seraya mengedipkan sebelah mata.
Kemudian Reza menaiki motornya. sebelum ia memakai helm nya, ia kembali mengucapkan sesuatu pada Zahra, "Bidadari, jangan lupa nanti sebelum tidur cuci muka, cuci kaki, ganti pakaian juga."
"Oh iya jangan lupa ya mimpiin abang tamvan."
Dan hal yang membuat hati Zahra hangat adalah saat Reza mengatakan, "I love you bidadari. Assalamualaikum, cantik." dan Reza berlalu meninggalkan rumah Zahra.
Zahra yang masih diam di tempatnya, kemudian ia tersadar. Dan langsung berlari ke dalam rumah, "MAMAHHHH, PAPAHHHHH. ZAHRA BAPERRRR!"
***
Setelah memarkirkan motor kesayangannya. Reza berjalan gontai memasuki rumahnya seraya tersenyum.
"ASSALAMUALAIKUM. YUHUU PAPAH, MAMAH. REZA TELAH KEMBALI SETELAH SEKIAN LAMA."
KAMU SEDANG MEMBACA
ReZahra
Teen FictionKisah tentang seorang pasangan kekasih yang aneh, konyol, dan gila. Mereka bisa saja romantis, tapi mereka juga bisa bertingkah layaknya seorang musuh. Kadang mereka menertawakan hal yang tidak lucu, terkadang juga mereka bisa bertengkar karena hal...