Part.3; Terpikir

2.3K 24 0
                                    

Lasya dan Arga saat ini duduk bersampingan di pinggir ranjang rumah sakit. Jeff dan Kylie baru saja pulang setelah Arga bilang kalau Lasya adalah kekasihnya.

"Apa Anda sudah bisa menjelaskannya, Pak?" Tanya Lasya mencoba menahan emosinya.

"Aku tidak punya pilihan lain. Berita di luar sana tentang kehidupan percintaanku sangat mengganggu Daddy dan Kakakku." Jawab Arga santai.

"Tapi, Anda tidak bisa seenaknya, Pak."

"Ayolah, anggap ini win - win solution. Okey?"

"Saya sama sekali tidak mengerti, Pak." Ucap Lasya.

"Kita akan saling menguntungkan. Aku akan membiayaimu dan kau berpura - pura menjadi kekasihku. Apa yang sulit?" Ujar Arga.

"Saya tidak bisa, Pak. Kalau dilihat dari umurpun, sungguh tidak masuk akal jika kita adalah sepasang kekasih Pak." Ucap Lasya.

"Saya pamit. Terimakasih untuk biaya pengobatannya." Lanjut Lasya.

Lasya bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruangan. Dengan cepat, Arga ikut bangkit dari duduknya dan memanggil Lasya. Namun, Lasya sama sekali tidak menoleh.

"Sial." Gumam Arga.

...

ARGA'S POV

Aku sama sekali tidak mengerti dengan pemikiran Lasya. Padahal, dia terlihat tidak mempunyai tempat tinggal.

Sialnya, aku sama sekali tidak bisa mencari tahu siapa dia. Karena aku hanya tahu nama singkatnya saja untuk registrasi tadi. Aku menyesal tidak menanyakan umurnya dan lain - lain.

Namun, kalau dilihat - lihat. Lasya seperti masih sangat muda. Kalau diperhatikan lagi, dia tadi mengatakan kalau kita tidak masuk akal menjadi pasangan kekasih apabila dilihat dari umur.

Kalau Lasya benar - benar tidak mempunyai tempat tinggal, berarti dia tidak punya tujuan sekarang. Sepertinya dia tidak punya uang juga.

...

Lasya berjalan dengan langkah bimbang. Harus kemana ia sekarang? Tidak ada uang, tempat tinggal dan tujuan.

Dengan kaki yang masih sedikit nyeri, Lasya memaksakan berjalan. Tanpa melihat ke belakang.

Lasya melewati sebuah rumah makan dan tertera bahwa membutuhkan jasa cuci piring.

Tidak ada pilihan lain. Batin Lasya.

Lasya memasuki rumah makan tersebut dan menemui pemiliknya. Ia aka memulai bekerja hari ini agar ia bisa makan.

Lasya bekerja terus tanpa kenal lelah. Sesekali ia beristirahat. Rumah makan ini memang terkenal enak, jadi tidak salah kalau ramai.

Baru saja ia akan istirahat, piring kotor sudah memanggil untuk dicuci.

Semangat!. Batin Lasya lagi.

Lasya terus berkata dalam hati untuk terus semangat.

Tanpa disadari, sekarang sudah pukul delapan malam. Masakkan disini sudah habis dan mengharuskan toko tutup.

"Ini gajimu untuk hari ini." Ucap pemilik rumah makan tersebut.

Lasya menerima uang tersebut dengan senyuman yang lebar.

"Terimakasih."

Sekarang, Lasya harus memikirkan dimana ia harus tidur. Lasya kembali berjalan dengan kakinya yang sakit.

Lasya mendapat lima puluh ribu rupiah untuk kerjanya setengah hari ini. Ia haru mengirit. Tapi, dimana dia harus tidur sekarang?

Lasya berjalan di atas trotoar, tiba - tiba ada sepeda motor dengan pengendara yang berhenti di sampingnya.

WIN - WIN SOLUTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang