Lasya terbangun dari tidurnya, ia langsung mandi dan bersiap untuk pergi. Kemarin malam, Arga bilang ia hanya memesankan untuk satu malam. Karena hari ini ia harus memberikan keputusan kepada Arga.
Setelah Lasya check out, ia pergi ke perusahaan Arga. Darimana ia tahu? Tentu dari majalah bisnis yang pernah ia baca.
Lasya pergi kesana karena sudah menentukan pilihannya.
Lasya telah sampai di peusahaan Arga. Setelah terjebak dalam keramaian angkutan umum.Lasya langsung disambut oleh resepsionis yang terlihat di nametag nya bernama Vani.
"Apakah Pak Arga ada?" Tanya Lasya dengan ragu. Tiba - tiba Lasya merasa bimbang, apakah pilihannya benar?
"Apa anda sudah membuat janji?" Tanya Vani.
"Ah, belum. Tapi bisakan anda bilang kalau Lasya ingin bertemu?" Tanya Lasya.
"Baik."
"Ah, tolong bilang juga. Kalau Lasya sudah punya jawabannya." Ucap Lasya.
Lasya menggigit bibir bawahnya. Apakah Arga masih mau menerimanya setelah apa yang ia lakukan? Lasya selama ini terlalu jual mahal.
"Silahkan anda bisa ke lantai atas untuk ke ruangan Pak Arga. Nanti anda akan bertemu dengan sekertarisnya." Ucap Vani.
Lasya menuju lantai paling atas menggunakan lift.
"Permisi, saya ingin bertemu dengan Pak Arga." Ucap Lasya kepada sekertaris Arga yang bernama Lisa.
"Silahkan masuk. Anda sudah ditunggu." Ucap Lisa dengan tersenyum.
Lisa sangat cantik, Arga memang pintar memilih sekertaris.
Lisa membukakan pintu untuk Lasya. Lasya memasuki ruangan itu dan melihat Arga yang menatap dirinya sambil duduk di kursi kebesarannya bak seorang raja.
"Jadi kau sudah mempunyai jawabannya?" Tanya Arga to the point. Bahkan, Lasya masih berdiri di depan pintu.
"Ya."
"Apa?"
"Ya," Lasya menjawab dengan singkat, padat dan sangat jelas.
"tapi ada syarat yang harus Anda berikan padaku, Pak." Lanjut Lasya membuat Arga bingung.
...
LASYA'S POV
Aku telah memutuskan untuk menyetujui kesepakatan dengan Pak Arga.
"Apa syaratnya?" Tanya Pak Arga.
Aku memang sudah memikirkan apa saja syaratnya.
Aku memberikan selembar kertas yang sudah berisi persyaratan yang harus ia laksanakan.
"Astaga, untuk kau menulisnya dengan besar untuk angka tiga, empat dan lima." Ucap Pak Arga sambil menggeleng - gelengkan kepala.
"Tentu, itu baru adil." Balas aku dengan santai.
"Aku akan memeriksanya lagi. Mungkin ada yang perlu di revisi." Ujar Pak Arga.
"Apa Pak? Tidak ada yang perlu direvisi, Pak!" Ucapku terkejut.
"Kau bisa datang kembali nanti saat jam makan siang, Lasya. Sekarang kau boleh pergi."
...
Arga memeriksa persyaratan Lasya. Ia terkekeh.
Kalau dilihat, Lasya yang lebih mendapatkan keuntungan dibanding dirinya. Ia hanya meminta Lasya berpura - pura menjadi kekasihnya di depan Jeff dan kylie.
Ada satu hal yang harus direvisi menurut Arga. Yaitu, persyaratan nomor empat. Dimana mereka tidak boleh melakukan kontak fisik.
Ya, itu memang harus di revisi. Batin Arga.
Untuk persyaratan satu, dua, tiga dan lima sudah Arga siapkan paraturannya.
Tok..tok..
Lisa masuk setelah mengetuk pintu ruangan Arga.
"Sudah waktunya makan suang, Pak. Apa anda ingin saya belikan makanan?" Tanya Lisa.
"Ya, di restoran biasa untukku dan tamuku." Jawab Arga.
"Baik." Lisa keluar dari ruangan Arga.
Selang beberapa menit, Lasya langsung masuk tanpa permisi.
"Kau sangat sopan, Lasya." Ujar Arga sarkas.
"Thanks," Balas Lasya yang langsung duduk di sofa pada ruangan Arga.
"jadi apakah anda sudah selesai merevisinya Pak?" Tanya Lasya.
"Tentu." Jawab Arga sambil tersenyum miring.
...
Lasya benar - benar tidak menyangka dengan persyaratan dari Arga.
"Jadi, Anda meminta saya untuk ikut ke setiap perjalanan bisnis anda?" Tanya Lasya memastikan.
Arga hanya menganggukan kepala.
"Hah?! Saya menolak!"
"Kenapa? Kau tidak memiliki tempat tinggal, bukan? Akan aku berikan kau rumah mewah sekalipun." Ucap Arga santai.
Lasya terdiam.
Benar juga. Batin Lasya.
"Baiklah. Deal." Ucap Lasya lalu menjulurkan tangannya kepada Arga dan dengan senang hati Arga membalasnya.
"Kalau sudah selesai, kau bisa menemui Lisa untuk meminta ponselmu dan uang untuk mencari rumah." Ujar Arga.
Lasya segera bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan Arga dengan wajah yang tertekuk.
Setelah menemui Lisa, ia segera pergi menggunakan Taxi untuk mencari tempat tinggal.
Lasya memutuskan untuk mencari sebuah kontrakan yang dibayar perbulan. Lasya membuka ponsel barunya dan meng-klik aplikasi google. Mencari kontrakan yang nyaman tidaklah mudah. Yang pasti, harus aman.
Setelah menghabiskan beberapa jam untuk mencari kotrakan, akhirnya ia mendapatkan sesuai dengan keinginannya. Namun, suasananya sangat sepi.
Lasya melupakan satu hal. Ia tidak punya kasur untuk tidur.
Apa yang harus aku lakukan? Batin Lasya.
Mungkin malam ini ia harus tidur beralaskan lantai yang dingin.
...
Tbc.
Vote.
Comment.
Share.
KAMU SEDANG MEMBACA
WIN - WIN SOLUTION
عاطفيةLasya merasa harus kabur dari rumah karena dipaksa menikah. Belum sehari ia kabur, barang - barangnya dirampas oleh pencopet. Saat ingin mengejar pencopet tersebut, Lasya teserempet oleh sepeda motor yang melaju kencang. Karena tragedi tersebut, Las...