Part.5; Sebal / Senang Bag.1

2.6K 22 1
                                    

Lasya terbangun dari tidurnya dengan badan yang mulai remuk. Ia terbangun karena ponselnya yang terus berdering. Fyi, dalam ponsel Lasya sudah di sediakan kartu nomornya.

Lasya melihat siapa yang menelponnya pagi - pagi. Jelas saja itu adalah Arga. Karena, hanya Arga yang mengetahui nomor ponselnya.

"Ada apa Pak?" Tanya Lasya.

"Sudah bangun rupanya. Cepat bersiap! Karena aku harus keluar kota sekarang juga!" Perintah Arga.

"Apa? Kenapa anda baru memberi tahu saya sekarang, Pak? Saya kan belum bersiap." Tanya Lasya.

"Kau bisa bersiap sekarang. Kirim alamatmu sekarang!" Balas Arga santai dan memutuskan sambungan seenak jidat.

Dasar pria sinting. Batin Lasya.

Satu jam kemudian...

Lasya sudah berada di dalam mobil Arga.

"Jadi, tujuan kita kemana sekarang Pak?" Tanya Lasya berusaha sabar.

"Yogyakarta." Jawab Arga.

"Menggunakan mobil?" Tanya Lasya tidak percaya.

"Tentu." Jawab Arga sambil tersenyum.

"Butuh waktu dua belas jam Pak agar sampai sana." Ucap Lasya masih tidak percaya.

"Memangnya kenapa?" Tanya Arga tanpa merasa bersalah.

"Anda benar - benar gila." Gumam Lasya yang masih bisa di dengar Arga.

"Benarkah?" Tanya Arga sambil mengubah posisi menghadap Lasya.

"Lebih baik kita berangkat sekarang." Ujar Lasya agar semua ini cepat berakhir.

Selama perjalanan menuju Yogya, suasana di dalam mobil sangat sepi. Tidak ada yang memulai pertanyaan. Lasya fokus dengan ponselnya dan Arga fokus menyetir.

Tiba - tiba, Lasya merasakan sesuatu yang mendesak.

"Pak." Panggil Lasya.

"Hm?"

"Saya ingin pipis."

"Apa? Astaga! Tadi kita baru saja melewati rest area."

"Tadi saya belum merasakannya, Pak." Ujar Lasya.

"Tapi, butuh beberapa kilometer lagi untuk menemui rest area." Ucap Arga.

"Ada satu cara Pak."

"Apa?" Tanya Arga.

"Saya haru mencubit." Balas Lasya dan langsung mencubit lengan Arga.

"Aw." Arga benar - benar kesakitan karena cubitan Lasya. Mungkin, kulitnya sampai memerah.

"Huh, rasanya lega sekali Pak. Terimakasih." Ujar Lasya sambil tersenyum.

Manis, batin Arga.

Arga berdehem.

"Kenapa Pak?" Tanya Lasya.

"Tidak ada." Balas Arga.

Arga kembali melanjutkan perjalanannya dengan tenang.

Lasya benar - benar merasa tidak nyaman.

"Pak."

"Apa lagi?"

"Boleh saya menyalakan musik?" Tanya Lasya.

"Hm."

Lasya langsung menyalakan bluetooth. Lasya memutar lagunya dengan mode shuffle play.

Lalu terputar lah lagu A Whole New World.

"Kau masih mendengar lagu ini?" Tanya Arga memulai percakapan.

"Iya Pak. Sebentar lagi filmnya akan keluar lagi. Saya sangat menunggunya Pak." Jawab Lasya.

Arga hanya menganggukan kepalanya.

"Kalau Bapak suka menonton film jenis apa?" Tanya Lasya.

"Saya? Saya tidak menonton film."

"Kenapa?"

"Tidak ada waktu. Saya sangat sibuk." Jawab Arga sambil menyombongkan diri.

"Oke yang sibuk." Balas Lasya yang menganggap jawaban Arga angin lalu. Tentu saja Arga merasa kesal.

"Apa kau tidak iri?" Tanya Arga heran.

"Saya juga sibuk, Pak." Jawab Lasya. Lasya tidak bohong. Dulu dia sekolah jadi dia sangat sibuk.

"Memangnya apa yang kau sibukkan?" Tanya Arga.

"Ah, satu kilometer lagi akan ada rest area Pak." Ucap Lasya sambil menunjuk plang yang menunjukan rest area. Tentu saja Lasya tidak mendengar pertanyaan Arga.

...

Dari pagi hari hingga saat ini Lasya dan Arga sampai di Yogyakarta di malam hari.

"Hei, bangun." Arga mencoba membangunkan Lasya yang tertidur.

Astaga, sulit sekali membangunkannya. Batin Arga.

Lasya menggeliat dan terbangun.

"Ah, sudah sampai rupanya." Gumam Lasya pada dirinya sendiri.

Lasya dan Arga turun dari mobil. Arga sudah memesankan dua kamar hotel yang bersebelahan.

"Jangan sampai besok kau terlambat." Ujar Arga dan memasuki kamarnya sendiri, begitupun Lasya.

Lelah sekali. Batin Lasya.

Keesokkan paginya...

Lasya keluar kamarnya setelah bersiap - siap untuk sarapan dan bersamaan dengan Arga yang keluar dari kamarnya dengan setelan yang rapi. Lasya juga mengenakan dress, karena semalam Arga mengingatkannya untuk mengenakan gaun yang simple.

Setelah sarapan, Lasya dan Arga siap untuk bertemu dengan lawan meeting Arga.

Ting...

Ponsel Arga bebunyi menandakan ada pesan.

Arga mengerutkan keningnya saat membaca pesan tersebut. Ia terlihat kesal.

"Ada apa, Pak?" Tanya Lasya.

"Ayo kita pulang." Balas Arga sambil berjalan ke lift.

"Apa maksud Anda pulang? Astaga! Kita sudah menghabiskan dua belas jam perjalanan." Ucap Lasya.

"Lawan meeting saya tidak bisa hadir. Istrinya sakit. Buat apa kita harus tetap disini? Bodoh!" Balas Arga.

"Tidak! Kita bisa liburan selama selama seharian, Pak. Bahkan, punggung saya masih terasa kaku harus duduk dua belas jam." Ujar Lasya.

"Ck! Baiklah."

...

Masih ada bag.2 nya ya...

Sampai bertemu di part yang sama dan bag.yang berbedaaa

WIN - WIN SOLUTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang