Suara mereka bercampur menjadi satu. Membuatku lapar dan ngantuk. Tidak hanya suara, mereka juga sesekali bergosip tentangku. Tapi siapa yang peduli? Toh aku juga tidak marah karenanya, karena mau bagai manapun itu tidak akan mengembalikan orang tuaku.
"Si Haechan mau aja deketin Yuki, padahal dah tau kalo dia bakal di tolak mentah mentah sama itu bocah "
"Gak tau juga tuh bocah, padahal udah dikasih kesempatan sama Haechan "
"Ati ati nanti orangnya denger "
"Halah biarin aja, toh dia sampe sekarang juga gak pernah ngelawan "
"Dia juga gak di didik sama oratunya "
"Cuma tinggal sama abangnya doang kan?"
"Tapi katanya abangnya itu ganteng banget! Kaya anime gitu mukanya deh "
"Ah masa ?!"
"Auto gebet "
Dalam hati aku memaki mereka, ingin menginjak injak muka yang mulus itu. Kemudian memaki menggunakan kata kata kasar yang ingin sekali mulutku ucapkan dari dulu.
Tapi apa gunanya, walaupun aku memaki seseorang aku akan di benci mama dan papa. Bersikap tidak baik pada teman sekolah. Akan membuat mama dan papa sedih di akhirat sana.
"Masih bisa tenang ya, kalo gue jadi lo mungkin orang itu udah gue banting badannya " ucap seseorang. Sebenarnya aku tahu siapa dia, tapi aku malas memberi tahukannya.
Orang cerewet, humoris dan menjengkelkan itu selalu mengganguku. Aku tidak tahu maunya apa, tapi aku biarkan saja dulu. Dan selahnya aku tidak tahu akan berbuat apa padanya.
Aku akan langsung pulang, menunggu kakak hingga pulang. Meredam amarah yang tersulut batusan.
_prologue_
To be continued
Hiya hiya kembali lagi dengan autor yang agak gak waras ini
Jujur sih aku cukup ragu mau publis cerita yang satu ini
Tapi karena udah terlalu lama di draf dan temen aku yang ngoceh minta di publis, dan jadilah aku publisPs: happy reading and enjoy 😄
Ps2: hati hati typo bertebaran di mana manaOke gw gak jago bikin tulisan kaya gini TT
Good bye in next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || Renjun [✓]
Teen Fiction[Completed] "Aku percaya akan takdir, dan takdir lah yang mengubah hidupku" - Start: 7 April 2019 - Finis: 6 Januari 2020