Another Level for Me!

116 3 1
                                    

Sudah hampir tiga jam Aku bermain Hellfire, game RPG tersusah yang bikin otakku terbakar. Melawan  boss pertama saja rasanya sudah kayak orang gila. Bagaimana ke level selanjutnya? Jujur ini sangat susah. Orang yang membuat game ini terlalu niat dan sangat keterlaluan. Ok, Aku memang orang stress yang tak punya tujuan, buktinya sudah tahu game ini susah malah terus-terusan mencobanya. Hellfire adalah game RPG yang bisa dimainkan beramai-ramai. Bisa mengadu strategi dengan pemain atau kelompok lainnya juga. Aku dan Juggernaut lainnya berencana untuk membuat kelompok di hellfire  dan mengikuti kompetisi internasionalnya. Tapi, sungguh itu tidak mungkin karena Aku tahu Juggernaut  bukanlah seorang pro-gamer, Juggernaut hanya sekumpulan anak remaja yang fanatik dengan game, dan mereka mendeklarasikan diri mereka sebagai gamer sejati, that's all.

"Otakku mau pecaaah!!" Aku berteriak seraya membanting diri ke tempat tidur. Aku merasa seperti pasien baru di RSJ akibat hellfire yang begitu menantang. Boss pertama sudah kulalui, tetapi Aku malah menantang pemain lainnya yang bernama Jody. Orang itu berasal dari Indigo dan sangat-sangat pintar. Sudah hampir sepuluh ronde dan Dia belum terpukul sama sekali. Malahan Aku kalah di ronde ke-5 dan Ia memintaku untuk bertarung lagi. oh hell, dan itu berakhir dengan kondisi otakku yang melemah, "Logikanya mantap betul!" pikirku. Aku mencantumkan namanya ke dalam buku 'Ambisi untuk menghabisi' ku yang sudah setebal kitab. Semacam Bingo book gitu.

Aku memasuki asrama tempat tinggal Nikolai dan Silhouette. Asrama yang berbasis minimalis tersebut sangat mentereng di Golden Graham. Yaah...cocok lah untuk kalangan muda-mudi yang jauh dari orang tuanya. Kuketuk pintu kamar Nikolai, dan munculah Nikolai yang hanya memakai handuk saja dan rambutnya basah sehingga makin mirip dengan hantu. "Ada apa ke sini?" tanyanya sambil menyisir rambutnya. 

"Berguru kepadamu." Jawabku dengan wajah yang datar. Ia menatapku dengan horor dan memeras rambutnya yang basah.

"Berguru apa? tunggu! Kau boleh masuk setelah Aku pakai baju!" Nikolai menutup pintu kamarnya. Aku membalik badanku dan masuk ke kamar Silhouette tanpa ketukan. Kutemukan Silhouette yang sedang melakukan ritualnya, yaitu bersih-bersih. "Eh Randy...kenapa kesini?" tanyanya seperti bapak rumah tangga betulan. Aku tersenyum,

"Mau berguru kepada Nikolai. Aku mau jadi orang pinter kayak Dia." 

"Ow...Nikolai otaknya profesor loh, Ran. Hati-hati aja! Waktu itu Aku minta diajarin rumus matematika sama Dia, ngerti sih ngerti pas diajarin sama Dia, tapi galaknya...super." Mendengar itu Aku langsung merinding disko. Seorang Nikolai memang terkenal karena kedinginan, ketegasan, serta kepintarannya. Tapi Ia juga terkenal dengan kegalakannya yang melebihi Pak Pharos yang seperti fir'aun tersebut. "Biarin! Aku ingin berguru kepadanya agar bisa menjadi strategist keren macam dia!" Ucapku mantap. Silhouette hanya tertawa sambil mengepel lantainya dengan kain.

"Kau bilang kau ingin seperti Dia? Sudahlah Ran...ikuti apa kata tubuhmu saja. Jika otakmu tidak nyampe jangan dipaksakan, nanti bisa stroke loh!" 

"Benar juga sih, tapi...Aku tetap ingin seperti dia!" Aku berkata layaknya orang keras kepala. Silhouette yang berjiwa tenang hanya bisa menanggapiku dengan senyuman di wajahnya. "Kamu belum mengerti juga ya. Begini deh, Kau mengagumi Nikolai karena strategi-strateginya yang memajukan Juggernaut. Tetapi dibidang menembak sesuatu dengan jitu, Kau rajanya! Maka dari itu Kau dipilih sebagai marksman utama dalam kesatuan Juggernaut, Ran!" Ok, Aku mulai mengerti dan Aku senang mendengarnya."Jadi...menurutmu Aku ini hebat?" tanyaku malu-malu.

"Iyalah! Kau pernah mengalahkan Bob Tory di kompetisi Tiger Shot se-Golden Graham! Kau tahu? Bob Tory itu orang yang ditakuti di Golden Graham, Ran! Dia itu pemain First Person Shooter terbaik! Pemain FPS terbaik se-Golden Graham, Ran! Kau harus tau itu!" Sil berbicara dengan semangat yang membara-bara.

"Oh, Aku tak pernah tau tentangnya. Hm...siapa yang lebih hebat dari Bob akan kukalahkan dalam kompetisi Wicked Gun minggu depan! Aku akan membuktikan kepada Juggernaut dan Golden Graham bahwa i'm invincible!" Aku berbalik dan keluar dari kamar Silhouette dengan gak jelasnya. Kuketuk kembali pintu kamar Nikolai. Nikolai membuka pintunya dan melongo keluar. "Ah...ternyata balik lagi." ucapnya sambil mempersilakan diriku masuk ke kamarnya yang sangat-sangat rapi.

"Maaf Nik, tapi kayaknya Aku tidak butuh bantuanmu. Aku tidak perlu berguru kepadamu dan Aku akan melakukan tindakan sesuai apa yang tubuhku bisa lakukan. Sebagai Marksman utama di Juggernaut, Aku akan setia bermain First Person Shooter dan mengharumkan nama Juggernaut lewat kompetisi-kompetisi FPS se-Golden Graham!" Kataku semangat '45 yang sukses membuat Nikolai kebingungan.

"Kamu ngomong apaan, sih?" tanyanya dingin.

"Intinya Aku mau mengalahkan orang yang lebih hebat dari Bob Tory!" Kataku kemudian pergi meninggalkan Nikolai yang kebingungan. Aku berlari kegirangan menuju Chocolatier Cafe untuk meneguk kopi arabica kesukaanku. Tetapi, di tengah jalan, Aku melihat salah satu personil Gangsta Gang, Agatha Lorino sedang duduk di depan toko bangunan. Aku menghindarinya, menggunakan gang senggol sebagai alternatif jalan. Tetapi itu membuatku capek karena gang senggol yang berlika-liku dan tiada hentinya hingga akhirnya Aku bertemu seorang bapak-bapak sedang duduk di samping jalanan gang yang sempit. "Hey kid!" sapanya yang membuatku merinding. Aku berjalan melaluinya, tetapi tanganku ditarik olehnya dan Aku pun berteriak. "Mau kemana sih? Buru-buru amat!" Oh no, Bapak-bapak ini adalah orang homo. Dan itu 100 kali lebih menakutkan daripada Nikolai. 

"Maaf Bapak, bisa lepasin tangan saya?" tanyaku sambil bersifat sok tenang. Bapak itu menyeringai, Ia mencekik leherku dan menodongkan pisaunya di hadapanku.

"Kau bergerak, namamu hilang." Ucap Bapak itu mengerikan. Aku sangat panik. aku tidak bisa berteriak sedikitpun, rasanya tenggorokanku tertutup totalitas. Sadar tidak sadar, Tanganku meraih tangan Bapak itu dan secara ajaib Aku membanting Bapak itu hingga kepala bapak itu terbentur batu dan darah pun keluar dari kepalanya. "ANAK BRENGSEEEK!!" Bapak itu maju dan ingin menonjokku. Tetapi Aku menghindarinya dan menyikut tengkuknya. Bapak itu runtuh di kakiku. Dan dengan kejinya Aku menendangnya hingga Ia tak sadarkan diri.

Aku kabur dari peristiwa yang sangat-sangat mengerikan tersebut. Aku menyusuri gang senggol yang betul-betul panjang hingga akhirnya Aku sampai di depan bekas pabrik yang terbakar. Jalanan terlihat sepi dan itu membuatku semakin takut. "Wow! Apa itu barusan?" tanyaku bermonolog masih tak sadar dengan perbuatan tadi. Ok, Aku pernah belajar kung-fu saat SD, tetapi itu kan dahulu kala. Aku sudah lupa totalitas setiap gerakan yang diajarkan Master Tony waktu SD. Mungkin itu memang bakat alami seorang  pria dan itu membuktikan bahwa Aku bukanlah cowok yang sok jantan. Aku benar-benar cowok yang jantan. Ok, itu tidak penting. yang terpenting adalah Aku bisa pulang ke rumah dengan selamat.

JuggernautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang