Don't Worry, You're Safe!

91 2 1
                                    

Hari ini adalah hari senin. Hari di mana manusia melakukan aktifitas di bidang pendidikan, yaitu sekolah. Dengan semangat Aku membuka pintu kelas yang ricuh, maklum dapat kelas yang isinya preman semua. Aku menarik bangkuku dan duduk dengan senyum yang mendahsyat. "Jade, kau tahu? Hari ini kita mulai membereskan kasus Azurel." kataku sembari membanting tasku ke lantai.

"Begitu senangnya dirimu sampai-sampai Kau bertindak seperti anak kecil?" tanya Jade dengan tatapan bingung.

Aku tertawa kecil, menepuk pundak Jade pelan, "Yaah...Kau tahu sendiri, Aku kan anggota baru di Juggernaut. Jadi ini yang pertama." Kataku. Jade tertawa-tawa. tiba-tiba Pak Andry masuk dengan penggaris saktinya yang sangat-sangat mengerikan itu. Suasana kelas langsung hening.

"Anak-anak...hari ini kalian kedatangan anggota baru, dan dia berasal dari luar dan Bapak mohon  kalian tidak ribut." kata Pak Andry. Pintu terbuka, munculah seorang anak yang familiar dengan rambut yang kecoklatan, matanya yang hitam pekat berkilat-kilat seperti elang. Anak itu berdiri di depan, kelas. matanya yang tajam dan mengerikan itu melihat kearahku dengan seramnya. "Namaku Danzel Michaelouis dari Greenio, mohon bantuannya." Anak itu membungkuk lalu berjalan ke mejanya yang berada di pojok. Ia tersenyum kepadaku dengan  sorotan yang sangat-sangat dingin.

"Long time no see, Randy." Aku terbelalak ketika Ia berkata seperti itu. Betul dugaanku, Aku pernah bertemu dengannya entah kapan ataupun di mana. Aku tidak mengerti mengapa Ia kenal denganku. Kalau saja dia temanku waktu dulu, pasti Aku sudah mengenalnya dari tadi.

Jade melirik kearahku, Ia sangat khawatir. "Kau tidak apa-apa? Kau terlihat pucat." tanya Jade. Aku menggeleng pelan kemudian berdiri. "Aku harus ke toilet." Aku membuka pintu kelas, berlari ke arah toilet, dan mencuci wajahku. "Siapa dia? Mengapa Dia mengenalku?" Aku bertanya-tanya dalam hati sambil melihat pantulan diriku yang sedang kebingungan. "Matanya...mengingatkanku akan kejadian 10 tahun yang lalu." kataku bermonolog sambil mengusap dadaku yang sesak. Good, asmaku kambuh.

Aku balik ke kelas dengan lemasnya. "Sial, anak itu masih melihatku." batinku. Aku duduk di kursi dengan keadaan yang buruk. Jade makin khawatir. Aku mengambil inhaler ku dan langsung menyemprotnya. Aku menyender dan berdiam diri. "Kambuh lagi, Ran?"tanya Jade. Aku hanya mengangguk. Mencoba untuk menghirup oksigen sebanyak mungkin."Mau ke UKS?" tanya Jade. Aku menggeleng dengan pelan. Dadaku makin sesak. rasanya seperti di tusuk seribu pedang. 

Aku melihat kearah Danzel, Ia berdiam diri melihat ke jendela. Sorotan matanya sangat dingin, lebih dingin dibandingkan Nikolai yang seperti penjaga neraka itu. "Kalau Nikolai penjaga neraka, Dia apaan?" pikirku. Kuperhatikan wajahnya dalam-dalam. Dia mengingatkanku akan temanku yang sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu, Danny. Ok, stop berbicara tentang Danny.

Bel istirahat berbunyi, Aku yang sedang asma hanya diam di kelas. Nikolai masuk sambil membawa roti bakar yang kupesan. "Nih makan! Awas aja kalo Aku liat kamu begini lagi!" ucap Nikolai dengan hell keeper mode:ON-nya itu. Ok, matanya sangat-sangat mengerikan, tetapi rambutnya yang bercahaya itu bisa mengurangi kengeriandari seorang Nikolai Calgary. 

"Thanx. Ngomong-ngomong, kelasku kedatengan murid baru, namanya Danzel dan Ia kenal Aku." kataku tidak jelas.

"Hm...jadi?" Nikolai merespon dengan dinginnya. Kebetulan ia sedang memakan es krim, jadi Ia merenson dengan sangat dingin sedingin es krim yang ia makan dan itu membuatku ngeri setengah mati. Aku menarik rambut Nikolai yang sedang digerai itu. Dan itu membuat Nikolai marah. "Hei! Jangan pegang rambutku sembarangan! Rambutku baru menjalani perawatan anti ketombe, nih!" kata Nikolai yang seperti perempuan, ribut masalah penampilan.

"Hooo...jadi Nikolai KETOMBEAN?" tanyaku jahil sambil menekan kata 'ketombean'.

Nikolai mengamuk, "Hell no! Aku sedang mencegahnya! Rambutku ini selembut sutra, sewangi padang bunga, dan sebersih sabun muka. Rambutku tak pernah kotor dan sehat selalu!" Ok, Aku sudah berhasil membuat Nikolai jadi out of character, dan itu membuatku tertawa terbahak-bahak sampai-sampai asmaku makin parah. Nikolai yang tadinya gahar, dingin, mengerikan, kini menjadi anak yang puitis. 

"Hahaha! Puisi yang bagus, Nik! Ngomong-ngomong...Rambutmu kok keren, ya? Kamu apain?" tanyaku.

"Gampang, kok. Sebagai cowok bersih aku keramas setiap hari dan hairspa seminggu sekali. Dijamin rambutmu bakal keren kayak dewa." jawab Nikolai sambil mengibaskan rambutnya di depanku. Dan itu membuatku berpikir bahwa Nikolai adalah manusia setengah bencong yang lahir untuk mengurus rambutnya. Bukan hanya rambutnya, tetapi kulitnya yang sangat bening dan mulus. Sekali lagi kuperingatkan, aku adalah cowok normal dan aku hanya membicarakan tentang kulit mulus Nikolai.

Pulang sekolah, Juggernaut melakukan aksi pemberantasan anak-anak pem-bully gamers di sekolah. Aku bertugas sebagai penguntit Azurel bersama Nikolai. Dan itu membuatku tegang karena Nikolai sedang menggunakan hellkeeper mode:ON nya yang sangat mengerikan, sehingga auranya berubah menjadi hitam kelam bak langit malam.

"Nik, ada pergerakan?" tanyaku.

"Belom. Azurel masih diam di taman." responnya. Aku menganggung-angguk saja. Bosan berdiri dan mengamati Azurel terus. Tiba-tiba Nikolai menarik-narik tanganku, mengisyaratkan untuk maju. 

"Azurel diserang." Ok, akhirnya battle dimulai juga. Nikolai merenggangkan tubuhnya dan berjalan maju ke arah Azurel. Aku mengikutinya dari belakang, menjaga jarak agar tidak terkena panas auranya. Azurel sedang di kepung oleh pria-pria berbadan besar dan kekar. Mereka anak buahnya Iris si elastis dari Gangsta Gang. Pria-pria kekar itu menendang tas Azurel dan merobek buku-buku Azurel. Nikolai yang melihat itu makin berapi-api. 

"Hai kawan, sedang apa di sini?" tanya Nikolai.

"Siapa kau?" tanya salah satu pria kekar.

"Maaf, Aku hanya murid biasa di sini, tetapi aku tidak suka ada yang mengganggu GAMERS YANG SEDANG SENDIRI, HAHAHAHAHA!!!" Nikolai tertawa setan. Ia menarik kerah dua pria kekar dan membantingnya dengan mudah. Aku yang melihat itu terpana. Nikolai seperti kerasukan setan dari jahannam yang jabatannya tinggi, iblis lebih tepatnya. 

Pria-pria kekar itu mengeroyok Nikolai, dan Nikolai kena tinju. Nikolai melemah. Aku berlari ke arahnya, dan membantunya berdiri. "Ayo Nikolai! Jangan menyerah begitu saja!" Aku memasang kuda-kuda. Gerakan kung fu amatiranku berhasil membuat lawan terpukul. 

"SIALAAAN!!!" pria-pria kekar itu maju menyerangku. Tapi dengan sangat ajaibnya, aku menendang    mereka dengan gerakan yang mirip break dance itu. dan mereka langsung terpelanting dan lari terbirit-birit. Berkat latihan nari setiap Sabtu, aku bisa menggunakannya di battlefield.

Nikolai tersenyumia sudah kembali menjadi Nikolai yang biasa. "Makasih udah nolong." ucapnya. Aku hanya tertawa kecil. Nikolai berdiri dan menepuk pundak Azurel dengan pelan,

"Syukurlah kau selamat, Azurel Caesar." ucap nikolai lembut. Aku tercengang, suara Nikolai beda sekali. Suaranya sangat lembut, dan...merdu? Ok, suara Nikolai merdu. Back to the story, Azurel masih membatu dengan hebatnya. Ia hanya duduk terdiam sambil menatap lantai. Tiba-tiba saja Ia menitikkan air matanya dan mulai menangis dengan keras. Nikolai merangkulnya, mencoba untuk menenangkan adik tersayangnya.

 "Umm...Ok, aku kabur dulu ya!" ucapku sambil pergi. 

Di tengah jalan Aku bertemu paparazzi sekolah yang sedang memotret-motret adegan Nikolai dan Azurel yang tentu saja mereka salah paham tentang hubungan mereka. Dan diantara mereka, ada Danzel yang napsu motretin aku yang lagi jalan. Baguslah, Danzel menemukan klub yang cocok untuknya, padahal Ia baru masuk hari ini. Sungguh hebat Danzel itu, langsung ikut pers sekolah yang isinya hanya memenuhi mading sekolah dengan gosip-gosip tidak penting. "Kenapa kau motretin aku dengan napsu?" tanyaku sok dingin.

"Untuk kujual kepada Arandria Calabus Fansclub. Dan itu lumayan untuk menambah uang saku harianku. Terima kasih atas fotonya dan selamat sore." ucap Danzel dengan senyumnya yang merekah. 

Woah! Aku tak bisa berkata apa-apa lagi! sungguh Danzel berbeda 360 derajat. Tadi ia dingin di kelas, sekarang...ia seperti anak kecil yang bertemu tokoh idolanya. Jangan-jangan...ia nge-fans sama aku lagi! Jangan-jangan...Arandria Calabus fansclub isinya...orang homo semua lagi...NOOO!!! AKU TIDAK MAU MENJADI MANUSIA HOMOOO!! AKU COWOK NORMAAAL!!!

JuggernautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang