That's Not Funny, Nikolai!

80 2 0
                                    

Pagi buta aku ngibrit ke sekolah. Katanya hari ini ada sidak buat anak-anak yang terlambat. Bujugnya, jam 5 pagi aku udah bangun, Mama pun bingung ama aku.

Goes-goes sepeda dengan kecepatan maksimal, sampe lah aku di sekolah yang masih dikit anak-anaknya. Rutinitas, aku ke kelasnya Nikolai dulu buat ngobrol. Tapi anehnya si bocah setengah bencong ini belom dateng. Biasanya Nikolai dateng pagi-pagi banget ampe kalo kata Mama bantuin janitor nyapu kelas dulu. Tiba-tiba pintu terbuka, udah seneng-seneng aja ternyata bukan Nikolai. Melainkan bocah beler bernama Kyle.

"Wess...tumben kamu nyampe duluan, Ran!" pujinya. Matanya masih sayu dan dasinya belom diikat, masih acak kadul kayak preman abis berantem.

"Yo'i. aku takut terlambat."

"Halah. takutnya cuma sehari. Ntar besokannya telat lagi." sembur Kyle sambil duduk dan membanting tasnya. Ia mendekat dan membisikkan sesuatu, "Ada investigasi baru. Vion Avicenna dari 2-4 di bully Gangsta Gang kemarin sore. Menurut saksi, Gary? Gior? Glory? G-what itu Vion diabisin sama GG setelah dia main di Bomber Gamer."

"Eh? Kok bisa?"

"Ya. sama anak-anaknya Cael, si rubah play boy. Kita liat aja, hari ini dia masuk apa nggak. Lagipula...siapa yang sekelas sama dia?" tanya Kyle serius tingkat dewa.

Aku termenung, "Dia kelas berapa sih? 2-4, ya? Anak Juggernaut di 2-4  berarti...si Hendrix."

"Falco? Oh aku baru tau kalo dia kelas 2-4. Ngomong-ngomong Danzel mau masuk mana, nih?" tanya Kyle sambil ngupil.

"Ahelah...tinggal dirapatin susah amat!"

"Eh Danzel udah kurus jangan dirapatin lagi ntar makin gepeng!" -Maksudnya? Sungguh dari dulu aku gak pernah ngerti apa yang dibicarakan Kyle. Kyle Cyrus, susuk apa yang kau pakai? Jimat apa yang bisa membuat pikiranmu tidak bisa dibaca orang lain? Mengapa gerak-gerikmu sangat abstrak sehingga aku pun tak tahu kau mau ngapain setelah ini.

"Mmm...ketua? Apakah ketua tidak gepeng? ketua tuh dengan tinggi 175 aja beratnya 53, bujug, itumah kepentok dikit ambruk!" ucapku gila setengah betawi.

Kyle tertawa, "Hahaha! Kamu 173 beratnya 62!"

"Itu bagus dong! berisi! ngomong-ngomong Nikolai tingginya berapa, ya? Jinjit dikit mentok pintu, kali!" kataku lebay.

"Halah. paling dia 180-an. Tapi aku bingung ama Nikolai. Gepengnya melebihi langit dan bumi. Malah kakinya panjang banget lagi, jerapah berjalan." kata Kyle lebih lebay lagi. 

"Iya, ya. Kalo dia jalan ama Jade, ckckck...jauh banget. Jade ama aku aja bedanya jauh, kalo aku dorong pundak dia tuh, rada ruku dulu. Dasar cewek pendek, 155 aja cerewet."

"Gimana Nikolai ke Jade? udah ruku 90 derajat, kali!" Aku dan Kyle lebay-lebayan ngomongin tinggi badan. Tiba-tiba Silhouette masuk sambil ngegeret penggaris semeter. "Yo! Ngapain kalian?" sapanya.

"Eh Sil! Kamu tau nggak tingginya Nikolai berapa?" tanya Kyle semangat '45

"Ah...kok tiba-tiba nanya gituan? Mana aku tau!" jawab Sil enteng.

"Ah...Silhouette nih gak bisa diajak kerja sama! Ngomong-ngomong kok tumben ya si Nikolai belom dateng, biasanya dia dateng pagi buta." ucapku. Timbul rasa khawatir terhadap Nikolai. Kyle langsung membuka HPnya dan menelepon Nikolai. Sil hanya mengangkat bahunya. Aku mengelus perutku karena sudah menjadi kebiasaan kalo aku grogi, khawatir, atau apapun yang nilainya negatif, aku selalu mengelus perutku.

"Sial. Nikolai gak jawab-jawab!" ucap Kyle kesal.

Aku makin khawatir. Tiba-tiba pintu terbuka lebar. Masuklah seorang pria dengan rambut klimis belah pinggir. Orangnya tinggi dan berkawat gigi. Ia tersenyum kearahku dan duduk ditempat Nikolai. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2012 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JuggernautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang