Part 4

3.7K 109 2
                                    


" gila... Nih kan cewek yang tadi di kantin. " kaget Alden

" iya yang tadi tangannya ditahan Adrian. " ucap Barbara dengan sedikit menyindir dan matanya menatap gue. Tapi bukan Bara aja, Alden juga sedang menatap gue penuh tanda tanya. Sedangkan Al hanya diam dan menanggapi.

" Ian lo kenal yah sama tuh cewek? "

" sebenarnya dia it... "

Author pov

" gue teman Adrian dari kecil, jelas aja Adrian kenal sama gue. " dengan nada dingin Amel memotong cepat pembicaraan Adrian, karna dia tidak ingin ada yang tau kalau dia adalah adik dari Adrian atau anak dari keluarga Marchello.

" ehh.. kok lo bisa ada di sini sih? " tanya Barbara yang merasa kaget dengan kehadiran Amel

" emangnya kenapa kalau gue ada di sini? " Amel kembali bertanya kepada Barbara dengan nada dinginnya dan langsung membuat Barbara diam.

( sedikit info: Amel itu kalau bicara sama siapa saja pasti dingin kecuali sama keluarga dan sahabatnya. )

Sebenarnya sedari tadi Amel sedang memguping pembicaraan Adrian dan teman-temannya. Sampai saat Alden bertanya ' apakah Adrian mengenali Amel ' yang membuat Amel harus keluar dari persembunyiannya dan memotong pembicaraan tersebut. Adrian yang mendengar ucapan dari Amel merasah kaget.

Kenapa Amel bilang dia temen gue?  Kan gue abangnya. Apa Amel sedang menyembunyikan identitasnya? Batin Adrian bertanya-tanya.

" lo gak masuk kelas? Inikan udah bel masuk. " tanya Alden.

" gue males masuk, gue gak mau ketemu sama tuh nenek lampir. " jawab Amel dan bejalan menuju sofa rusak tapi masih empuk untuk duduk atau pun berbaring.

" trus kalian sendiri, kenapa gak masuk? " lanjut Amel

" kalau kita lagi ada jam sejarah dari Pak Didi, jadi kita semua pada gak masuk karna malas ngikutin pelajarannya. " jawaban dari Barbara membuat Amel tersenyum, tapi senyuman Amel sangat tipis sehingga tidak ada yang tau jika dia sedang tersenyum.

Karna dia tau kalau abangnya membenci Pak Didi yang cara mengajarnya seperti sedang berbisik karna suara Pak Didi yang begitu kecil membuat para murid yang ada di kelas menjadi ngantuk dan malas untuk mengikuti pelajaran beliau. Amel pun hanya menganggukkan kepalanya dan mengeluarkan benda pipi berlogo apel yang sudah di gigit. Amel membuka benda pipi tersebut dan meliha pesan masuk dari sekretaris pribadinya.

Laura
Maaf Bu, saya hanya ingin memberitahukan bahwa anda harus ke kantor untuk mengecek surat-surat penting yang harus di tandatangani.

Amel yang melihat pesan tersebut, membuang nafas dengan kasar. Karna hari ini dia sangat lelah, tapi dia harus menyelesaikan tugasnya sebelum berangkat ke Australia.

Amel
Baiklah, aku akan ke kantor sebantar lagi.

Setelah mengirim pesan kepada sekretarisnya, Amel berdiri dan berjalan keluar rooptop. Tapi langkahnya tertahan, saat Adrian bertanya kepadanya.

" mau kemana lo? " tanya Adrian yang melihat adiknya ingin keluar dari rooftop.

" gue lagi ada urusan, jadi gue mau pergi dulu. " Amel pun berjalan keluar rooftop dan menuju parkiran. Sesampainya di parkiran Amel masuk ke dalam mobilnya, tapi sebelum Amel menjalankan mobilnya dia mengeluarkan HP-nya dan mengetik sesuatu di sana.

Amel
Abang gue yang tersayang, gue mau minta tolong sama lo. Nanti kalau lo mau pulang, tolong ambilin tas gue di kelas dan bilang sama mami kalau gue bakal pulang malam. Karna gue lagi ada urusan. Bye 😘😘

Setelah mengirim pesan tersebut Amel menjalankan mobil menuju kantornya yang ada di Jakarta salah satu cabang dari perusahaannya yang ada di LA.

Saat di jalanan Amel membawa mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata membuat para pengendara lainnya menyumpah serapahi Amel.

SKIP

Di Kantor

Sesampainya Amel di parkiran salah satu gedung pencakar langit terbesar di Jakarta. Amel mengeluarkan sweter hitam serta masker dan memakainya tak lupa menutup kepalanya dengan topi putih berlambang bunga mawar dan tengkorak berwarna hitam. Amel keluar dari mobilnya dan berjalan memasuki gedung pencakar langit tersebut yang sebenarnya adalah kantor miliknya.

" Permisi " sapa Amel dengan nada dingin.

" Iya ada apa ya? " jawab repsesionis wanita itu dengan sinis.

" saya ingin bertemu dengan Laura. "

" Maaf yah, tapi apakah anda sudah membuat janji dengan Bu Laura? " masih dengan nada sinis dan mata yang mendelik tidak suka.

" Apa saya harus membuat janji dulu untuk bertemu Laura? " rasanya Amel ingin sekali mencolok bola mata repsesionis tersebut.

" Tentu saja, karna Bu Laura adalah orang penting. Jika anda tidak memiliki janji dengannya sebaiknya anda pergi dari sini! " dengan suara yang meninggi resepsionis tersebut mengusir Amel.

" Saya peringatkan kepada anda! Sebaiknya anda menjaga cara bicara anda! " seperti biasanya jika ada yang mengusik ketenangan Amel maka dia akan mengeluarkan aura dinginnya.

" Lo pikir gue takut sama lo? " dan memutari meja resepsionis.

" Gue gak takut ya sama lo. " lanjutnya dan mendorong bahu Amel, tapi Amel tidak bergerak barang sedikit pun.

" Enyalah kau dari hadapan ku! " dengan wajah yang memerah Amel memerintahkan resepsionis tersebut.

" Ada ribut-ribut apa ini? " tanya Laura yang baru saja sampai di lantai satu. Semua menjadi hening tidak ada seorang pun yang menjawab pertanyaan Laura. Karna sudah penasaran Laura membelah kerumunan yang menutupi jalannya.

" Bu Amel, apa yang terjadi di sini? "

" Sebaiknya kau pecat saja orang yang tidak tau diri ini! " dengan nada yang tegas dan tajam, Amel pun berjalan menjauh dari kerumunan.

" Hei anak kecil! Kau pikir kamu siapa? Kamu tidak bisa memecatku! " karna sedari tadi menahan emosinya Amel mengeluarkan senjatanya dan menembak resepsionis tersebut tepat mengenai jantungnya. Semua orang yang berada disana berteriak histeris melihat kejadian tersebut.

" DIAM! " teriakan Amel yang menggelegar membuat semuanya terdiam.

" Kuperintahkan kepada kalian, untuk melupakan apa yang baru saja terjadi dan tutup mulut kalian dengan rapat. Jangan sampai orang di luar mengetahui kejadian ini, kalau tidak! Kalian akan bernasib sama seperti dia! Mengerti? " dengan menunjuk mayat resepsionis tersebut. Dan dengan santainya Amel kembali berjalan menuju ruangannya.

Sedangkan di koridor kantor, semua karyawan menceritakan kesan pertama Amel yang begitu buruk. Tapi dengan suara yang di kecilkan.

SKIP
.
.
.
Tbc

Next chapter ya guys.
Jangan lupa vote dan commentnya 😊😊

@destikaa01

MAFIA BLACK ROSE SKULLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang