TYPO!!!!
"Kau tidak bisa membukanya?" Sasuke yang menyadari gerak-gerik Sakura bertanya pelan.
Tanpa sadar Sakura mengeluarkan jawaban yang akan disesali saat pikirannya normal. "Sepertinya iya."
Tanpa meloloskan satu patah kata, Sasuke bergerak menuju lemari pendingin. Berhenti tepat dibelakang punggung Sakura. "Minggir."
Diam-diam Sakura mengutuk posisi yang diciptakan Sasuke. Tidak bisakah Sasuke berdiri disampingnya saja? "I..iya." Tidak ingin tragedi beberapa menit lalu kembali terbayang karena posisi mereka, buru-buru Sakura bergerak kesamping kiri. Kedua tangan disilangkan didepan dada.
Bahasa tubuh Sakura tidak luput dari onyx jeli Sasuke. "Tanganmu kenapa?" Secepat pertanyaannya lolos, secepat itu pula Sasuke ingin menariknya meski percuma. Bukankah ia sudah tahu jawabannya? Baka.
Sakura terkisap. Bergerak cepat meluruskan kedua tangannya ke sisi tubuh. Dalam hati mengutuk pertanyaan Sasuke. "Jaga-jaga."
Sasuke berdehem kemudian membuka pintu lemari pendingin dengan mudah. Dipijakannya Sakura meringis. "Mau apa?" Bertanya tanpa menoleh pada Sakura.
"Apa saja."
Sasuke sedikit membungkuk menjangkau satu kotak jus yang tersimpan di lemari pendingin. Tanpa tahu malu emerald melahap lincah sosok rupawan yang berjarak satu langkah dewasa dengannya. Tanpa sadar Sakura bergumam sangat pelan. "Meskipun dari samping dia tetap tampan."
"Ini."
Seketika pengamatan Sakura terhenti saat satu gelas jus apel disodorkan Sasuke didepan wajahnya. Dengan gugup, tangan kanan Sakura meraih lalu meneguknya setelah menggumam terimakasih sedangkan tangan kiri menyimpan ponsel Sasuke ke saku belakang celana tanpa diketahui pemilik ponsel.
Seakan menyadari sesuatu, Sakura segera menghentikan lidahnya menikmati rasa manis jus apel yang diberikan Sasuke. "Kau tahu minuman favoritku?"
Pertanyaan spontan Sakura hampir membuat Sasuke menyemburkan air putih dari mulutnya. Sasuke menoleh kesamping kiri. Ekspresi penasaran bercampur penuh harap Sakura membuatnya terdiam beberapa detik. "Hanya beberapa botol air mineral dan jus itu yang ada." Meletakkan botol air mineral dipemukaan lemari pendingin yang tertutup rapat. "Kau pasti lebih memilih jus itu daripada air mineral. " Selesai memberi alasan pada Sakura, Sasuke meraih kembali botol air mineral yang disimpan dipermukaan lemari pendingin lalu meneguknya cepat.
Penjelasan Sasuke tidak mampu diproses otak Sakura. Emerald lebih memilih menyibukkan diri mengikat jakun Sasuke yang bergerak pelan saat cairan bening melewati tenggorokan bungsu Uchiha. "Sexy."
Byurrr
Rasa dingin di wajahnya menyadarkan Sakura dari jeratan pesona Uchiha. Matanya mengerjap kaget. "Bocor?" Kepalanya mendongak. Meneliti langit-langit dapur.
Sasuke menepuk dada. Rasa sakit bercampur ingin tertawa membuatnya berjalan cepat menuju pintu dapur. Meninggalkan Sakura yang masih setia mendongak.
"Sepertinya bukan hujan." Sakura bergumam setengah sadar. Mengusap sisa air di wajahnya dengan tangan kiri.
"Pakai ini."
Gerakan tangan Sakura terhenti saat Sasuke melempar handuk kecil tepat di wajahnya. Meski kesal, tak urung bibir Sakura membentuk lengkung manis dengan sedikit perhatian Sasuke. "Terimakasih." Mulai menyeka pipinya yang masih basah.
Sasuke menggaruk tengkuk. Bertanya tidak enak. "Apa kau mau cuci muka?"
"Tidak perlu." Sakura menolak cepat. Tetap membersihkan wajah menggunakan handuk pemberian Sasuke. Sakura tidak berniat mencari tahu bagaimana Sasuke mendapatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis (Completed)
FanfictionDalam hidupnya Haruno Sakura ingin membuktikan, tokoh Antagonis tidak selamanya berakhir sad ending. SUDAH TAMAT