Empat

56 1 0
                                    

dengan cepat fanya membuka pesan dari karang.

karang:: maaf ya sayang, td aku lupa bawa hp. ini ajah aku baru nyampe rumah.

fanya:: oohh. emng km dari mana..??

karang:: aku td abis dr kampus pusat. ada rapat antar fakultas disana. km engga marah kan.?

fanya:: engga.

karang:: besok jalan yu. mumpung libur..

fanya:: aku ga bisa. udah ada janji sama temen.

karang:: janji sama siapa?

'Hm. Aku harus jawan jujur apa engga ya..? Tapi kalau aku jujur pasti nanti ujung-ujungnya berantem.. males lahh.. '

fanya:: sama temen aku lah..

karang:: oh  yauda ga apa apa. hati hati yaa kamunya. aku mau tidur dulu ya.. capek bgt aku hari ini. bye sayang :*

tanggal merah adalah tanggalan yang dinanti nanti setiap orang, termasuk fanya. baginya tanggal merah artinya bebas. bebas terbangun dipagi hari, bebas dari kuliah pagi yang mulai dirasanya jenuh. 

namun suara hpnya yang sejak tadi berdering merusak momen hibernasi fanya. dilihatnya siapa yag menelepon di pagi hari ini. 'bastian'. ohh mau apa lagi sih dia?

"halo. kenapa bas?"

"hah. kamu baru bangun? ini udah jam berapa? 15menit lagi aku nyampe rumahmu."

"lohh kok cepet banget sih. kan gw belom ngapangapain. masih muka bantal ini" jawab fanya kaget dan langsung membuatnya bangun seketika karna kagetnya.

"yauda siap siap dulu sana. 15menit lagi aku nyampe. ini aku udah dijalan. bye." klliikk.. sambungan telepon langsung dimatikan bastian.

dengan cepat fanya mengambil handuk bersiap untuk mandi. tak butuh waktu lama untuk fanya mandi, karna fanya bukan tipikal perempuan yang doyan menghabiskan waktu berjam jam hanya untuk membersihkan diri. tidak sapai 10menit fanya sudah keluar dari kamar mandi. fanya engga tau mau pake baju apa. dia benci melakukan suatu hal dengan terburu buru. akhirnya jeans hitam dengan kaos biru muda serta rambut yang diikat kuncir kuda. untuk wajah, fanya lebih memilih menggunakan bedak bayi plus hydrolips. tak lupa tas selempang yang berukuran sedang berbahan Jeans menggantung cantik dipundak gadis itu. tak banyak yang dia bawa, hanya handphone, dompet, dan collonge bayi.

setelah dandan alakadarnya, hp fanya berdering lagi. dilihat ada pesan dari bastian.

bastian:: keluar.

"semena mena banget sih nih orang." gerutu fanya sambil menggunakan sepatu wakai yang senada dengan celana jeansnya.

dilihatnya bastian sedang bersandar didepan mobil dengan menggunakan kemeja panjang berwarna putih dengn lengan yang digulang hingga siku yang dipadu dengan celana blue jeans panjang. fanya melihat bastian berbeda dari biasanya. diakuinya bastian cukup tampan - tidak, sangat tampan dengan pakaian itu.

" sini kamu" seru bastian yang memecahkan lamunan fanya. fanya maju mendekati bastian. lalu bastian menggenggam bahu kiri fanya da memutarkan badan fanya berulang kali. fanya yang bingung dengan sikapnya bastian, hanya mengikuti tanpa bantahan.
" sepatunya ga cocok. ganti gih" perintah bastian tiba tiba menyruhnya mengganti sepatu.
" kebetulan kalo gitu, gw emang lebih suk pake sendal croocks. bentar yaa w ganti dulu."

" ehh.. ga jadi. pake ini ajah dari pada pake sendal sejuta umat kaya. mlah makin berantakan."

"yahh..  yauda iya. motor lo mana kok ga keliatan..??"

" aku ga bawa motor. aku bawa mobil. lagian kayanya betar lagi bakalan ujan. ayo masuk"

didalam mobil fanya tak bicara banyak. bahkan bisa dibilang dia tidak bicara sama sekali dengan bastian. dan sepertinya bastian pun enggan untuk berbicara dengan fanya. hanya suara musik yang fanya ga tau itu lagu apa mengisi kesunyian didalam mobil. namun semakin lama bastian mendengar lagu itu, laju mobil yang bastian kendarai semakin cepat.

fanya mulai panik dengan sikap bastian yang seperti terhipnotis dengan lagu itu. secara refleks fanya menutup matanya rapat-rapat dan mulutnya komat kamit memanjatkan doa, "Ya tuhan, aku belum mau mati. apalagi mati konyol bersama cowok sarap yang sekarang lagi bawa mobil kaya orang gila.. kalo mobil ini kebalik, jangan panggil aku dulu, panggil ajah cowo gila ini ya tuhan.."
Bastian yang merasa ada yang aneh pada gadis disampingnya,ia melirik kearah gadis yang ada disampingnya. dilihatnya Fanya sedang menutup matanya yang memunculkan beberapa garis di ujung matanya dan jidatnya sedikit mengerut. namun yang membuat bastian tersenyum adalah mulut Fanya yang terkadang manyun sambil komat kamit engga jelas.

Bastian juga baru meyadari bahwa adi dia melajukan mbilnya diatas rata-rata. 110km/jam. itu yang dia lihat dispidometer mobilnya. 'pantas saja Fanya jadi bersikap seperti itu' batin Bastian. secara perlahan bastian mulai menurunkan kecepatan mobilnya kembali pada kecepatan normal.

"kamu terlihat seperti twetty dengan bibir seperti itu." Fanya membuka matanya dengan perlahan dan melihat kesekelilingnya yang mulai terlihat tidak menengangkan seperti tadi. "kau gila!" hanya itu yang dapat ia katakan pada pemuda sinting disampingnya.

tak lama kemudian mobil yang dikendarai Bastian masuk ke parkiran sebuah mall yang cukup ramai. Karna mungkin ini mall baru, parkirannya berada di luar gedung yg belum dipasang bagunan. Seperti lapangan kosong. Bastian memarkir mobilnya lumayan jauh dari pintu masuk mall yang berupa lapangan kosong dengan pohon beringin disekelilingnya. Saat mereka ingin keluar darimobil, tiba-tiba turun hujan yang cukup lebat. "kayanya bakal awet ujannya" prediksi Fanya sambil melihat langit. Langit terlihat sangat gelap, bahkan sinar mataharipun tak sanggup untuk menembusnya.

"Pake ini" Bastian memakaikan topi yang sedaritadi ada didaskbor mobil ke kepala fanya. Refleks Fanya membuka topi itu dan memberikannya lagi pada Bastian. "lo ajah yang pake. Kasian bajunya,, kalau basah  ga bisa buat ke undangan.. lagian gw lagi pengen main ujan-ujanan." Bastian mendelik dengan tatapan tajam saat mendengar ucapan fanya sambil menggeleng dan memakaikan lagi topi itu dikepala fanya. "jangan bantah. pake ajah. aku ga mau kamu sakit". akhirnya fanya mengalah dan membiarkan topi hitam milik bastian berada dikepalanya.

Saat keluar sari mobil, dengan cepat Bastian mendekati Fanya dan tangan kiri Bastian merangkul pinggangnya sedangkan tangan kanannya menutupi kepala Fanya yang sudah ditutupi topi. Awalnya Fanya agak risih saat tangan Bastian berada dipinggangnya, saat Fanya berusaha untuk melepaskan rangkulan itu, semakin erat rangkulan bastian dipinggangnya. Sesampainya mereka didalam Mall, udara dingin dari AC ruangan langsung menusuk kulit mereka yang nyaris basah semua.

didalam Mall, mereka sibuk dengan pkiran masing-masing. namun perasaan fanya berkata bahwa ada sesuatu yang aneh saat ini. seperti ada yang ia lupakan. namun Fanya tak dapat mengingatnya. Langkah kaki Fanya tiba-tiba berhenti. dia ingat apa yang membuat perasaannya tidak enak. 'tas, dompet, hp dan yang lannya ketinggalan di mobil Bastian. ahh, bodohnya diriku ini, kenapa pake lupa sihh' gerutu fanya. Bastian yang menyadari bahwa Fanya sudah tak lagi disampingnya langsung berbalik dan menemukan gadis itu sedang menggerutu sendiri sambil tangannya mengetuk ngetuk kepalanya. "kenpa?" tanya Bastian sembari menghampiri Fanya.

"tas gw ketinggalan. HP, dompet ada ditas semua.. balik ke mobil yuk, temenin ambil tas gw"

"ga, ga usah diambil. lebih baik kamu ga bawa tas kamu. biar ga ada yang ganggu acara nge-date kita"

"lo gila ya? Ngedate? helloooww, kan gw udah punya pacar, dan lo juga udah punya pacar kan.."

"siapa bilang gw punya pacar. gw single." Bastian menggapai tangan Fanya dan menggenggamnya "Hari ini, kamu sama aku. kita Jadian. ini adalah kencan pertama kita.."

                                        ****************************************

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang