Hari ini Fanya merasa dunianya mulai jungkir balik. Fanya tidak mengira bahwa keputusannya untuk menyetujui ajaknannya Bastian akan berujung seperti ini. Sepanjang hari Bastian selalu saja memegang tangannya, berkali kali Fanya melepaskan tanannya dari genggaman Bastian berkali kali juga Bastian menggenggam tangannya. Bahkan semakin lama, genggaman ditangannya semakin erat. Bahkan Bastian tadi sempat merangkul pinggang Fanya dan menatap sinis saat ada beberapa Pria menatap Fanya. Dari tatapannya itu terlihat seperti 'ngapain lo liat cewek gue.pergi lo jauh-jauh.'
Sebenernya Fanya risih dengan sikap Bastian yang seperti ini. karena biasanya saat dia jalan bersama Karang, Karang tidak pernah memperlakukan dirinya seperti ini. Bisa dibilang ini kali pertama Fanya merasakan di protek oleh lawan jenis. Ada rasa tersanjung dihati Fanya, namun Fanya harus bisa mengontrol emosinya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Mereka sempat beradu basket di timezone. Fanya yang dulunya sempat menjadi Small Forward (SF) -bertugas mencetak angka. dengan kata lain SF harus mampu menerobos pertahanan dan melakukan lay-up atau dunk, juga melakukan shoot dari jarak tertentu.- tentu saja tidak menolak dengan tantangan itu. menurut Fanya ini sama sajah latihan kecil-kecilan setelah bertahun-tahun Fanya tidak bermain basket. Bastian yang berada disebelah kanan Fanya juga larut dalam pertandingan konyol ini. Skor akhir dari pertandingan konyol ini cukup sengit yaitu 91-90 yang dimenangkan oleh Bastian. Ada sedikit rasa kecewa pada diri Fanya, namun dia sangat senang karna mendapat rival yang cukup kuat.
sejak pertandingan itu Fanya mulai merasa nyaman berada didekat pria yang baru dikenalnya. Fanya sudah tidak merasa canggung lagi seperti saat mereka datang tadi. setelah puas bermain diarena timezone, mereka menuju tempat makan. Bastian memesan double fried chicken dengan nasi, pepsi blue ukuran jumbo dan kentang goreng. sedangkan Fanya hanya memesan single fried chicken dengan nasi, coca cola ukuran small dan sunday.
Tak banyak yang mereka lakukan saat makan, karena fanya terlalu sibuk dengan makanannya. Kalo kata Fio -Sahabatnya Fanya- 'lo tuh kalo makan seriuss banget, UN ajah kalah seriusnya. mau ada gempa sekali pun lo juga engga akan sadar Fan.' Tapi bukan Fanya namanya kalo tidak seperti itu. Bastian melirik gadis yang ada didepannya itu yang sedang asik memakan makanannya yang tinggal beberapa suap lagi akan berpindah semuanya ke perut Fanya.
'lucu banget sihh gadisku ini kalo lagi makan' bisik Bastian dalam hati. Tak lama setelah makanan yang Bastian pesan habis, makanan Fanya pun juga sudah habis. "hahh.. kenyangnyaaa.." seru Fanya sambil menyenderkan tubuhnya ke kursi. "kamu itu tadi makan atau ngerjain ujian?? serius banget.." "menurut lo?? lohh, itu makanan yang tadi lo pesen abis semua?? gilaa, itu perut apa karet?? Tanya fanya ketika sadar bahwa makanan yang tadinya penuh dipiring Basitan sudah tinggal tulang benulang.
"sial.." gerutu Bastian sambil melipat tangannya didada. "yuk ahh kita jalan lagi. aku masih mau ngajak kamu kesuatu tempat"
"mau kemana lagi? ini udah sore lohh... emang belum puas seharian ngajakin gw muter muter di mall tanpa tujuan yang jelas?"
"aadaa dehh pokoknya.. udah hayu jalan.. "
Fanya akhirnya mengikuti bastian yang mulai menggandeng tangannya lagi. "bisa ga sihh jalannya ga pake gandengan gini?"
"engga. kamu itu kan punya aku. jadi aku engga mau kamu jauh dari aku"
'apaan nihh. dikira gw barang kali ya' batin Fanya.
"Mulai sekarang kamu engga boleh ngomong gw-lo lagi sama aku."
"lahh, terus gw harus manggil apa dong? aku-kamu gitu???" "iyaa." "engga mau.. ihh, aneh banget tau.. 'kamu mau ajak aku kemana?' kaya gituu?? buat meragainnya ajah udah bikin gw merinding, apalagi manggil kaya gitu setiap saat.." Bastian hanya tersenyum melihat tingkah gadis yang ada disampingnya kini, lalu Bastian mulai menggelitik pinggang Fanya. Fanya yang paling tidak tahan kalo ada yanggelitik langsung menghindar dan memegang tangan Bastian untuk menahannya. "lepasin gw." teriak fanya. "yang bener ngomongnya". Bastian masih sibuk memberi hukuman pada fanya sambil nyengir kuda. "ga mauuu,, lepasin gw bass". Fanya mulai lemas karna menahan tangan bastian yang semakin menjadi jadi. sekuat apa pun Fanya menahan tetap saja dia tidak sanggup melawan kekuatan Bastian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fictioncinta itu memang suatu anugrah terindah yang dirasakan oleh setiap makhluk hidup. namun terkadang kenyataan membuat cinta tak dapat berbuat apa apa selain berharap takdir akan berpihak pada cinta ini. ketika harapan itu tak kunjung datang dan mulai...