Hari ini Fanya merasa lelah sekali, fisik dan otaknya terkuras habis. Pasalnya, mata kuliah terakhir diadakan kuis dadakan dan kuliah molor sampai 1 jam. yang harusnya Fanya selesai kuliah jam 1, dia baru selsai kuliah jam 2.15 pm. sesampainya dirumah, Fanya langsung berganti baju, dan mendaratkan dirinya diatas kasur yang sangat ia cintai. Tak butuh waktu lama bagi fanya untuk terbang menuju pulau kapuk. ketika Fanya baru sampai pintu masuk pulau kapuk, tiba-tiba terdengar suara pintu kamar fanya terbuka. Seseorang masuk dan mendekati Fanya yang terbaring sambil memeluk guling. Fanya yang masih seperempat sadar dari tidurnya, membuka mata perlahan..
"HHHUUUUAAAAA!!!!" "wooii,, ini aku Jihan, ga usah histeris gitu kalii." "Kalo masuk kamar aku jangan ngendap ngendap kaya maling makanya, untung ga aku lempar pake stik golf kamu." "wailah, kaya punya ajah stik golf. tadi aku udah ngetok pintu, tapi kamu engga ngejawab." "ohh,, emang yaa. aku engga denger." "makanya kalau tidur jangan kaya kebo apa." "biarin, sirik ajah kamu. Kamu mau kemana sore sore gini udah rapih. Tumben." "Loh, kita kan udah janji sama Bastian. kamu lupa?" "tadi pagi inget,, sekarang baru inget lagi. emang udah jam berapa sekarang? bukannya acaranya jam 5 ya? inikan masih jam 4 kurang." "iyaa sih, emang acaranya jam 5. Tapi aku mau jalan dulu sama ayangbeb. nanti aku langsung kesana." "Kalau kamu sama cowokmu, aku sama siapa dong? masa aku harus jalan sendiri?" "Jam setengah 5 Bastian kesini buat jemput kamu. yauda kamu mandi dulu gihh. aku jalan yaa,, ayangbeb udah nungguin didepan. byee"
Malam ini terasa begitu panjang dari malam malam biasanya. Bagaimana tidak tak berapa lama Jihan pergi, Bastian datang untuk menjemput Fanya. Fanya yang memang dari awal sudah enggan untuk datang keacara itu, menjamu Bastian dengan pakaian tidur, muka bantal dan rambut yang entah apa modelnya. Dan sekarang disinilah dia, sendiri bagaikan sapi ompong yang dikelilingi 3 pasang muda mudi. pasagan pertama pastinya Bastian dan Ciya, pasangan kedua Jihan dan Rae, pasangan terakhir Elie dan Deo. sedangkan Fanya, hanya berpasangan dengan handphone yang tetap setia menemaninya kemana pun, dimana pun dan kapan pun.
Fanya:: aku pulang ya. ga enak tau.. serasa jadi sapi ompong. Fanya mengirim pesan pada Bastian yang sekarang sedang duduk didepannya sambil memperhatikan tampang bete yang sedari tadi tergambar di wajah Fanya dengan jelas. Membaca pesan itu Bastian mengarahkan mukanya ke Fanya sambil melotot. tangannya sibuk menekan keypad HP. Bastian:: engga boleh. kamu harus disini sampe acara selesai.
Fanya:: tapi aku bete tau. kamu enak ada pasangannya. lahh aku, mau berpasangan sama siapa coba.
Bastian:: kamu ya pasangannya aku. udah engga usah bete..
Fanya:: Lah, kalo kamu sama aku, Ciya gimana??
Bastian:: ya engga gimana gimana..
Fanya:: itu bukan jawaban.setelah membalas pesan itu, fanya langsung berdiri dari tempatnya.
"ji,, aku titip tas ya. mau ke toilet." Cukup lama Fanya menghabiskan waktu didalam toilet, kira kira 30menit. awalnya Fanya merasa ingin buang air keci. setelah itu yang dia lakukan hanya bengong, merapikan penampilannya dan bermain games di handphone yang sempat ia bawa. Petugas Cleaning Servis yang sedari tadi mondar mandir sambil memegang alat pel bingung melihat tingkah fanya. Merasa di perhatikan seperti itu, Fanya akhirnya keluar dari toilet dengan berat hati.
Baru saja Fanya membuka pintu toilet, wajah yang sedang tidak ingin dilihatnya saat ini sudah berada disana dengan tangan yang digulung didada sambil memandang hengkel ke arah Fanya.
"abis ngapain kamu dikamar mandi lama banget."
"nyuci wc bntuin mbaknya" jawan Fanya asal. Bastian langsung menyentuh dahi Fanya ditelapak tangannya. "kamu sakit?? ga panas kok." "apa hubungannya nyuci wc sama badan panas. aneh." dan orang didepannya ini malah asik terkekeh. Bikin bete saja rutuk fanya."Kamu kenapa sih, jutek banget sama aku." "engga apa apa, cuma lagi unmood ajah." "unmood kenapa?"
'masih nanya lagi aku unmood kenapa. dasar cowo sableng' . batin Fanya dengan sudut mata melirik kearah Bastian. "heiii. kok diem. kamu kenapa..??" tanyanya lagi, kali ini lebih lembut dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fictioncinta itu memang suatu anugrah terindah yang dirasakan oleh setiap makhluk hidup. namun terkadang kenyataan membuat cinta tak dapat berbuat apa apa selain berharap takdir akan berpihak pada cinta ini. ketika harapan itu tak kunjung datang dan mulai...