Hope you like this story :)
.
.
.Taehyung menggenggam tangan eomma nya yang sudah terhitung sudah 2 minggu menutup matanya, seolah dunia tidur lebih indah.
Sejak 2 minggu juga Taehyung masih belum bisa menemukan pekerjaan lagi, Taehyung sudah mengirim lamaran ke beberapa perusahaan. Namun dari semua perusahaan tersebut tidak ada satupun panggilan untuk menerimanya.
Jikyung pun sudah tahu perihal hyungnya yang tidak bekerja. Karena Taehyung sendiri yang memberitahu Jikyung, Taehyung tidak mau saling tertutup pada satu-satunya saudara yang dimilikinya itu.
"Eomma, kenapa aku merasa dunia ini begitu kejam?"
"Kenapa aku merasa tidak dihargai hidup di dunia ini?"
"Kenapa perlakuan tidak adil selalu ditujukan padaku?"
Taehyung mulai terisak, menyuarakan segala keluh kesah pada eommanya. Menyuarakan segala kesakitan hatinya yang akhir-akhir ini sering sekali menghampirinya.
Terlalu larut dalam curahan hatinya, lalu Taehyung mendengar bunyi elektrokardiograf yang berada di samping eommanya berbaring, bunyi yang sama sekali tak mau Taehyung dengar. Dengan rasa takut yang begitu menguat, Taehyung memberanikan diri untuk menatap monitor yang memunculkan garis lurus.
Tanpa pikir panjang Taehyung berlari keluar seperti orang kesetanan, teriak-teriak memanggil dokter. Taehyung begitu kalut saat ini. Padahal tombol yang ada di atas ranjang eomma nya bisa langsung menghubungkan untuk memanggil dokter.
"Hyung ... eomma, bantu eommaku hyung"
Taehyung berpapasan dengan Seok Jin, yang kebetulan sedang lewat.
"Taehyung tenang, ada apa?" Seok Jin mencoba untuk menenangkan Taehyung.
"Palli hyung, eommaku dalam bahaya" lirihnya frustasi.
"Kumohon"
Lalu Seok Jin pun bergegas menuju kamar eomma Taehyung. Setelah kematian Appa nya Taehyung, baru kali ini lagi Jin menyaksikan reaksi itu lagi, reaksi kesakitan dan kehancuran. Setelah sekian lama Jin benar-benar ikut larut dalam dunia Taehyung. Hancur.
"Kau tunggu di sini" Jin memperingati Taehyung yang hampir ikut masuk.
.
.
."Eomma dengar memecat karyawan bernama Kim Taehyung?"
Jungkook melonggarkan dasi yang mencekik lehernya, ucapan eomma nya barusan benar-benar membuat emosinya berada di ubun-ubun.
"Eomma, aku tidak memecatnya dia sendiri yang mengundurkan diri" jawabnya penuh dengan pembelaan.
"Dia tidak mungkin mengundurkan diri tanpa alasan"
"Apa urusannya dengan eomma? Biasanya juga eomma tak pernah ikut-ikutan urusan pekerjaanku"
Sekedar informasi saja, Jungkook dan eomma nya memang tidak akur. Entah apa yang terjadi pada keduanya.
"Jungkook, kau tidak tahu. Tidak semua orang berada seperti kita, tidak semua orang memiliki harta dan tahta seharusnya kau berpikir dengan logikamu, seseorang tidak akan mau bekerja kalau dia punya uang" terang eomma nya panjang lebar, sedangkan Jungkook hanya memalingkan wajahnya. Jungkook tak pernah mau datang kerumah nya kalau saja bukan sang Appa yang menyuruh.
"Siapa yang memberitahu eomma?"
"Itu tidak penting, mau eomma tahu dari siapapun"
KAMU SEDANG MEMBACA
The First And The Last (KookV) ✔
FanfictionDemi apapun juga Kim Taehyung tidak pernah mau terjerat dalam pesona seorang Jeon Jungkook, pesona yang dipenuhi dengan arogansi dan dominasinya. Kim Taehyung membenci segala yang ada pada Jeon Jungkook. Namun, takdir tetaplah takdir yang tak bisa d...