Hope you like this story ...
.
.Taehyung tidak tahu, Taehyung tidak paham. Setelah ungkapan perasaan Jungkook beberapa jam yang lalu, kini keduanya sedang berbaring di atas kasur kamar Jungkook. Bahkan Taehyung tidak bisa mencegah Jungkook agar tidak memeluknya, Taehyung tidak bisa mencegah Jungkook untuk tidak mengendus lehernya. Taehyung tolol. Ujarnya pada diri sendiri.
Jungkook sudah tidur dengan lelap, sedangkan Taehyung masih belum menerima situasi yang terjadi padanya. Terlalu mustahil.
Tapi tak bisa ia pungkiri berada dalam dekapan hangat Jeon Jungkook membuatnya merasa nyaman. Taehyung sedikit memiringkan tubuhnya agar bisa melihat wajah Jungkook.
Pahatannya terlalu sempurna, Taehyung tak bisa mengatakan apapun lagi selain kata sempurna. Di mulai dari, bibir, hidung, mata, alis, dagu semuanya benar-benar sempurna.
Entah ada keinginan dari mana Taehyung sangat ingin menyentuh setiap inci wajah Jungkook. Dengan hati-hati Taehyung mengangkat tangannya, menelurusi setiap lekuk wajah Jungkook. Dia kagum sangan kagum.
.
."Sudah kukatan, aku ingin membuatnya jatuh sejatuh jatuhnya" Jungkook berujar dengan seseorang lewat telepon.
"Lalu setelahnya kau akan membuangnya? Begitu? Sama seperti kau memperlakukan yang lainnya?"
"Nan molla, bisa iya bisa tidak" jawabnya santai.
"Jungkook jangan gila, Taehyung itu orang baik-baik kau tidak bisa berbuat seenak jidatmu"
"Hyung, apa salahnya sedikit mempermainkannya, sungguh hyung aku benar-benar suka melihat wajahnya yang menahan amarah. Lagipula aku tidak begitu yakin dengan perasaanku padanya, kau tahu kan sekarang ini tanggal 1 April. Jadi semalam aku mencegahnya pulang dengan kata-kata manisku, kau tahu kan apa maksudku?"
Orang yang menjadi lawan bicaranya hanya mendesah lelah di sebrang sana.
"April mop? Kau sinting Jungkook"
"Tepat sekali, April mop. Kau tahu hyung? Semalam itu Taehyung sama sekali tidak melawan. Dia hanya diam. Dan aku cukup yakin kalau Taehyung itu--"
Tanpa Jungkook tahu, Taehyung sudah berdiri tepat 5 langkah di belakangnya. Taehyung hanya bisa tersenyum kecut mendengar semua yang Jungkook katakan.
"Ah, April bodoh ternyata" gumamnya. Taehyung malas untuk berdebat dengan Jungkook, entah kenapa ada sesuatu yang menyeyat hatinya. Apa ia kecewa? Mungkin iya.
Akhirnya Taehyung memutuskan untuk kembali ke kamar, membaringkan kembali tubuhnya dan kembali memejamkan matanya. Berharap dengan begitu hatinya akan membaik.
Taehyung sadar bahwa ia kalah pintar dari Jungkook, bodoh. Ia begitu saja mempercayai apa yang Jungkook katakan. Dan ia kecewa pada dirinya sendiri.
Jungkook melihat Taehyung masih tertidur pulas. Memandangi wajah Taehyung.
"Hey, kapan kau akan bangun?" Jungkook mengusak surai madunya.
Sebenarnya Taehyung tidak suka Jungkook memperlakukannya seperti sekarang. Jungkook dan topeng palsu memang pasangan yang sangat cocok. Bahkan Taehyung nyaris tak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First And The Last (KookV) ✔
FanfictionDemi apapun juga Kim Taehyung tidak pernah mau terjerat dalam pesona seorang Jeon Jungkook, pesona yang dipenuhi dengan arogansi dan dominasinya. Kim Taehyung membenci segala yang ada pada Jeon Jungkook. Namun, takdir tetaplah takdir yang tak bisa d...