27. I'm Never Understand

5.8K 600 33
                                    

Hope you like this story ...
.
.

"Dalam situasi normal, aku yakin tidak akan ada pria manapun yang akan menolak wanita sebaik dirimu. Tapi, ini beda lagi. Aku tidak bisa memaksakan, walau aku tahu Appa ku pasti marah--"

"Sama sekali tidak bisa? Kau akan mengecewakan kedua orangtua mu begitupun dengan orangtua ku"

"Aku, tahu sangat tahu. Tapi perasaan cinta itu sama sekali tidak bisa dipaksakan"

"Kalau begitu biar aku berusaha sendiri, agar membuatmu mencintaiku. Aku tak akan perduli selama apapun itu, Jungkook. Aku benar-benar mencintaimu. Aku tahu ini memalukkan, tapi sungguh rasanya sangat sesak"

"Hee Saa-a, aku yakin kau pasti menemukan pria yang lebih baik dariku"

"Katakan padaku Jungkook, apa dia yang kau sukai itu lebih cantik daripada aku? Lebih kaya daripada aku? Lebih baik daripada aku? Katakan padaku apa kekuranganku hingga kau selalu menolakku?"

Jungkook diam, ia tidak tahu lagi caranya agar menenangkan Hee Sa yang menangis sejadinya. Jungkook hanya ingin mengungkapkan semuanya tanpa terkecuali, tapi ini sama sekali di luar dugaaannya. Ia kira Hee Sa akan menerimanya dengan lapang, tapi ternyata tidak.

"Aku tidak tertarik pada wanita secara seksual, sama sekali tidak. Jadi mulai sekarang kau harus membuang jauh jauh rasa sukamu itu padaku, aku orang menjijikan. Kuharap kau paham"

Hee Sa mendadak berhenti menangis, mendengar ungkapan Jungkook barusan benar-benar membuatnya terdiam. Otaknya masih memproses.

"Kalau begitu, aku akan membawamu untuk menjadi normal. Aku bersumpah Jungkook"

.
.

"Kau ini bodoh apa tolol? Kau pikir dengan kau mati semua masalah akan selesai? Bagaimana dengan aku dan Jikyung yang begitu membutuhkanmu?"


"Seharusnya kau biarkan aku mati. Aku sudah tak berguna, aku--" nafas Taehyung putus-putus.

"Berhenti mengatakan kau tidak berguna, kau lebih berguna di banding dengan matahari yang selalu menyinari, kau lebih berguna dari kerlipan bintang, kau lebih berguna dari alam semesta. Kau segalanya, Taehyung"

Percuma saja kata-kata itu sama sekali tak mempan bagi Taehyung, lihat saja tingkahnya saat ini. Jelas-jelas dia bergetar ketakutan saat berada di ketinggian tapi lagi-lagi ia bertingkah seakan benar-benar mengakhiri hidupnya.

"Kalau memang kau ingin mengakhiri hidupmu, ayo genggam tanganku. Kita mati bersama, maksudku mati konyol bersama. Jangan berlagak seolah-olah kau sendiri, kau punya aku, Jikyung dan yang lainnya. Kau bertingkah seolah kau adalah orang yang paling mengenaskan di seluruh dunia. Kau tak pernah melihat ke bawah. Bahwa di sana banyak orang yang lebih menderita daripada kau"

"Ayo, kita melompat. Mungkin dengan ini kau akan kehilangan permanen rasa sakitmu, tapi jangan harap kau mendapat ampunan tuhan"

Taehyung semakin bergetar, rambutnya acak-acakan tak karuan, bekas darah yang keluar dari hidungnya begitu kentara karena sudah mengering, bibir pucatnya semakin pucat.

"Hanya karena Jungkook dan Bogum mempermainkanmu, kau jadi seperti ini? Itu tolol, Kim. Harus seberapa miliar kali lagi aku mengetakan, kalau kau sedang hancur datanglah padaku, datang pada pelukannku. Datang padaku dan bersandar di pundakku"

The First And The Last (KookV) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang