part 4

11 3 0
                                    

Happy reading guys😁
♣><><><><><><♠

Bara membuka pintu ruangan tempat ia latihan boxing dan terlihat kakaknya. Kak Velin yang memintanya untuk mengantarkan sebuah barang titipan mamahnya.

"Barr,,, bisa tolong gakk?" ujarnya memasang nada memelas.

"apaan kak??"tanya bara tidak bersemangat.

"ituu mamah nitip tolong anterin kue buatannya ke tetangga, mamah gak bisa nganterin sekarang katanya dia kemasukan angin" pinta kak Velin dengan bicara panjang.

"huhhh"membuang nafas panjangnya.

"gimana mau kan??" kak Velin membulatkan matanya.

"iya iya mau kak"jawab Bara dengan sedikit terpaksa.

Bara mengambil jaketnya menyiapkan motornya dan siap berangkat untuk mengantarkan kue buatan mamahnya.

"mahh,,kak Vell,, Bara berangkat dulu"teriak Bara pamit.

"iyaa hati hati Bar,, "jawab kak Velin dan mamahnya serentak.

*****

Terlihat Salma sedang membaca buku tentang senja dan hujan, entah kapan Salma menyukai tentang buku-buku seperti itu. Biasanya dia lebih menyukai bermain game daripada buku.

Terdengar pintu kamarnya terbuka perlahan dan memperlihatkan ibunya masuk ke kamarnya dengan membawa segelas susu hangat untuk diminum Salma.

Salma mengalihkan perhatiannya ke ibunya yang sedang menaruh segelas susu tersebut di meja belajar.

Karena Salma hari ini ingin izin kerja kelompok dengan teman temannya dia harus meminta izin baik-baik kepada ibunya.

"buu,, sekarang Salma mau izin kerja kelompok sama temen-temen boleh gak?" tanya Salma yang masih memegang bukunya.

"kerja kelompok?"tanya balik Clara(nama dari ibu Salma).

"iya bu,, boleh kann?" tanya kembali Salma membujuk ibunya.

"tapi udah mau jam 8 loh,,memang nanti kamu mau pulang sama siapa? Enggak gak boleh!" tolak ibunya.

"Salma sama temen-temen nginep di rumah Vivi bu, boleh kan?" Salma masih meyakinkan ibunya.

"hmm"ibunya berfikir sambil sesekali melirik Salma.

Salma menaikan kedua halisnya dan tersenyum lebar kepada ibunya. Berharap permintaannya di setujui oleh mamahnya.

"iya iya boleh, tapi kamu dianter sama ayah mu sekarang" ucap tegas ibunya.

"siap!"jawab cepat Salma.

Salma memeluk ibunya dengan erat, menunjukan rasa cintanya kepada ibunya.

Sampai Salma di rumah Vivi, si pintar berkacamata dengan rambut yang ia ikat kebelakang. Teman sebangkunya Salma ini selalu ada di saat sedih, senang, apapun yang terjadi. Mereka sudah berteman dari SMP jadi mereka sudah mengerti antara satu sama lain.

Kedatangan Salma kerumah Vivi di sambut hangat oleh teman-teman lainnya.

Ada si Bella, si cerewet dan sombong yang sesekali selalu menegur teman-temannya saat berbuat salah. Walaupun mukanya yang pucat seperti vampir tapi hatinya tidak berbeda dengan malaikat. Itu yang sering ia ucapkan oleh dirinya sendiri.

Ada Lulu, teman Salma yang satu ini cukup di idami oleh para pria tentu saja karena kecantikannya, oleh karena itu kecantikannya selalu ia buat untuk alasan apapun. Jika di bandingkan dengan Bella, Lulu jelas lebih galak darinya suaranya yang mirip dengan toa masjid membuat siapa yang di marahinya terdiam kaku.

Salma di sambut baik oleh teman-temannya dan tak lama Salma datang kerumah Vivi, terdengar suara motor besar berwarna merah yang di jalankan oleh seorang lelaki terlihat berjalan menuju kerumah Vivi.

Salma heran melihat lelaki tersebut menggunakan motor dan datang rumah Vivi malam-malam gini entah apa tujuan lelaki tersebut.

"Vii, itu siapa kamu?" tanya heran Salma dengan halis yang dia naikan sebelah.

"ohh itu anaknya temen ibuku Sal, kak Bara."jawab Vivi jelas.

Mendengar nama Bara Salma teringat dengan lelaki bermuka tampan yang ia temui di depan gerbang sekolah. Terus mengapa Vivi memanggilnya kakak?

"lo kenapa Sal? Ko ngelamun gitu sih?" tanya Lulu dengan suara toa nya.

Bara datang menghampiri empat wanita tersebut. Dan mulai mengeluarkan tiga toples kue buatan mamahnya dari tasnya yang siap di berikan kepada salah satu dari empat wanita tersebut.

"yang pesen kue siapa nih diantara kalian?" tanya bara dengan helm fullface yang masih terpasang di di kepalanya.

Empat wanita tersebut hanya bisa terdiam menatap satu sama lain dengan tatapan heran.

"Bell lo yang mesen?" tanya Lulu sambil berbisik.

Sambil mengemut permen lolinya Bella menjawab "gak level kali gue makan kue gituan."

Bara membuka helm fullface nya, dan memperlihatkan ukiran muka yang diciptakan oleh tuhan yang hampir sempurna.

"ohh aku kak"jawab Vivi dengan cepat ditambah tangan dan kakinya yang bergetar gugup.

Bara memberikan tiga toples kue tersebut kepada Vivi dengan senyuman manis ditambah tatapan tajamnya, yang membuat siapa saja yang melihatnya bisa meleleh dengan sekejap.

Vivi memberikan uang kue tersebut kepada Bara dengan tangan yang masih bergetar. Bara langsung menyalakan mesin motornya dan siap berangkat meninggalkan empat wanita tersebut berkerja kelompok.

Sebelum berangkat menggunakan motornya tersebut dia melirik Salma sambil berkata kepada teman-temannya.

"hati-hati dia gigit" terkekeh bara sambil menunjuk Salma di depan teman-tamannya.

Salma hanya bisa menggeram kesal kepada si lelaki pengantar kue tersebut.

BERSAMBUNG
Jangan lupa vote dan comment yaa😁
Tunggu part selanjutnya! 😁👍

A LOVE ZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang