Happy reading guys😁👍
♣><><><><><><♠Terdengar peluit dibunyikan oleh wasit tersebut yang menunjukan pertandingan basket telah selesai.
Salma dan Dinda langsung menuruni tribun dan menghampiri Bara yang telah usai bertanding. Dinda mengeluarkan sebotol air putih yang dibawanya dari tasnya.
"Barr nih minum dulu" Dinda menyuruh.
"okee makasih yaa Dinn" balas Bara dengan senyum manis yang ia keluarkan seraya dia mengusap-ngusap rambut Dinda dengan tangan hangatnya.
Lagi-lagi perasaan Salma melihat Dinda dan Bara begitu dekat hanya bisa samar-samar tersenyum dengan hati yang dia rasa sedang bersedih.
Tapi dalam hatinya menjawab "untuk apa ia bersedih? Lagian kak Bara kan buka siapa-siapanya. Dia sudah punya Aldo yang bisa membuatnya lebih bahagia."
"ehh kak, aku tunggu di depan saja yaa?" pinta Salma.
"oke Sall, nanti kita berdua susul" jawab Dinda atas permintaan Salma.
Bara hanya bisa tersenyum dengan dua halis yang dia naikan dengan seksama.
*****
Salma menunggu di depan gerbang masuk lapangan basket, dia terlihat mengotak-ngatik HP yang di pegang. Dia terlihat mengontak seseorang untuk menjemputnya sekarang.
Orang yang dihubunginya yaitu Aldo, Salma meminta Aldo menjemputnya di depan gerbang masuk lapangan basket sekarang juga.
Balas dari Aldo hanya mengiyakan permintaannya.
Sampai datang mobil berwarna merah mendekati Salma di depan gerbang masuk tersebut, seseorang didalam mobil tersebut membuka kaca mobilnya dan memperlihatkan itu adalah Aldo yang sudah menjemput Salma.
Tak biasanya Aldo menjemputnya dengan Mobil. Salma langsung memasuki mobil Aldo meninggalkan Dinda dan Bara yang masih mengobrol banyak hal di dalam lapangan basket tersebut.
Salma hanya terdiam di mobil Aldo, memikirkan apa yang dilihatnya tadi di lapang basket. Melihat Bara dan Salma yang begitu dekat yang membuatnya kesal, entah kenapa.
Aldo melihat keadaan Salma di dalam mobilnya dengan memasang muka heran, tidak biasanya melihat Salma terdiam dengan senyumannya yang hilang. Biasanya dia yang selalu ceria disetiap pertemuan mereka.
"hei Sal," panggil Aldo.
Salma tetap diam dengan posisinya, fokus dengan jalan sambil memegang erat tas kecilnya yang dia simpan di pangkuannya.
"kamu kenapa sih? Kalau kamu ada masalah kamu ada aku, kamu boleh cerita apapun." jelas Aldo.
"gak apa apa kak" jawab Salma dengan sedikit senyuman di ujung bibirnya.
"yakin?" tanya balik Aldo.
"iya kakk" jawab Salma dengan senyuman yang dia buat lebih melebar.
"hmm" angguk Aldo.
"yaudah sekarang kamu mau kemana?"
"makan aja yuk?" jawabnya dengan antusias.
"okee bu boss! Hahaha" jawabnya cepat ditambah dengan tertawaannya.
*****
Pagi menghiasi bangun tidur Salma dengan cahayanya, karena kemarin terlalu asyik pergi dengan Aldo dia lupa kalau esoknya adalah hari senin. Ketika ia melihat jam, jarum jam sudah menunjukan pukul 07:00, yang sudah kalian tau gerbang sekolah akan tepat ditutup pada pukul 07:30.
Dia cepat bergegas menuju ke kamar mandi untuk bersiap siap. Karena dia tidak mau mengulang kejadian yang sama saat ia pertama kali bertemu Bara.
Salma berangkat kesekolah diantar langsung oleh pak Darman(nama supirnya).
"pakk bisa sedikit cepet gak?" ucapnya dengan sedikit gelisah.
"oke non Salma" mengerti pak Darman yang dengan cepat menancap gas mobilnya.
Mungkin hari ini bukan hari keberuntungan Salma. Kejadian buruk menimpa dirinya yang terlihat makin gelisah karena jam sudah menunjukan pukul 07:15.
Tiba-tiba ban mobil yang dinaiki Salma meletus di tengah jalan yang membuat mobilnya hampir menabrak tiang listrik.
"yaa allah,," Salma mengeluarkan nada sedihnya.
"duhh! Maaf non bannya bocor lagi ini gimana dong?"
"paling non tunggu montir dateng kesini buat benerin bannya gimana non?" ucap pak darma dengan nada sama gelisah.
"yahh pakk bentar lagi aku masuk, gimana dong?" kegelisahan Salma makin terlihat jelas.
Salma keluar mobil melihat sekitar dan tidak ada satupun mobil yang bisa ia tumpangi menuju kesekolah. Ia hanya melihat rumah yang cukup besar tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Dan lama ia perhatikan rumah tersebut. Keluar seorang lelaki yang menggunakan motor merahnya ingin mulai berangkat dan terlihat juga seragam yang dipakai lelaki tersebut sama percis dengan seragam yang hari ini Salma pakai.
Yaitu seragam sekolah HARBANG (singkatan dari harapan bangsa). Salma langsung pamit kepada pak Darman untuk menghampiri lelaki tersebut.
"pakk Salma berangkat sama temen" pamit Salma sambil berlari menyebrang jalan.
"iyaa non hati-hati!"
Salma menghampiri motor lelaki tersebut tepat di depannya dengan keadaan nafas yang masih sesak karena berlari.
"maaf ganggu, aku boleh numpang gak?" ucap Salma.
Lelaki tersebut membuka helmnya dan memperlihatkan Bara yang sedang ingin berangkat sekolah.
Bara menaikan sebelah halisnya dan memperlihatkan tatapan tajamnya yang membuat Salma berucap tentang ketampanannya.
"kak, kok kakak bisa ganteng banget ya?" ucap Salma dengan jelas dengan tatapan fokus melihati ukiran ukiran mukanya yang indah.
"apaan sih Sal!" tegur Bara dengan sedikit risi.
"yaudah ayo naik cepet!" ajak Bara dengan tegas.
Salma menaiki motor Bara dengan keadaan tidak enak dan sedikit malu karena kemarin telah meninggalkan Bara dan Dinda, ditambah kelakuan Salma yang bodoh mengucap ketampanan Bara dengan jelas di hadapannya.
Dan yang Salma rasa Bara marah soal Salma meninggalkannya di lapangan kemarin.
BERSAMBUNG
jangan lupa vote dan comment yaa😁
Tunggu part selanjutnya😁👍

KAMU SEDANG MEMBACA
A LOVE ZONE
Fiksi RemajaBaginya cinta hanya dipandang biasa saja, tidak peduli dia merasakan, atau mendapatkannya, memang dia berbeda dari yang lain. Dia "Bara arfiani akbar" atau sering disebut kak bara oleh para adik kelas yang sering kali mengincar-incar ketampanannya...