Part 6

500 33 0
                                    

It's You, Bad Boy!
Part 6

~•°•°•°•°•~

Kicauan burung tidak berhasil untuk mengganggu Aidan yang sedang sibuk menata rambutnya dengan sisir. Ya, di pagi hari ini entah kenapa laki-laki itu memilih untuk merapikan penampilannya.

Laki-laki yang bernama Aidan itu terus saja menatap ke arah cermin, sambil sesekali mencoba untuk sedikit tersenyum. Namun, percobaannya selalu gagal. Katanya, senyumannya kaku karena ia tidak pernah latihan.

Emangnya.. untuk tersenyum butuh latihan?

Tentu saja perlu, terkhusus untuk laki-laki berandalan itu.

Ia pun kembali mengacak-acak rambutnya. Menyadari bahwa menata rambut bukan dirinya yang biasa, ia membasuh wajahnya untuk terakhir kalinya sebelum mengeringkannya dengan handuk.

Aidan langsung bergegas keluar dari kamar mandi dan langsung hendak keluar dari kamar apartemennya. Sebelum keluar, ia mengambil hoodienya yang berwarna putih.

"Hei, A-aidan, kamu mau ke mana?" Suara yang sangat dikenal oleh laki-laki tersebut membuat Aidan menoleh menuju ke arah sumber suara, Sharon.

"Hirup udara segar." Ucap Aidan lalu memutarbalikkan badannya kembali.

Belum saja perempuan itu membuka mulutnya, laki-laki yang peduli kepadanya semalam itu langsung menghiraukannya kembali. Seolah-olah rasa peduli yang ia rasakan itu palsu.

Palsu? Mungkin tidak. Mungkin ia hanya kasihan atas apa yang terjadi kepada diriku.

Sharon langsung kesal dan menuju kamarnya lagi, ia tidak perlu dikasihani oleh siapa pun. Padahal, jika tadi Aidan mengajaknya, ia pasti menerima ajakan tersebut.

Aidan yang mendengar bunyi pintu yang tertutup dengan keras itu berhasil membuat langkahan kakinya terhenti. Ia menoleh, dan tidak menemukan sosok Sharon di luar. Setelah itu, ia pun menuruni anak tangga setelah menghela nafas berat.

Saat menuruni anak tangga, ia berjumpa dengan seorang laki-laki. Wajahnya banyak ditemukan plester, siapa lagi kalau bukan Arka?

"Bro, gue mau-"

Belum saja Arka menyelesaikan kalimat tersebut. Aidan langsung melewatinya begitu saja, membuat mulut laki-laki itu tertutup kembali.

Aidan berjalan dengan tergesa-gesa. Melihat wajah sahabatnya saja sudah cukup untuk membuatnya kesal. Ia bahkan sempat berpikir ia menyesal menyelamatkan Arka saat itu.

Arka hanya dapat menelan ludahnya. Ia berjalan menelusuri balkon untuk mencari kamar yang ditempati Sharon.

Aidan baru saja keluar beberapa langkah jaraknya dari apartemen. Ya, ia baru saja hendak menghirup udara segar sambil berjalan jalan. Namun, niat tersebut ia urungkan. Aidan kembali berjalan menuju apartemen yang baru saja ia tinggalkan beberapa detik yang lalu. Menaiki anak tangga dan ingin melihat apa yang dilakukan Arka.

Laki-laki berandalan itu terkejut. Ia melihat sepasang laki-laki dan perempuan berbicara tepat di depan matanya. Arka dan Sharon.

Sharon yang melihat Aidan berdiri pun awalnya bingung. Namun, mengingat apa yang dilakukan laki-laki itu kepadanya tadi pagi, Sharon langsung menarik tangan Arka dan membawanya masuk ke dalam kamarnya.

Aidan pun hanya dapat mendecak kesal. Bagaimana mungkin ia mempercayai apa yang ia saksikan dengan kedua matanya barusan.

"Ada apa kak-"

Belum sempat menyelesaikan ucapan yang dilontarkan perempuan itu. Arka langsung melangkah maju dan memeluk Sharon.

"Maafkan aku."

It's You, Bad Boy! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang