It's You, Bad Boy!
Part 10~•°•°•°•°•~
Sharon sudah melupakan masa lalunya. Wajar, ia sudah dewasa. Tidak ada gunanya mendendam benci. Ya, perempuan itu sudah kembali dekat dengan Arka.
Arka meletakkan minuman bubble tea miliknya di atas meja, “Nyoba dong punyamu.” Belum mendapat izin, Arka langsung mencicip minuman milik Sharon.
“Woi!” Sharon memukul bahu laki-laki di depannya itu. “Aduh!” Ia pun meletakkan kembali minuman tersebut. Tentu saja, setelah berhasil mencicip minuman coklat milik Sharon. Licik, memang.
“Sharon, lu sama Aidan gimana?”
Sebuah pertanyaan yang berhasil membuat segalanya terkenang kembali. “Aidan? Tentu saja, aku sungguh rindu dengan dia.”
Sebuah senyuman palsu yang terukir. Sakit, memang. Arka tidak cukup bodoh untuk melewatkannya.
***
Setelah membujuk Shane, pada akhirnya, Aidan berhasil. Ia akan berangkat ke Inggris. Ya, hanya untuk berjumpa dengan cinta pertamanya. Semuanya berkat bantuan Shane, jika bukan, ia tidak mungkin dapat menemui Sharon.
***
Laki-laki berambut pirang itu terus-menerus menatap kepada seorang perempuan. Matanya seolah-olah ditakdirkan untuk berjumpa. Perempuan itu tidak lain selain Sharon. Ya, dia.
Ia sedikit kesal juga. Karena semenjak hari pertama, perempuan itu terus saja berdekatan dengan seorang laki-laki. “Cih! Namanya siapa sih?” Tanya dia dengan bahasa inggris.
“Ah, setahuku nama dia Arka. Mereka berdua sudah saling kenal sebelum pindah kesini.”
“Oh begitukah? Menarik.”
Sharon baru saja menyelesaikan jam kampusnya. Baru saja hendak berjalan, badannya tersandung dengan seseorang. “Ouch, sorry!” Respons perempuan itu dengan sopan.
“Ah, sorry. Salahku. By the way, namaku Donovan.” Jawab laki-laki berambut pirang itu sambil membungkukkan badannya.
“Sharon. Namaku Sharon.” Balas perempuan itu. Entah kenapa, Sharon merasa tidak asing dengan laki-laki ini. Sesuatu.. sesuatu yang mungkin ia lupakan.
“Daydreaming? Mengapa melamun?” Tanya Donovan kembali. Sambil melambai-lambaikan tangannya di wajah Sharon. Otomatis pandangan Sharon kembali buyar. Ia baru menyadari bahwa dari tadi ia sedang melamun.
“Ah bukan apa-apa. By the way, senang berjumpa denganmu.” Balas perempuan bernama Sharon itu. Ia membalikkan badannya, sedangkan dari tadi Arka hanya menyimak. “Yuk.”
“Wait! Sebagai permintaan maaf, biarkan aku mentraktirmu. Begitu juga denganmu!” Jawab laki-laki itu lagi, sambil menunjuk kepada Arka.
“Sure. Why not?” Balas Arka sambil tersenyum. Ia tahu, bahwa sesuatu sedang terjadi. Entah itu hal yang baik, atau bukan.
***
Aidan baru saja sampai. “Ah, bule-bule.” Untung saja, sebelum ia bepergian kesini, Shane mengajarnya beberapa pengetahuan mengenai bahasa inggris. “Shane, thanks a lot!” Gumamnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You, Bad Boy! [SUDAH TERBIT]
Подростковая литература[Cerita sudah diterbitkan oleh Guepedia Publisher] > Semua bagian cerita masih tersedia untuk dibaca Aidan memanglah laki-laki berandalan. Ia cukup populer berkat ketampanannya. Dirinya cukup tahu akan hal tersebut. Ia tahu bahwa semua perempuan pas...