6. Huft

53 11 0
                                    


Sudah beberapa menit berlalu sejak mereka sampai di tempat makan yang ada di mall tersebut. Dan selama itu pula keheningan menyelimuti mereka.

Mika yang berusaha menghilangkan perasaan anehnya jauh jauh. Sedangkan saga sendiri juga masih bingung kenapa dia melakukan hal tadi walaupun saat melakukannya seolah ada yang berdesir di hatinya.

"Tumben lo diem" Ucap saga tiba tiba  memecah keheningan diantara mereka.

"Gue banyak ngomong dikira bawel, sekarang gue diem salah. Yaterus gue harus gimana?!" Sergah mika dengan wajah kesalnya.

Mendengar ucapan mika, saga hanya meringis dan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Yaudah dari pada lo marah marah mending kita langsung pesen makanannya" Ucap saga akhirnya. Mika mengangguk mengiyakan, mengambil buku menu ditangan saga dengan sarkasme. Melihat hal tersebut saga hanya mencibir sedangkan mika terkekeh kecil.

Tapi sebelum mika menyebutkan pesanannya dia kembali menatap saga dengan serius. Saga yang ditatap seperti itu mengerutkan dahinya heran.

"Apa?" Tanya saga kemuadian.

"Ini lo traktir kan?" Tanya mika dengan polosnya. Saga yang mendapati pertanyaan seperti itu menjadi gemas. Dia kira mika menatapnya dengan serius tadi, akan  mengatakan suatu hal yang penting.

"Iya gue yang traktir, udah buruan pesen suka suka elu. Kesian tuh mba nya nungguin daritadi" Jawab saga sekenanya, mata mika lantas berbinar dan dia langsung menyebutkan pesanannya kepada pelayan tersebut.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya pesanan mereka pun datang. Saga menatap semua makanan yang disajikan dengan wajah cengo. Setelah pelayan itu pergi saga pun langsung membuka suara.

"Wahh gila lo, ini makanan sebanyak ini terus siapa yang makan macann?!" Tanya saga dengan jengah. Kini didepannya sudah tersaji 4 macam makanan sekaligus, dan yang dipesan pun semuanya makanan berat. Sedangkan seseorang didepannya ini hanyalah seorang gadis berpipi bulat dengan tubuh kurus. Saga tidak yakin dia bisa menghabiskannya. Mika yang mendengarkannya hanya mengembungkan pipinya.

"Ya gue lah." Ucap mika dengan mantap. Kemudian dia tersenyum manis kearah saga. Saga tau mika memberikan senyumannya karena ada mau nya.

"Yaudah awas ya kalo ga abis!" Ucap saga mengingatkan. Mika yang mendengar respon saga pun mengangguk dan mengangkan jempolnya kedepan wajah saga.

Sedangkan saga hanya memesan sebuah burger dan soda. Ia memakannya dengan santai sambil memainkan handphone nya. Sesekali melirik mika yang sedang memakan makannya dengan sangat lahap. Sesekali dia terkekeh ketika pipi mika mengembung saat mengunyah makanannya besar besar.

Tidak terasa sudah sangat lama mereka berada direstoran tersebut.
"Uwahh kenyanggnyaa" Ucap mika dengan girang. Mika yang semula tengah fokus dengan ponselnya langsung mengalihkan pelandangannya pada gadis didepannya itu. Mukanya menatap mika dengan cengo.

"Lo yang abisin ini semua makanannya?" Tanya saga tak percaya.

"Ye gimanasih tadi katanya harus sampe abis, nah ini udah abis malah ngomel" Gerutu mika sebal.

"Wah gila gila lo kurus kering kayak gini ternyata doyan makan" Ucap saga sambil terkekeh.

"Ish inituh bukan kurus kering tau, tapi langsing kayak model! Dan kalo gue ga doyan makan ya gue gabisa berkembang lahh! Gimane si. Nah satu lagi jadi nanti kalo gue lagi ngambek lo tinggal beliin aja makanan yang banyak, ntar juga gue baikan ehee" Jelas mika dengan menggebu-gebu. Saga yang mendengar penjelasan mika hanya menoyor wajah mika dan terkekeh pelan.

"Iye deh iya serah lu, gue tau cewe selalu bener gapernah salah" Ucap saga sembari berjalan keluar restoran diikuti mika disampingnya. Mika ikut terkekeh mendengar ucapan saga.

Hai Mika!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang