5. Kesepakatan

33 12 0
                                    


Pagi ini sesuai dengan janji saga, dia menjemput mika tepat jam 9 pagi. Tapi belum apa apa saga sudah dibuat geram olehnya. Bagaimana tidak geram, saga sudah memberi tahu mika jika ia akan menjemputnya jam 9 pagi. Tapi mika nya malah baru bangun tidur dan belum mandi. Dan dengan santainya dia malah keluar dengan rambut berantakan seperti macan baru bangun tidur dan berkata 'bentar ya, gue mandi dulu.' saga hanya memutar bola matanya malas, sungguh keterlaluan.

Akhirnya saga terpaksa menunggu mika diruang tamu. Ia melihat jam tangan di pergelangan tangannya, jam 9 lewat 15. Saga pikir ia akan menunggu sangat lama, tapi ternyata setelah lima belas menit mika sudah keluar dari kamarnya dengan baju casual dan rambut terurai rapi. Saga menaikkan salah satu alisnya heran.

"Lo mandi kan?" Tanya saga dengan mata memincing ke arah mika. Mika yang ditatap seperti itu tidak terima dan balik menatap saga dengan wajah kesal.

"Ya mandi lah, lo kira?!" Saut mika sedikit meninggikan suaranya, ia kesal dengan saga.

"Tumben cepet" Balas saga dengan wajah meremehkan.

"Cepet salah lama salah, serba salah gue. Udah deh ah gausah banyak ngebret, jadi kagak ini?!" Ucap mika kesal, ia menatap malas saga dan langsung keluar rumah meninggalkan saga yang terdiam diruang tamu. Anjir gue kok merasa terhina ya, padahal kan gue cuma nanya. Saga mengeram kesal dan bergegas keluar rumah menyusul mika diluar.

"Tante saya ijin bawa mika ya, nanti pulangnya agak sorean" Ucap saga sopan kepada lia. Mika yang melihatnya berdecak sebal.

"Cih emang gue barang apa dibawa" Gerutu mika pelan tapi masih bisa terdengar oleh saga dan bundanya. Lia hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah mika.

"Mika gak boleh gitu ah, kamu kok sensi mulu perasaan. Dan oh ya nak saga, gak papa bawa aja mika nya. Lagipula kalo dirumah dia gak ada kerjaan" Tutur lia. Saga menganggukkan kepalnya dan tersenyum, lalu ia berjalan dan menaiki motornya disusul dengan mika dibelakangnya.

...

Setelah 30 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai dikawasan mall yang ada di pusat jakarta. Setelah memarkirkan motornya mika dan saga berjalan memasuki mall dengan berdampingan. Ya entah ada setan apa yang merasuki keduanya sampai keduanya jalan berdampingan dan tanpa ada perdebatan.

Hening, keduanya berjalan dengan mulut yang membisu. Sampai mika melihat seseorang dari kejauhan, dia memincingkan matanya untuk melihat lebih jelas. Mika membulatkan matanya, itu rendi dan seorang wanita? Mika merasa detak jantungnya sedang disko dia senang dapat bertemu dengan rendi, tapi ia sedih karena rendi tak sendiri melainkan bersama seorang wanita.

Saga yang sadar kalu mika sedari tadi sedang memperhatikan seseorang, dia pun beralih ke arah mika. Entahlah, ia rasa tatapan mika seperti tatapan kecewa? Terluka? Sebenarnya siapa yang dilihat oleh mika? Pikir saga.

Mika menundukkan kepalanya, karena ia sepertinya akan berjalan mengarah kearah rendi berada. Ia ingin sekali menyapa, tapi tak sanggup untuk melihat rendi dengan seorang wanita. Hatinya seperti teremas remas. Tapi sebelum dia sampai kearah rendi berada, dia menghentikan langkahnya dan menahan lengan saga untuk berhenti melangkah. Mika mendongakkan wajahnya menatap saga dengan serius. Saga mengerutkan dahinya bingung.

"Paan?" Tanya saga kemudian.

"Lo pura pura jadi pacar gue ya! Sekali ini aja jangan nolak please." Mohon mika dengan wajah memelasnya. Saga tampak berpikir dan menatap mika dengan horror. Mika berdecak sebal dan menatap malas mika.

"Gausah kegeeran, Cuma. Pura. Pura" Ucap mika dengan menekankan kata cuma pura pura. Saga yang mendengarnya hanya mengedikkan bahunya acuh. Mika menahan amarahnya yang sudah diujung tanduk. Akhirnya dia memasang senyum manisnya dan berjalan sambil menarik lengan saga. 'Cihh pinter banget kalo masang fake smile' batin saga.

Hai Mika!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang