7. Jadi Cinderella semalam

33 11 0
                                    

Saga sudah siap dengan kemeja navy yang digulung dan celana bahan hitamnya. Ia tampak lebih cool dari biasanya karena rambutnya yang ditata lebih rapih dari biasanya.

"Mah saga berangkat dulu ya, assalamu'alaikum" Pamit saga pada fina, mamanya.

Baru tiga langkah saga melangkah ke luar rumah, tapi fina memanggilnya lagi.

"Ada apa mah?" Tanya saga menoleh kearah fina dengan kerutan bingung di dahi.

"Oh enggak mama cuman mau bilang kalo kamu jemput mika naik mobil aja, jangan naek motor kamu ntar dandanannya mika jadi berantakan. Terus satu lagi nanti pas di acaranya kamu harus terus temenin mika ya, jangan ditinggal sendirian!" Tutur fina panjang lebar dengan antusias.

Saga yang mendengar tuturan fina menghembuskan nafasnya pelan.
"iya mah iyaa" Jawab saga dengan setengah hati. Dia kira mamahnya akan membicarakan hal yang penting.

Kadang saga tak habis pikir kenapa mamanya bisa seantusias itu jika membahas mengenai segala hal tentang mika. Apakah jangan-jangan mika itu adalah anak mamahnya yang dulu hilang? Dan ternyata ia dan mika bersaudara? Oh tidakk mana sudi dia harus menjadi kakak seorang gadis bar bar seperti mika. Saga langsung menepis segala pemikiran ngawurnya itu. Bagaimana bisa dia memikirkan hal seperti itu? Batinnya.

...

"Ish kak ini harus apa ya pake make up segala?" Tanya mika dengan wajah sebal. Kini ia tengah duduk didepan meja rias kakaknya untuk siap dipoles oleh susan.

Mendengar pertanyaan dari adiknya itu, susan menghela napas berat.
"Haduh udah deh kamu itu nurut aja kenapa sih! Emang kamu mau nanti dikira gembel kesasar?! Nih kakak kasih tau ya, saga itu udah ganteng dan menawan nah kamu juga harus cantik dan anggun dong!" Ucap susan panjang lebar sambil menatap wajah mika dengan serius.

Mika memberenggut sebal tak habis pikir dengan kakaknya, bisa-bisanya adiknya sendiri dikatai gembel kesasar.

"Yaudah iyanih nurut. Tapi jangan tebel-tebel ya! Ntar kayak tante tante lagi" Ucap mika dengan setengah mencibir.

Setelah sedikit perdebatan akhirnya susan mulai memoles wajah polos mika dengan berbagai macam alat make up, entah apa itu mika tidak tau.

Kali ini mika benar benar menurut ia tidak banyak protes dan matanya terus terpejam sampai susan mengatakan kalau dia sudah selesai memoles wajahnya.

"Udah melekk woy." Ucap susan dengan menggoyang-goyangkan bahu mika. Mika pun langsung membuka matanya yang awalnya terpejam tadi.

Hanya satu kata yang dapat menggambarkan ekspresi mika saat ini.

Speechless

'Ini antara kak susannya yang jago moles wajah tengil gue apa gue aja ya yang gasadar kalo gue sebenernya tuh cakep?' batin mika geli.

Mika melihat pantulan wajahnya dicermin kemudian menoleh kearah susan, dan yang ditoleh hanya mengangguk dan tersenyum.

"Eh tapi ini belom selesai" Ucap susan tiba-tiba, membuat mika menyerngitkan dahi bingung.

Kemudian susan mendudukkan mika kembali dan menyuruhnya untuk menatap kedepan cermin lagi, sedangkan susan sudah sibuk menata rambut panjang mika.

"Ini rambut aku mau diapain kak?" Tanya mika kemudian, dia mentap penasaran susan dari cermin.

"Nggak cuma kakak curly doang bawahnya sama dikasih hair spray, biar keliatan badaii gitu" Jawab susan sudah seperti mbak mbak salon.

"Loh belom selesai aja daritadi? Saga udah dateng loh" Seruan bundanya membuat mika dan susan menoleh kompak kearah lia berada.

...

Hai Mika!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang