11. Dia Reynold

12 7 1
                                    

"Heh kalo makan gak usah buru-buru. Lagian gue santuy gini kok" Ucap saga ketus, melihat mika makan seperti orang yang tidak makan selama satu minggu penuh.

"Ish. Ya lo aja yang kelamaan" Imbuh mika, ia menatap saga dengan sinis. Kemudian fokus kembali ke arah makanannya. Disaat seperti ini mika memang pandai memanfaatkan situasi. Ya kapan lagi coba, makan enak tapi gratis.

"Taulah cowok emang gak pernah bener kok. Yaudah gue ke toilet dulu. Lo jangan kemana-mana! Awas aja kalo gue udah balik dari toilet tapi lo udah gaada disini!" Ucap saga, tangannya menunjuk-nunjuk mika seoalah memperingatkan. Ia tau sendiri mika selalu tidak bisa diam ditempatnya.

"Iya iya" Jawab mika ogah-ogahan.

Setelah beberapa menit kepergian saga, tidak ada tanda tanda saga akan kembali sampai seseorang menepuk pundaknya pelan. Mika tersentak kaget.

'Kutukupret sialan! Siapa sih?!' Batin mika menggerutu. Bagaimana tidak kesal, orang dia lagi enak enaknya makan dan tanpa assalamuaikum seseorang menepuk pundaknya demgan tiba-tiba. Untung saja dia tidak tersedak makanannya, kan tidak lucu kalau dia mati muda karena hal yang sangat konyol.

Lalu mika menoleh kan wajahnya kearah seseorang yang menepuk pundaknya tadi dan bersiap untuk mengeluarkan omelannya.

Tapi,

"Hai" Sapa seorang lelaki dengan senyuman mempesonanya. Mika terkesiap melihat betapa indahnya ciptaan Tuhan satu ini.

'Kapan lagi coba disamperin cogan, alhamdulillah hehe. Kayaknya kudu jaim alias jaga image deh' Batin mika kesenengan.

"Oh, eh hai?" Mika bingung harus menyambut lelaki itu seperti apa. Karena tampaknya wajah lelaki itu seperti tidak asing bagi mika. Tetapi mika tidak mau dianggap seperti ciwi-ciwi sksd yang kurbel.

"Gue boleh gabung?" Ucap lelaki itu lagi, dia bingung harus memulainya seperti apa.

"Siapa ya?" Tanya mika to the point, ia memang tidak suka berbasa-basi.

Jadi mika kembali beralih kearah makanannya. Tanpa mempersilahkan si lelaki untuk duduk dikursi kosong yang ada di hadapan mika saat ini.

"Ehm, gue reynold. Lo masih inget kan?" Dehem reynold, sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. Merasa tidak dianggap keberadaannya oleh mika. Sedangkan Ia masih setia dalam posisi berdiri disebelah mika.

Mika menoleh ke arah reynold, membuat ia tidak berkutik. Pasalnya mika menatap reynold tepat ke arah bola mata reynold. Hingga sepersekian detik kemudian mika mengalihkan pandangannya dengan menatap kembali kearah makanannya berada.

eh

Lalu ia teringat suatu kejadian dimana reynold menolongnya ketika ia akan terjerembab diatas tanah. Bibirnya sudah gatal ingin melengkungkan sebuah senyuman, tapi ia terus berusaha mengendalikan ekspresi wajahnya. Dia harus jaim bukan?

"Oh yang dipensi itu kan?" Ucap mika, kemudian ia mempersilahkan reynold untuk duduk dikuri kosong yang tadinya ditempati oleh saga. Reynold tersenyum puas, pasalnya ia sudah selangkah lebih maju.

"Oh iya, lo sendirian?" Tanya reynold pada akhirnya.

"Oh enggak, sama saga. Cuman dia lagi ke toilet" Ucap mika seadanya, memang apa yang perlu disembunyikan.

Reynold mengangguk-angguk paham, lalu memperhatikan mika yang sedang asik makan.

Merasa tengah diperhatikan, mika menghentikan kegiatan makannya dan mendongak menatap reynold yang terang-terangan menatapnya.

Agak sedikit blushing sebenarnya, gimana enggak. Orang yang mandangin cowok ganteng.

"Lo nggak pesen makan?" Tanya mika pada akhirnya. Reynold yang mendengarkan sebuah pertanyaan kecil dari mika hanya menggeleng dan tersenyum manis. Ya, sangat sangat manis.

Hai Mika!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang