10. Babysitter dadakan

14 7 0
                                    

"Lo mau ngajak kemana sih?" Tanya mika sebal karena mereka terus saja berjalan menelusuri mall tanpa henti.

"Ck. Lo diem aja deh gak usah bawel! Kan gue ngajak lo kesini juga karena gue udah janji kemaren" Jawab saga ikutan kesal karena mika terus saja melontarkan pertanyaan yang sama dari tadi.

Mendengarkan jawaban dari saga membuat mika mengerucutkan bibirnya kesal.

"Dih malah manyun. Bimoli tuh, bibir. Monyong. Lima. Senti." Ucap saga menekankan setiap katanya dengan tawa menyebalkan. Mika yang tidak terima dikatakan seperti itu sontak tangannya langsung mendorong lengan saga dengan kuat. Saga yang tidak siap dengan dorongan keras dari mika pun tergerak menyenggol ibu-ibu yang berjalan disebelahnya. Dan parahnya, makanan yang tengah dibawa oleh ibu-ibu tersebut jatuh berceceran dilantai. Suara tangisan dari anaknya pun menggelegar membuat saga dan mika tersadar.

Mika yang melihatnya pun terkejut dan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Melihat raut wajah ibu-ibu tersebut yang sepertinya sudah ingin meledak.

Saga juga sama terkejutnya, ia meneguk ludahnya dengan susah payah. "Ma- maaf bu" Ucap saga tergugu sambil tersenyum tidak enak kepada sang ibu-ibu tadi.

"Maaf maaf gimana sih mas! Makanya kalau jalan itu pakai mata! Liat tuh makanan anak saya jadi jatuhh! Anak saya nangis tuh kann! Udah tau keadaan mall lagi rame malah dorong dorongan! Kan jadi sa-" Ucap ibu-ibu tadi panjang lebar.

"Oke bu saya bakal tanggung jawab, sekarang anak ibu mau apa deh? Biar saya beliin" Ucap saga memotong ucapan panjang lebar dari ibu-ibu tadi. Karena kalau tidak dipotong bisa bisa ibu tadi akan terus mengomel sampai mallnya tutup.

Ibu-ibu itupun langsung mengangguk membenarkan ucapan dari saga.

"Acha kamu mau apa? Bilang sama kakak itu." Tanya ibu itu kepada anaknya yang diketahui bernama Acha.

Acha mengusap kedua matanya yang basah sehabis menangis. Lalu menatap saga dan mika dengan berbinar.

Saga dan mika yang ditatap seperti itu jadi saling melempar tatapan sejenak.

"Acha pengen ice cream, sama main di timezone bareng kakak itu" Ucap bocah kecil itu.

Ha?

"Nah mas, mbak denger tuh anak saya bilang apa. Katanya mau tanggung jawab kan?! Yaudah kalo gitu saya bakal tunggu disini. Kalian berdua ajak anak saya, nanti kalo udah anterin anak saya kesini lagi! Anak saya jangan diapa-apain loh!" Ucap sang ibu-ibu tadi dengan wajah garangnya.

Saga menghela napasnya berat, ada-ada saja.

"Ayo kakk!" Ucap acha dengan girang, ia berjalan ditengah mika dan saga lalu menarik-narik lengan mika dan saga tak sabaran. Yang ditarik pun hanya pasrah mengikuti.

"Kita mau kemana dulu?" Tanya saga dengan sekenanya, ia tidak menyukai anak kecil sebenarnya karena dianggap sangat merepotkan.

Jika yang menanyai wajahnya sedatar tembok maka beda dengan yang ditanyai. Acha terlihat sangat senang dan bersemangat. Mika yang melihatnya pun terkekeh kecil.

"Ish sama anak kecil gaboleh jutek gitu kali, yang ramah." Tutur mika. Saga yang mendengar tuturan dari mika hanya memutar bola matanya malas.

"Eumm gimana kalo kita ke timezone dulu? Nanti habis dari timezone baru beli ice cream. Gimana?" Tanya mika kepada acha. Sedikit menunduk menatap wajah acha yang memang sangat mungil.

"Okdeh, tapi nanti ice creamnya jangan lupa loh kak!" Ucap acha kemudian setelah sejenak berpikir. Mika yang mendengarnya pun tersenyum manis kearah acha.

Hai Mika!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang