13th : Tentang Penjelasan

4K 604 15
                                    

Satu jam lamanya Juyeon memandangi wajah Hyunjae yang terdapat luka di bagian kanannya, mengelus pelan rambutnya, menyibakkan anak rambut di dahi pria cantik yang malang itu.



Kemudian, sang empunya pun terbangun. Ia tersadar dari obat bius selama tiga jam lamanya.



Satu hal yang ia lakukan saat membuka kedua manik indahnya adalah menangis. Menangis karena tubuhnya terasa remuk dan juga hatinya terasa sakit melihat keadaan Juyeon yang lemah dengan wajah yang memucat di sampingnya sekarang.



"Udah. Jangan nangis.." ujar yang lebih tua. Ia bangkit duduk dan sedikit membungkuk untuk mengusap peluh Hyunjae.



"Jangan banyak gerak ya. Tanganmu udah diperiksa sama dokter tadi. Dan sekarang nggak boleh kena benturan. Makanya harus pake gendongan ini." Tunjuknya pada kain yang sudah terpaut di lengan kanannya.



Hyunjae mengangguk. Tetapi ia belum berhenti menangis.



"Kenapa masih nangis? Sakit ya, hm?" Tangannya masih belum berhenti membelai wajah pria cantik itu. Mengusapnya perlahan.



"Ka-kak..." gumamnya disela tangisannya.



"Hm.."



"Nggak-papa?" Tangan kirinya meraih jemari Juyeon yang masih mengusap wajahnya. Ditarik, lalu digenggam.



"Yang harus dikhawatirin itu bukan kakak, tapi kamu." Juyeon tersenyum paksa, kemudian mengusap lembut tangan kiri Hyunjae.



"Cerita sama kakak, kenapa bisa luka sampai kaya gini. Ini pasti sakit." Lanjutnya.



Hyunjae hanya terdiam. Tangan kirinya menutupi matanya, kemudian ia kembali menangis.



"Kakak nggak bakal marah, kalo kamu cerita sama kakak, hm?" Jemarinya menarik tangan kiri pria cantik itu. Mengusap peluh yang kian banyak di sudut matanya.



Ia menunggu Hyunjae siap untuk bercerita.



"Tadi.. Aku nggak sabar mau ketemu kakak.. Aku turun dari taksi di jalan raya depan rumah sakit.. Terus aku lari.. Terus ketabrak mobil-hiks.." jelas Hyunjae dengan sesenggukan.



"Ssshhh.. Udah.. Sekarang kamu udah sama kakak kan? Lain kali jangan kaya gitu ya. Kalo luka gini, siapa yang ngerasain sakit? Kamu sendiri kan?" Sembari mengusap lembut tangan kiri Hyunjae, Juyeon tersenyum dengan lembut.



"Kakak minta maaf ya? Ini juga salah kakak. Maaf udah bohong ada pemotretan di luar kota. Maaf ya? Dimaafin kan?"



Hyunjae hanya mengangguk sebagai jawaban.



"Kakak nggak mau kalo kamu khawatir sebenernya, Jae. Terus kamu tau dari mana kakak disini?"



"Nana.."



"Ya udah, ya udah, nggak papa.."



"Udah berapa hari disini, kak?" Lirih sekali Hyunjae bertanya dengan suara paraunya.



"Sejak setelah kakak kasih kamu sepatu waktu itu."



"Kakaaakk..." rengeknya dengan bibir mencebik lucu.



"Udah dong.. Kakak kan udah minta maaf.."



"Ya udah. Sini peluk." Ujar Hyunjae singkat.



"H-hah?" Penyakit lemot Juyeon kambuh.



"Ya udah, aku pulang." Final Hyunjae. Lalu berusaha bangkit dari acara berbaringnya.



"Iya iya dipeluk. Dasar!" Disentilnya dahi Hyunjae, kemudian ditarik dalam pelukannya.



"Niat nggak sih, ih!" Protes Hyunjae dalam pelukan Juyeon. Lalu melepaskan pelukan mereka.



"Udah dipeluk masih aja protes astaga." Juyeon pasrah.



"Ya nggak gitu.."



"Ya udah, maunya gimana sekarang, hm? Dipeluk? Dipangku? Digendong? Apa dicium?"



"Aku maunya dijadiin pacar kakak, gimana dong?" Dengan puppy eyes nya, Hyunjae memohon.



"Ya udah, jadi pacar kakak mau?"



Hyunjae terdiam dengan wajah datarnya ia melirik Juyeon.



"Ih, mau nggak?" Juyeon menoel-noel pipi Hyunjae yang terlihat sedikit kurus. Alisnya terangkat-angkat menggoda si cantik.



"Sumpah ya nggak ada romantis-romantisnya. Sebel aku tuh."



"Masih untung juga ada yang mau sama kamu loh."



"Ngehina?"



"Emang iya kan?"



"Bodo ih! Aku mau pulang aja."



"Ya udah, pulang sana. Bisa sendiri kan?" Juyeon tersenyum mempersilahkan. Matanya berkedip-kedip lucu ke arah Hyunjae yang sudah jengkel.



"Ya bisa lah! Kan punya kaki!"



"Ya udah, gih! Pulang. Hati-hati di jalan ya."



Belum. Hyunjae belum berdiri. Ia masih duduk seranjang dengan Juyeon. Tetapi, kakak tetangganya ini benar-benar menyebalkan.



"Nggak ditahan nih?" Dengan nada sinisnya dan mata yang melirik ke arah Juyeon.



"Ih, pengen banget ditahan." Ejek Juyeon semakin membuat Hyunjae mendengus kesal.



"Ya udah! Aku pulang! Bye!"



Hyunjae benar turun dari ranjang. Tapi belum sempat melangkah, tubuhnya sudah terduduk kembali di atas ranjang. Kemudian tubuhnya di dekap dari belakang oleh Juyeon.



"I love you.." bisiknya di telinga Hyunjae.



"Iya iya, tau. Kakak cinta sama aku."



"Kamunya nggak?"



"Dikit."



"Banyakin dong.."



"Iya."



"Iya apa?"



"Iya, dibanyakin cintanya sama kakak astaga rempong bener sih!"



"I love you."



"Iya iya, love you too."




'Jadi, udah official apa belum nih?' Inner Hyunjae.







__________

Tbc
__________

Pendek banget yang penting update heheh

Terima kasih sudah mampir, vote dan komen.

*bow*❤❤❤



©hydrangeasweetpea, 160419

[✔] Beloved; jujaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang