Semenjak hari itu,
Sudah satu bulan
hubungan Mark dan Jinyoung semakin memburuk.
Mark jarang mengobrol dengan Jinyoung, dia hanya akan memanggil Jinyoung lalu memberika berkas atau misalkan bertanya adakah rapat hari itu.
Sedangkan Jinyoung sendiri, ragu untuk mengajaknya bicara.
"Jinyoung?"
...
"Jinyoung!"
...
"PARK JINYOUNG!"
Untuk kesekalian kalinya Mark memanggil sekretarisnya ini, namun tidak ada jawaban. Hingga dia sedikit berteriak.
"I-iya Tuan???" Jawab Jinyoung gugup
"Kau memikirkan sesuatu? Ada masalah? Nampak tidak fokus daritadi..."
"Mungkin aku kurang kafein..." Dengan cepatnya Jinyoung menjawab pertanyaan Mark
Mark hanya mengangguk. Lalu melanjutkan pekerjaannya
"Jinyoung, bagaimana jika model clothing kita? Aku sudah mengirimnya lewat email, sepertinya cukup bagus. I mean.... Orang-orang saat ini lebih memilih untuk desaign baju yang simple right?"
Jinyoung membuka email itu.
"Yah, ini cukup simpel, Anda yang mendesaignnya?"
Mark hanya mengangguk
Jinyoung gugup, melihat Mark didepannya dengan kemeja yang lengannya digulung, menampakkan lengannya yang berotot, tak lupa kaca mata yang bertengger, kancing atasnya terbuka
Shit! Dia mencoba menggodaku? -Umpat Jinyoung
Mark hanya fokus dan menatap layar laptop didepannya.
"1 jam lagi kita rapat mengenai desaign ini kan?"
"I-iya..." Dengan gugup Jinyoung menatap arloji di tangannya
Mark tertawa tipis
"What happen to you Jinyoung? Kau seharian ini gugup... Aku tidak menemukan Jinyoung yang penuh ketegasan..."
Mark memajukan wajahnya,
Jinyoung menampilkan semburat merah di pipinya, panas.
Malu di tatap seperti itu, terlebih Mark saat ini sangat tampan.
Mark berdiri dari duduknya, meregangkan tubuhnya,
Berjalan menuju ke arah Jinyoung yang masih menunduk malu
Cup!
"Aku buat kopi dulu..."
Jinyoung semakin terkejut, ritme jantungnya berubah semakin kencang. Mark mengecup puncak kepalanya dan dengan tidak sopannya dia pergi begitu saja.
"Ya Tuhan?!?? Aku bisa gila seperti ini!!! Apa yang harus aku lakukan.... Bodoh- bodoh!!!" Jinyoung memukul mukul kepalanya
Suara pintu terbuka, Jinyoung menegakkan kembali duduknya, berpura pura tengah fokus dengan laptopnya saat ini.
"Kau mau?" Tawar Mark
"Tidak... Nanti saja"
Mark hanya mengangguk mendengarkan jawaban Jinyoung.
Jika kalian berfikir, Mark menyerah mendapatkan Jinyoung itu salah besar!
Mark hanya mengikuti saran Yugyeom, pelan, lembut dan pasti.
Seperti saat ini, Mark dengan lembut memperlakukan Jinyoung tidak memaksa apapun.
Tanpa Jinyoung sadari....
Mark dan jajaran direksi tengah melakukan rapat. Tidak seperti awal mereka rapat, situasinya bahkan sedikit santai.
Mark beberapa kali memuji hasil presentasi karyawannya.
"Kalian melakukan yang terhebat hari ini, aku menyukai nya... Kurasa intensitas rapat kita bisa dikurangi jika kinerja kalian sudah baik.. bagaimana Jinyoung? Kau setuju?"
Mark menatap Jinyoung
"Mm... I-iya tidak masalah." Jinyoung gugup
Senyum Mark merekah, membuat para wanita yang ikut rapat meleleh rasanya. Sayangnya tidak straight....
"Baik, rapat kita akhiri, Thank you so much everyone...."
>>>
"Jinyoung, pulang denganku, Yugyeom bilang Mama dan Papa ke sini, dia ingin bertemu denganmu..."
Ucapan Mark membuat Jinyoung berhenti membereskan berkasnya.
"Can I say no?"
"Your answer just Yes or Yes"
Mark terkekeh melihat reaksi Jinyoung yang cemberut.
Aku upload kan? Wkwkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Into Deep (MarkJin) ✔️
Подростковая литератураSekuat apa Jinyoung bertahan dengan Mark? Sebuah ego yang melawan perasaan atau sebaliknya???? Rank #38 jackbam #3 jinmark #1jinmark #5 jackbam #10 yugbam B x B ✅ Mature ✅