10

347 20 3
                                    

Sejak pulang dari taman belakang sekolah, suasana hati imey tidak baik. Apalagi dengan begitu teganya ia meninggalkan adik dari seorang pria yang ia kagumi di taman sendirian.

Memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan, itu adalah hal bodoh yang selalu imey lakukan.

"Dari mana aja lo?"

Pria yang sejak tadi mengganggu pikirannya itu berdiri di ambang pintu Lab.Kom, imey kikuk dibuatnya.

"Gue kesini mau minta maaf sama lo"

"Maaf untuk apa?"

"Gara-gara gue acara lo sama Nissa jadi batal"

"Oh itu, kirain gue apa"

"Sebagai permintaan maaf gue, gimana satnight nanti kita makan"

DEG!

Sudah jatuh sejatuh-jatuhnya, sekarang seperti diterbangkan kembali ke langit yang ke tujuh.
Imey mencoba mengalihkan ajakan Ryan agar tidak salah tingkah ketika menjawabnya.

"Lo gak ke kelas? Jam istirahatkan udah abis"

"Jawab dulu ajakan gue"

"I-iya boleh"

"Oke see you" ucap Ryan sambil mengacak-ngacak rambut Imey kemudian pergi berlalu.

Orang yang sedari tadi menghalangi pintu sudah pergi, imey masuk ke kelas mengikuti jam pelajaran terakhirnya.

****

"Akhirnya UN selesai juga"

"Setelah ini kamu mau ninggalin aku?"

"Nanti kamu masuk SMK harus ngambil satu jurusan ya bareng Ryan"

"Emangnya kenapa?"

"Cuma Ryan yang bisa aku andelin buat jagain kamu di Indonesia"

"Kenapa ga lanjut di Indonesia aja?biar ga jauh dari aku"

"Jarak dan waktu selalu memberi pelajaran, bahkan karena jauh, kamu akan paham bagaimana rindu yang sesungguhnya. Aku pasti pulang Putri"

Kania menatap foto yang ada di ponselnya dengan tatapan sendu. Cepat pulang aku rindu.

Menunggu bukan hal yang menyenangkan apalagi menunggu kepastian kapan dia kembali.

Kania menghela nafas berat, ia mengangkat tubuhnya, menoleh kesamping, mendapati Ryan sang kakak sedang memperhatikannya.

Ryan meraih tangan Putri.
"Kenapa masih digalauin? Adik Ryan gaboleh sedih. Percaya deh kalo dia beneran sayang sama lo, dia pasti pulang nemuin lo putri"

"Pantesan lo jomblo terus" ucap putri ke sembarang arah

"Heh" Ryan menatap adiknya geram.

"Lo tuh kebanyakan positif thingking"

"Ya baguslah" Ryan melipat tangannya di dada berlagak paling tampan

"Iya bagus, positif thingking kalo jodoh bakal datang pada waktunya. Tapi lo gapernah ikhtiar, emang dengan hanya sekedar nunggu bidadari bakal datang dengan sendirinya?nggalah bego"

"Heh Kania gesrek, gue udah ngasih lo motivasi biar gak galau. Eh lo malah ledek gue"

"Motivasi apa hah?" Kania mengangkat dagunya "motivasi nyuruh gue buat terus positif thingking? Nanti kalo lama-lama gue bego kaya lo gimana?"

"Heuh gesreeekk" Ryan menoyorkan kepala Kania enteng.

"Mau kemana lo rapih kaya gini?" Tanya Kania sambil menyubit paha Ryan.

"Gue mau pergi sebentar, anter gue ke depan yoo" jawab Ryan sambil menarik lengan Kania untuk mengantarnya ke depan pintu.

"Kunci pintu dari dalem trus jangan kemana-mana, kalo mau makan pesen gofood aja. Kalo lo mau keluar mesti bilang gue, trus nanti pas gue pulang lo harus ada di rum-" belum sempat  Ryan menuntaskan ucapannya langsung dipotong oleh Kania

"Iyaaaa sono pergi bawell" ucap Kania sambil menutup pintu kencang.

***














Mau pergi kemana sih Ryan ribet banget😂ngegalauin siapa sih kania😁hehee
Biar lanjut terus jan lupa vote & komen💙😙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEPASTIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang