ᴛᴀʟᴋ ᴛᴏ ᴍᴇ

16.5K 2.6K 148
                                    

"Beri saya alamatnya." Doyoung menatap Hyunjin tajam, hendak mengancam tetapi lebih dahulu dibalas senyuman oleh lelaki itu, "ya, alamatnya-"

dan kaki jenjang Doyoung melangkah meninggalkan Hyunjin yang masih terduduk disana. Senyuman lelaki itu tidak memudar sejak tadi, hatinya merasa tenang.

Dia telah melepas segala bebannya dan sekarang akan hidup lebih baik lagi. Dia janji.



🌻🌻🌻



"Doy, aku gasalah apapun!" Sejeong berusaha melepaskan cengkraman tangan Doyoung yang memaksanya untuk ikut keluar dari kantor.

Doyoung ngga main-main. Apapun akan ia lakukan untuk gadisnya, termasuk bermain dengan pihak berwajib.

"Ngga salah apapun, kamu bilang? puas kamu sekarang liat gadis saya koma? dia salah apa sama kamu, Jeong? saya bener-bener ngga nyangka kamu sampai segininya," Doyoung menatap Sejeong miris.

Gadis itu menatap Doyoung sendu, "aku gini karena aku cinta sama kamu, Doy."

"DENGAN KAMU LAKUIN INI SAMA AJA KAMU BUNUH SAYA PERLAHAN."

Sejeong menutup kedua matanya mendengar bentakan Doyoung yang ia lakukan tepat di hadapannya ini. Gadis itu menunduk, tidak berani menatap Doyoung yang balik menatapnya tajam.

"Apa.."

"apa yang bikin dia segitu lebih pentingnya dari aku yang notabene kekasihmu ini?" Sejeong mendongak, dia balik menatap mata Doyoung.

"Dia sesuatu paling berharga yang saya punya sekarang, Sejeong. Saya udah yatim piatu sejak SMP, saya benci sekali untuk dekat dengan orang lain karena hal itu ngingetin saya sama orang tua saya-" mata Doyoung memerah, mengingat masa lalunya yang kelam. Orang tuanya kecelakaan, dan dia satu satunya yang selamat dari tragedi itu.

"Orang tua Misa ngambil saya waktu saya mulai kesulitan bayar sekolah sendiri. Saya kenal dia waktu saya SMA, dia lakuin segala cara buat bikin saya senyum dan sampai sekarangpun dia masih berusaha melakukan itu."

Doyoung menarik nafasnya, "dia udah jatuh cinta sama saya, Jeong. Bahkan sebelum kamu balik dan bikin kita bareng lagi. Saya orang paling bodoh yang ngebiarin gadis setulus dia menunggu bertahun tahun tanpa kepastian dan berakhir mengakhiri perasaannya sendiri."

Sejeong tertegun, jujur, bertahun tahun dia kenal Doyoung ngga pernah ngeliat lelaki itu kayak gini. Keliatan banget hancurnya, Sejeong ngga tau kalau Misa membawa pengaruh sebesar itu pada Doyoung.

"Doy, maaf." Sejeong nunduk, air matanya mengalir tanpa ia sadari. Tidak, dia bukan sakit hati karena Misalah yang lebih penting dari dirinya, melainkan terenyuh dengan cerita Doyoung tadi.

Benar, dia hanyalah masa lalu yang datang kembali. Misa lebih memiliki hak besar untuk Doyoung, seharusnya dia menyadari itu sejak awal.

"Ayo berakhir."

Doyoung ngeliat Sejeong, gadis itu mendongak memperlihatkan senyum manisnya walaupun air dimatanya tidak berhenti mengalir, "ayo kita akhiri, aku ngga mau jadi penghalang kebahagiaan kalian."

Doyoung senyum, setidaknya, Indyra Sejeong Anastasya sudah mulai beranjak dewasa sekarang. Dia mulai mengurangi rasa ego nya sendiri.

"Satu hal lagi, bawa aku pada Misa. Aku harus minta maaf pada anak kecil itu."



🌻🌻🌻

"Mau apa lo kesini?" marah Kara waktu ia melihat Sejeong masuk ke kamar ruang inap Misa dengan Doyoung dibelakangnya.

"Oh jadi gini kelakuan Mas Doy?" Kara menatap Doyoung sinis, hendak melangkah lebih dekat untuk menghabisi lelaki itu tetapi tubuhnya lebih dulu ditahan oleh Jaemin.

"Shh, ini rumah sakit, jangan buat keributan, oke?" Kara mengepalkan tangannya, menahan emosinya yang hampir meledak.

"Kamu gak perlu marah, aku cuma mau ngomong sama Misa sebentar." Sejeong senyum, kakinya melangkah mendekati ranjang Misa. Ia duduk di kursi yang menghadap langsung ke ranjang gadis itu.

Kara, Jaemin dibiarkan keluar dan sisalah Doyoung, Sejeong, dan Misa didalam kamar ruang inap itu.

"Hey," tangan Sejeong bergerak menyisir surai hitam yang dibiarkan terurai itu. Bibir Sejeong bergetar, entah kenapa rasa bersalah yang besar timbul begitu saja mengerayangi dirinya.

"Aku kesini mau minta maaf."

"Aku ikut andil dalam kecelakaan ini. Aku, jahat kan?" Sejeong terkekeh pelan, ia usap perlahan tangan Misa.

"Maaf, aku gak tau seberapa banyak kata maaf yang harus aku ucapin biar kamu maafin aku. Aku udah sadar sekarang, kamu jauh lebih penting dari aku buat Doyoung. Harusnya aku ngga egois kayak gini, kamu jauh lebih butuh Doyoung kan? karna itu aku mundur sekarang. Aku mohon hidup lebih baik bersama Doyoung, jangan menjadi sepertiku yang- ah bahkan aku tidak tau kata apa yang tepat untuk menggambarkan gadis jahat sepertiku."

"Misa, maaf aku pengecut. Aku minta maaf sama kamu waktu kamu tidur gini. Tapi aku yakin, kamu denger aku kan?"

Sejeong senyum, "kamu gaakan liat aku lagi, aku janji. Aku bakal resign dari kantor dan balik lagi ke Australia."

Doyoung masih liatin dari belakang, ngga ada niatan buat ganggu mereka berdua ngobrol. Ralat, Sejeong ngobrol.

Kecupan ringan mendarat di tangan Misa, "anggap aja ini hadiah permintaan maafku. Aku pamit" Sejeong bangun dari duduknya.

Ia tatap Misa sambil berjalan menjauh dari ranjang itu.

Dia tidak akan egois lagi. Dia harus belajar hidup lebih dewasa dan mengerti suatu hal bahwa memang tidak semuanya bisa kita miliki di dunia ini.

"Selamat tinggal, Misa!"

aKU G3LI

Too Late [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang