Nayra berdiri di balkon kamarnya. Dilihatnya langit yang penuh dengan bintang lengkap dengan sang rembulan. Semilir angin malam menerpa wajah mulusnya. Membuat rambut bagian sampingnya terangkat dan menari-nari.
Dirinya tersenyum tipis saat mengingat awal perkenalannya dengan Uza yang sedikit lucu karna dirinya iseng mengerjai laki-laki polos dengan menawarkan keripik kentang namun hanya tersisa bungkusnya saja.
~
Nayra yang saat itu berumur 5 tahun duduk di sebuah taman dekat rumahnya. Memakan sebuah keripik kentang dengan desain modern. Di lihatnya anak laki-laki yang tak jauh darinya yang juga memandangnya.
Laki-laki itu menghampirinya dengan sebuah bola yang dibawanya. Nayra tersenyum singkat, di ulurkannya bungkus keripik itu pada laki-laki seumuran dengannya itu.
Laki-laki itu ikut tersenyum dan menerima bungkus keripik itu dengan senang hati. Namun, setelah ia lihat ternyata hanya bungkusnya saja. Nayra tertawa puas, laki-laki itu hanya menatapnya marah. Nayra pun berhenti tertawa.
Dia mengambil satu bungkus keripik kentang lagi di dalam kantong plastik di sampingnya. Kemudian ia memberikannya kepada laki-laki tadi.
"Ara," ujarnya dengan tersenyum manis.
Laki-laki itu menerima keripik yang masih utuh dengan tersenyum juga.
"Otan," balas laki-laki itu dengan suara khas anak kecil.
Alis Nayra mengerut. "O-tan?" tanyanya. Laki-laki itu duduk di sampingnya kemudian menatap Nayra.
"Fujan." Uza memamerkan sederetan giginya.
"Otan?" tanya Nayra kembali.
"Mama bilang namaku Fa-u-zan." Uza mengingat-ingat namanya.
"Oke, Otan." seru Nayra girang. Uza pun pasrah dengan panggilan itu. Hingga datanglah seorang wanita, duduk di sebelah Uza.
Wanita itu tersenyum. "Namanya Uza." ujarnya.
Nayra cemberut. "Otan kan?" ia menatap Uza dan wanita di samping Uza bergantian.
Wanita itu menatap putranya begitu juga sebaliknya. Uza tersenyum pada Mamanya kemudian mengangguk. Akhirnya wanita itu tersenyum lalu mengusap dagu Nayra. "Iya." jawabnya dan kembali tersenyum.
"Rina! Ya ampun, lama nggak ketemu." pekik seorang wanita membuat ketiga manusia itu menengok.
"Mama.." Nayra turun dari bangku taman, kemudian bersemangat menghampiri dan memeluk ibunya. Diana pun menggendong gadis kecilnya itu.
"Diana? Ya ampun." dua wanita muda itu bersalaman dan cipika cipiki.
Diana menurukan putrinya. "Enakan di sini ternyata." ujarnya. Rina menanggapinya dengan tertawa kecil. Uza kini menghampiri Rina dan menarik-narik ujung baju Rina."Eh, ini Uza?" Diana berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan tinggi Uza. Uza pun bersembunyi di belakang Rina.
"Iya, Uza salim dong sama Tante Diana." Rina berjongkok. Uza mengulurkan tangannya kemudian mencium tangan Diana.
"Wah, ganteng ya kan Ra?" tanya Diana pada Nayra. Nayra hanya mengangguk malu-malu.
"Za, Nayra ini temen waktu kamu bayi lho.." ujar Rina diangguki oleh Diana.
"Iya, sayangnya waktu Nayra umur setahun kami pindah." sambung Diana. Empat tahun yang lalu, Nayra serta keluarganya pindah rumah karena Diana ingin menemani suaminya yang di terima kerja di luar kota. Dan karna Diana tidak nyaman di rumah barunya, akhirnya suaminya memutuskan untuk pindah ke tempat yang lama. Mau tak mau suaminya juga harus pindah tempat kerja.
"Semoga kamu betah ya, tinggal di sini lagi." Rina menepuk bahu Diana pelan.
"Amin, makasih ya Rin."
"Ma.. pulang" Nayra menarik-narik tangan Diana.
"Loh, nggak mau main sama Uza dulu?" Diana mengusap pelan kepala putrinya.
"Ara capek, lapel juga Ma.. mau makan." ujar Nayra manja. Hal itu membuat siapapun ingin mencubit pipi gembulnya karena saking gemasnya.
"Nayra laper? Mampir ke rumah Tante yuk, Tante barusan masak nasi goreng." tawar Rina.
"Nasi goreng? Mau Ma.. ayo Ara, kita makan nasi goreng di rumahku." Uza menggandeng tangan Nayra menuju rumahnya dengan lari kecil.
Diana dan Rina hanya memandang mereka dengan tertawa kecil.
"Kayanya Uza suka banget sama nasi goreng." ujar Diana kemudian."Iya, dia suka nasi goreng. Kadang, sehari dia makannya nasi goreng. Padahal, aku udah masak lauk atau sayur lainnya. Tapi Uza tetep milih nasi goreng, itu pun nggak bosen-bosennya." jelas Rina kemudian menyusul Uza dan Nayra. Diana pun mengikutinya.
~
Hingga sekarang keduanya sudah beranjak dewasa. Melupakan masa lalu yang merupakan masa labil dari keduanya. Mensupport satu sama lain jika salah satunya membutuhkan dukungan.
Selalu bersama dalam suka maupun duka, selalu setia menemani dalam keadaan susah maupun senang, selalu di sampingnya saat badai angin kencang menghadang, selalu ada saat di butuhkan maupun tidak, dan semua itu sesuai dengan perjanjian yang telah mereka buat saat Sekolah Menengah Pertama.
Sampai detik ini, mereka tetap masih bersama meski sudah mempunyai kekasih masing-masing. Lalu mengapa Uza dan Nayra tidak saling mencintai saja? Baiklah, mungkin ini terdengar egois.
Tapi menurut mereka sendiri, hubungan mereka hanyalah sebatas pertemanan jika lebih dari itu maka salah satunya akan menganggapnya saudara. Cinta? Mungkin hanya rasa sayang yang ada, bukan cinta yang sebenarnya mereka rasakan.~
-SKCT-
•Sihastkaa•
![](https://img.wattpad.com/cover/183696243-288-k913143.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SKCT : Siapa Kita? Cuma Temen
Teen FictionDari judulnya aja udah ketara kalo ini cerita tentang FRIENDZONE. Ya, berada di lingkup pertemanan memanglah nyaman, apalagi jika keduanya saling melengkapi. Namun, bagaimana jika keduanya saling berkomitmen hanya untuk menjalin pertemanan saja? Tan...