“Ara, main yok!” Uza duduk di ruang makan rumah Nayra. Menunggu gadis itu dengan bertopang dagu. Tak lama, Nayra datang kemudian menarik telinga Uza dengan sekuat tenaga.
“Sekolah goblok!” ujar Nayra dengan berbicara tepat di samping telinga Uza.
Uza meringis pelan.“Pagi-pagi udah di jewer. Dasar cewek gila!” Uza mengelus-elus telinganya yang senut-senutan.
“Dasar cowok setres! Pemaksa! Sok ganteng!” balas Nayra.
Makian demi makian terlontar dari mulut keduanya. Hingga akhirnya, Diana---Mama Nayra pun datang membawa dua piring nasi goreng. Diletakkannya di depan Uza dan Nayra.
“Pagi-pagi tuh sarapan! Ini kok malah ribut mulu,” lerai Diana. Nayra hanya mendengus kesal.
“Yess nasi goreng,” seru Uza tiba-tiba membuat Nayra menatapnya malas.
“Kenapa nasi goreng si Ma? Kenapa nggak nasi kucing? Atau nasi kuning aja,” Nayra mengaduk-aduk nasinya yang masih panas.
Diana menatap putrinya. “Karna calon mantu Mama suka nasi goreng.” Diana menatap Uza yang malah tersedak.
“Uhuk-uhuk. Ma-mantu Tante? Siapa?” tanya Uza setelah meminum air yang Nayra berikan.
“Bukan kamu kok,” Diana tertawa kecil. Jawaban itu membuat Uza serta Nayra menghela napas lega.
“Untung bukan lo,” Nayra melanjutkan makannya.
“Iya, untung bukan gue.” Ujar Uza.
“Za,Ra, habisin ya nasi gorengnya. Sayang kalo nggak habis. Tante ke belakang dulu.” Diana mengulurkan tangannya pada Nayra kemudian Uza, Nayra pun mencium tangan Diana. Begitu juga dengan Uza. Setelah itu, Diana beranjak dari kursinya dan pergi.
Beberapa menit kemudian Uza selesai menghabiskan sarapannya. “Yuk berangkat!” Uza berdiri kemudian mengambil tasnya yang ia taruh di bangku lain. Nayra menunjukkan lima jarinya ketika minum susu, mengkode agar Uza menunggunya.
“Yok—erghh” ujar Nayra dengan bersendawa.
“Cewek jorok!” desis Uza.
“Cowok bawel!” balas Nayra tak kalah sengit.
-SKCT-
Saat sampai di parkiran SMA Pelita Baru, sorotan mata dari orang-orang yang haus pandangan mulai menatap Uza dan Nayra yang selalu bersama. Hal itu tak aneh bagi keduanya, mereka telah terbiasa seperti ini dari SMP bahkan SD pun mereka selalu bersama.
Akan tetapi, Nayra tetaplah risih jika mereka memandanginya seperti itu. Nayra tidak suka bila dirinya menjadi sorotan. Nayra mengumpati Uza karna ia berangkat kurang pagi. Tunggu, ini masih jam 06.12 apakah ini terlalu siang bagi Nayra?
Ide jahil pun muncul dari pikiran Uza. Uza turun dari motornya diikuti oleh Nayra kemudian Uza melepaskan kaitan helm milik Nayra. Sorakan histeris pun muncul dari siswi-siswi tak jauh dari Uza dan Nayra.
Hal itu membuat Nayra ingin membanting badan Uza hingga cowok itu meringis kesakitan. Hingga satu siswi yang tadi bersorak di sana mengomentari.
“Temenan aja sweetnya kaya gitu, sedangkan cowok gue? Kadang malah malu jalan sama gue.” curhat cewek itu pada cewek di sampingnya.
“Iya, sumpah. Mereka sweet banget..” ujar cewek satunya.
Nayra diam di tempat, telinganya seakan panas saat mendengar kata-kata cewek itu. Menyadar jika Nayra tidak ingin berlama-lama di parkiran, akhirnya Uza menggandeng tangan Nayra sampai ke kelas mereka. Dengan Nayra yang duduk mepet tembok dan Uza di sampingnya. Tak heran, tempat duduk mereka dari sekolah dasar pun juga seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKCT : Siapa Kita? Cuma Temen
Ficção AdolescenteDari judulnya aja udah ketara kalo ini cerita tentang FRIENDZONE. Ya, berada di lingkup pertemanan memanglah nyaman, apalagi jika keduanya saling melengkapi. Namun, bagaimana jika keduanya saling berkomitmen hanya untuk menjalin pertemanan saja? Tan...