over?

831 116 13
                                    

--over?;

Hoseok melangkah cepat keluar dari klub sesaat setelah pamit dengan Jimin melalui pesan singkat. Entah Jimin membacanya atau tidak, Hoseok tidak peduli. Ia hanya ingin pergi dari tempat ini sejauh mungkin.

"Hoseok—"

Hoseok terperanjat saat seseorang menarik lengannya, kedua netranya membulat saat bertemu pandang dengan Taehyung. Jantungnya berdebar, cukup kencang hingga napasnya serasa sesak. Hoseok tidak ingin berurusan apapun dengan orang ini, tidak lagi. Bisakah Taehyung tidak mengejarnya? Lagipula untuk apa? Hoseok tidak mengutang apa – apa padanya. Apa mungkin ia minta uang di cek yang tidak diambil itu? Yang benar saja?

"Lepaskan, Kim. Saya harus pulang." Hoseok menarik lengannya perlahan, namun Taehyung dengan sigap kembali menariknya.

"Tunggu—"

"Untuk apa? Kau ingin menagih uangmu? Hanya sekadar informasi aku tidak mengambilnya. Cek kembali jumlah uang di rekeningmu dan lepaskan lenganku karena aku ingin pulang." Kalimat itu di ucapkan dengan satu tarikan napas. Hoseok berusaha untuk tidak meninggikan nada bicaranya, ia tidak ingin menarik perhatian di malam dingin seperti ini.

"Aku tidak menagih uang dan—kenapa kau tidak mengambilnya?"

"Menurutmu?" Hoseok mendengus kesal. "Cukup, Taehyung lepas—"

"Urusan kita belum selesai, Hoseok."

"Menurutku sudah selesai. Tidak ada lagi yang perlu dilakukan atau dibicarakan."

"Bagiku belum."

Hoseok mengerang kesal, apa lagi mau pria ini? "Apa lagi maumu? Uang—TAEHYUNG!"

Hoseok nyaris berteriak saat Taehyung menariknya ke salah satu gang kecil diantara gedung. Suasana gelap dan lembab membuat alarm di kepala Hoseok berbunyi keras, memerintahkan dirinya untuk lari. Hoseok menarik tangannya sendiri agar Taehyung berhenti berjalan terlalu jauh ke dalam gang. Hoseok benci kegelapan, ia benci saat ia tidak bisa melihat apapun dengan jelas (kecuali kedua mata menyebalkan itu).

Taehyung berhenti, ia lalu menoleh ke arah Hoseok yang sudah siap untuk memukul jika Taehyung berani melakuka hal – hal tidak senonoh disini.

"Kau terlalu berlebihan, aku tidak akan melakukan apapun, oke?" Taehyung melepaskan genggamannya, mengangkat kedua tangan tanda menyerah.

Hoseok mengangkat alis, terdiam. Tidak tahu harus merespon apa. Apa tujuannya menarik dirinya masuk ke dalam gang jika tidak akan melakukan apapun? Menghabiskan waktu dan tenaga, huh.

"Apa maumu?"

"Dirimu."

Dahi Hoseok berkerut. "Ini hanya menghabiskan waktuku. Aku akan pergi."

Tepat setelah Hoseok berbalik, Taehyung mengambil langkah cepat menghalangi jalannya. "Aku hanya merasa urusan kita tidak hanya sekedar malam itu, Jung." Taehyung berjalan mendekatinya, memaksa Hoseok melangkah mundur untuk menjaga jarak.

Namun Taehyung tidak berhenti.

"Aku juga merasa urusan kita tidak hanya sekedar uang, hm?"

Satu langkah Taehyung, berarti dua langkah mundur bagi Hoseok.

"Taehyung berhenti—"

Hoseok merasa jantungnya berhenti berdetak saat punggungnya bertemu dengan dinding—alias buntu. Taehyung tidak berhenti berjalan, mendekati dirinya sampai ia merasa Taehyung tidak lagi peduli dengan yang namanya jarak.

Kondisi gelap dan lembab, aroma tidak enak dari sampah yang berserakan, Hoseok sulit untuk bernapas.

"Aku bersumpah jika kau berani melakukan sesuatu, aku tidak ragu melaporkan ke polisi, Taehyung." Suara Hoseok nyaris bergetar.

chipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang