03 - him

7.6K 238 44
                                        

[03]

"Life can only be understood backwards; but it must be lived forwards."

-

Adrian sangat terkejut, karena Bryan membawa pisau di tangannya. Dia hanya takut Bryan melukai Retha.

"Apa salahnya gua mau nyelametin sahabat gua?"

"Oh sebatas sahabat haha, berarti dia boleh buat gua lah ya" Kata Bryan sambil memainkan pisaunya, psikopat dasar.

"Ck, kalau gua ada perasaan sama dia gimana?"

'Aduh kok gua ngomong gitu sih, kalau Retha udah sadar terus denger gimana, ah bego bego bego,' Batin Adrian.

"Perasaan? Ya gak apa apa sih, ujungnya juga paling gua yang dapetin dia."

Sekarang, Bryan semakin berani, dia memainkan rambut Retha menggunakan pisaunya.

"Jangan berani sentuh Retha pake pisau lu itu!" Tegas Adrian.

Namun, Bryan semakin berani, sekarang dia menjambak rambut Retha dan membuat Retha mendongak, dan mengarakan pisau tersebut ke leher Retha.

"Kalau gue lakuin ini gimana?"

Adrian yang merasa Bryan semakin berbahaya, tidak bisa diam saja. Adrian berlari menuju Bryan dan berusaha mengambil pisau di tangan Bryan.

"Oh lo mau Retha celaka ya? oke fine kalau itu mau lo!"

Pisau Bryan nyaris mengenai leher Retha. Sebelum hal buruk terjadi, Adrian menerjang ke arah Bryan dan melayangkan tinjunya sampai Bryan tersungkur.

"LU NYARI MATI HAH?" Kata Adrian. Nada bicaranya meninggi.

Bryan menyeringai, entah apa yang dipikirkan, Bryan berdiri dan berjalan ke arah Retha.

"Diem disitu atau Retha celaka" kata Bryan masih dengan seringainya, bersiap siap akan menusuk Retha.

Saat itu, Retha sudah sadar dan berusaha membuka ikatan pada tangannya.

Untungnya, Retha anak pramuka dan berhasil membuka ikatan pada tangannya.

Adrian tampak mengutak-atik iWatch nya, dan membuat Bryan curiga.

"Lo mau ngapain hah?" Tanya Bryan. Tangannya terlihat akan mencekik Adrian.

Brak.

Pintu gudang tersebut terbuka, lebih tepatnya di dobrak.

Terlihat beberapa sosok polisi setelah pintu terbuka.

"Lo berdua selamat kali ini" Ucap Bryan lalu berlari dan menghilang begitu saja.

Adrian berlari ke arah Retha dan membantu melepaskan ikatan pada kakinya.

Retha menangis.

Entah apa yang ada dipikiran Adrian saat ini, Adrian memeluk tubuh Retha yang bergetar.

"Gapapa nangis aja, ada gua disini, gausah takut"

Retha menangis di pelukan Adrian, tepat saat itu juga, Retha merasa nyaman jika berada di dekat Adrian.

Adretha✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang