Eight

5 0 0
                                    

Playlist : Andra & The Backbone - Sempurna



Jeana dan Jeffrey hari ini sedang berjalan-jalan di pinggir kota. Jauh dari keramaian. Lebih tepatnya, dua insan kini sedang berjalan saling menautkan tangan dengan erat.

Pasangan serasi. Orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya pun pasti menganggap mereka sebagai pasangan paling perfect.

"Haii kakak cantik"

Seorang anak kecil laki-laki sekitar umur empat tahun menghampiri mereka.

"Haii anak tampan"

Anak itupun tersenyum. Jeana beejongkok di hadapannya mensejajarkan wajahnya dengan tinggi anak itu.

"Ini buat kakak"
Tangan kirinya memegang bola plastik, tangan kanannya menjulur memberikan setangkai bunga mawar merah

"Ahh terimakasih. Nama mu siapa anak tampan?"

"Namaku Renald kak"

"Nama yang bagus. Kenalin, nama kakak Re--Jeana"
Ucapnya mengulurkan jabat tangan

Ya. Jeffrey mendengarnya. Namun ia tak ambil pikir. Jeffrey bungkam.

"Apa ini kakaknya kak Jeana?"
Tanya Renald

"Bukan, Saya calon suaminya"
Jawab cepat Jeffrey

"Ahh itu benar, sayang"
Tangan Jeana mengusap pipi Renald

"Jika aku besar nanti, aku ingin punya pacar secantik kakak"
Renald tersenyum

"Heyy anak tampan, kau belum bekerja apa lagi bersekolah. Kalau kau ingin punya pacar, belajar yang benar dulu raih cita cita mu"
Jeffrey ikut berjongkok di sisi Jeana

"Aku ingin menjadi pemain sepak bola terkenal. Kalau kakak ingin jadi apa?"
Mata Renald berbinar

"Sekarang kakak bekerja sebagai pilot"
Ucap Jaehyun menunjukkan dimplenya

"Apakah kakak tidak lelah setiap hari harus pergi kesana kemari di atas sana?"

"Tidak sayang, itulah pekerjaan yang harus kulakukan. Jadi kejar terus impianmu sampai kau dapat"
Jeffrey memegang sebelah bahu Renald sembari berdiri

"Belajar yang giat, jangan menyerah. Okay?"
Tangan Jeffrey mengepal ke atas memberi semangat

"Siap kapten! Bye bye"
Renald berlari sambil melambaikan tangan menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk diatas tikar di tengah taman

"Lucu sekali anak itu"
Ujap Jeana berdiri menatap Renald berlari

"Aku ingin kita bisa mempunyai anak lucu sepertinya"
Ucap Jeffrey enteng

Jeana sedikit terkejut, namun ia menutupi auranya. Pura-pura tidak mendengar kalimat yang terucap dari mulut Jeffrey.

"Yuk jalan lagi Jeff"

Jeana menggenggam rangan Jeffrey kembali. Jeffrey menganggukan kepala menuruti permintaan kekasihnya.


Hening. Tidak ada kata yang terucap. Mereka berjalan menuruti jalanan dengan penuh pepohonan rindang yang teduh. Jeffrey mencurigai Jeana yang semakin lama dirinya terlihat berbeda. Jeana masih santai, asik menikmati pemandangan di sekitarnya.

"Jeff, kamu kenapa? Sakit ya? Apa sebaiknya kita pulang sekarang"
Tangan Jeana menempel pada dahi Jeffrey

"Enggak. Udah lama banget kita nggak jalan gini. Jadi aneh aja rasanya"
Kata Jeffrey, menghentikan langkahnya

"Dari tadi diem aja. Atau kurang ramai gak ada Taeyong sama Ellami? Aku suruh mereka ke sini ya"
Ucap Jeana sambil mengeluarkan ponsel dari tas selempangnya

"Jangan, nanti mereka ganggu kita berduaan sayang"
Tangannya mencekal tangan Jeana

"Gabisa gini, kamu diem dulu"

Cepat-cepat Jeana menelfon Taeyong, mengatakan kalau Jeffrey sedikit panas badannya sehingga saat itu juga Taeyong akan menuju ke tempat mereka bersama dengan Ellami.

"Sayang, aku nggak sakit. Badanku juga nggak panas"

"Siapa suruh dari tadi diem mulu, kalo ada Taeyong sama Ellami kan makin seru"
Ucap Jeana

"Yaudah deh terserah kamu"
Ucap Jeffrey mengalah lalu mencium pucuk kepala Jeana

"Ehh ngapain Jeff!"
Jeana selangkah mundur

"Sini peluk dulu"
Jeffrey merentangkan kedua tangan

"Gak ahh, malu banyak orang"
Tolak Jeana berjalan mendahului Jeffrey

"Kok gitu? Katanya cinta"
Jeffrey mengikuti langkah Jeana di belakang

"Malu Jeff, banyak orang ish"
Jeana berlari berusaha menyembunyikan wajah merahnya

"Tungguin sayang"

Jeffrey berlari, langkahnya lebar dan cepat sehingga dapat meraih tubuh Jeana dari belakang dan punggung Jeana bertubrukan dengan dada bidangnya. Tangan kekar Jeffrey, ia kalungkan di depan leher kekasihnya itu. Mereka tertawa lirih, seperti tidak ada beban. Sungguh sesederhana itu, bahaia Jeffrey hanya ada pada Jeana.
















It's a Lie ; JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang