[4] Konoha

1.6K 129 21
                                    

DUA ORANG SHINOBI yang bertugas jaga langsung menyambut kedatangan mereka di Konoha. Mereka bercakap-cakap sekilas dengan Kakashi sebelum mengizinkan rombongan itu memasuki desa. Kakashi menginstruksikan anggota timnya untuk segera menghadap Tsunade, sementara dia menyerahkan Itachi, Sasuke, dan anggota Taka pada ANBU untuk dibawa ke tahanan. Beberapa menit kemudian, semua anggota gabungan Tim Kakashi dan Tim Delapan sudah berada di dalam kantor Hokage untuk melaporkan misi. Tiga orang asing yang anehnya familier itu menunggu di luar, mengikuti perintah Kakashi.

Sangat mengenal tabiat Senju Tsunade, Sakura dan Naruto menatap pintu dengan cemas. Mereka mengabaikan satu-satunya lelaki yang ada di antara mereka. Sakura baru menoleh pada Sasuke ketika namanya dipanggil sampai tiga kali.

"Kau memanggilku, Sasuke-kun?" tanya Sakura polos.

Sasuke memandangnya datar. "Kenapa kau bisa ikut ke sini?"

"Aku disuruh Kakashi-sensei untuk memastikan kalian berdua tidak saling bunuh." Sakura mendapatkan ekspresi datar Sasuke. Dia buru-buru tergelak ringan dan meralat ucapannya. "Aku tidak tahu, sungguh. Tadi sore aku masih berada di rumah sakit, sedang membaca-baca buku medis terbitan terbaru ketika sebuah lubang hitam menelanku ke dalam lantai. Ketika tersadar, aku sudah berada di dalam hutan dan secara kebetulan bertemu Yamato-taichou serta Kiba."

Sasuke menatapnya tidak yakin, membuat Sakura mencoba mengingat beberapa kemungkinan lain. Alisnya menyatu, berpikir keras. Kemudian pandangannya jatuh pada Naruto yang masih menatap cemas ke arah pintu. Sebuah realisasi menghampiri Sakura.

"Naruto menjadikanku percobaan pengembangan jutsu Hiraishin milik Yondaime," terang Sakura. Dia mengerutkan dahi. "Kalau tidak salah, dia semacam menandaiku. Iya 'kan, Naruto?"

Yang dipanggil mengerjap. Dia menatap Sakura bingung, membuat si pemilik mata zamrud memutar bola matanya dan mengulang perkataan yang sebelumnya.

"Penandaan membuatku lebih mudah untuk mendatangimu," ungkap Naruto. "Tapi, kenapa kau bisa ke sini?"

Sasuke menyandarkan diri ke dinding. Kedua tangannya terlipat di depan dada.

"Pembalikan Hiraishin bisa membuatmu mendatangkan objek yang kau tandai, cara kerjanya sama seperti Kuchiyose. Artinya, kau secara sengaja mendatangkan Sakura ketika memasuki portal itu, Bodoh."

Naruto mengelak.

"Aku tidak melakukan apa pun. Kakiku hanya berlari mengikutimu yang kabur!"

Kedua alis Sasuke menyatu. "Aku mengejar pencuri, bukannya kabur."

Teringat akan ketegangan di antara mereka, Naruto merapatkan giginya, menahan bentakan.

"Kau selalu menghilang dari tempat pertemuan. Oh, bukan itu saja. Kau selalu pergi tiap kali melihatku."

"Misi menuntutku demikian."

"Berhenti membual, Ber—"

Dehaman Sakura menghentikan pertengkaran mereka. Dia menatap Sasuke tajam, membuat lelaki itu mengalihkan wajah. Naruto mendengkus keras sebelum menutup mulut, kembali menatap lurus pintu kantor hokage. Suasana yang memburuk membuat Sakura bergerak tidak nyaman. Berada di antara dua temannya ini sudah menjadi sebuah siksaan pribadi baginya sejak setahun terakhir.

Sakura selalu menjadi penengah antara Naruto dan Sasuke. Dia sudah mencoba mendamaikan mereka, tapi hasilnya sia-sia saja. Masalah mereka sulit untuk diselesaikan karena keduanya sama-sama keras kepala. Sakura ingin menyalahkan Sasuke, tapi dia juga memahami dilema lelaki itu, Sakura tidak kuasa menyalahkannya. Sementara Naruto, perempuan tersebut sudah terbiasa dengan keadaan aman bersama Sasuke. Ketika sesuatu terasa salah, dia akan langsung mencoba mencecar Sasuke dan menuntut penjelasan darinya.

Advice From The Stranger [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang