[6] Amegakure

1.2K 126 21
                                    

RENCANA TELAH DISAMPAIKAN. Tiga hari berikutnya, Tsunade berhasil meyakinkan Dewan Desa untuk membebaskan Itachi. Itachi diberi segel chakra seperti yang dikatakan Tsunade, begitu pula dengan Sasuke Kecil. Pengadilan sengit yang sempat dilakukan ternyata membuahkan hasil yang cukup baik. Sasuke Dewasa masih puas dengan ekspresi kalah yang tampak pada wajah congkak Danzo. Kebebasan Itachi kini memudahkannya untuk menjalankan rencana lanjutan.

Matahari baru saja timbul dari ufuk timur. Sasuke menyiapkan beberapa senjata dan memasukkannya pada segel penyimpanan. Dia menoleh ke arah pintu ketika menyadari kehadiran seseorang. Kerlingannya hanya sebentar. Dia berkomentar, "Tumben sekali kau sudah bangun."

Naruto, yang masih mengenakan piyama pendek, segera merangsek masuk. Dia mengikat rambut panjangnya dengan asal. Wajahnya juga masih khas bangun tidur, meskipun dia sudah sempat mencuci muka. Tanpa sedikit pun rasa segan, dia duduk di tepi ranjang, memperhatikan teman lelakinya yang sedang bersiap-siap untuk melakukan perjalanan.

"Aku kepikiran sesuatu," jelas Naruto, mengawali pembicaraan.

Sasuke kini telah menatapnya, memberi isyarat agar Naruto lanjut berbicara.

"Dimensi paralel ini punya kronologi kejadian yang sama seperti dunia kita. Aku hanya bertanya-tanya, jika seluruh rangkaian kejadian di sini sama seperti di dunia kita, apakah tidak masalah kalau kita mencampurinya?" Naruto mengerutkan kening. "Uhm, begini. Aku pernah dengar kalau perjalanan lintas waktu melarangmu untuk melakukan hal besar yang dapat mengubah masa depan. Kalau tidak, akan ada efek kupu-kupu yang mungkin berdampak buruk. Jadi, bagaimana dengan perjalanan antar dimensi? Apakah akan ada efek buruk juga kalau kita mengutak-atik masa depannya?"

Sasuke terdiam, tak lagi sibuk memilah senjata yang hendak dibawa pergi.

"Entahlah," tuturnya pendek. "Kita tak begitu memahami cara kerja teknik ini. Menurutku, mencampuri urusan di dunia ini takkan berdampak pada dimensi asli kita."

Naruto memiringkan kepala.

"Huh, bagaimana bisa?"

Sasuke menegakkan diri, mulai menjelaskan.

"Ini hanya asumsiku. Tapi, coba kau bayangkan tentang dua garis paralel. Lintasannya berjejeran, tapi lintasan ini tidak pernah bersinggungan. Perjalanan antar dimensi ini ... bayangkan jika kita baru saja meloncat dari satu lintasan ke lintasan yang lain. Pada awalnya, kedua garis ini berjalan lurus, mereka berdua serupa. Tapi, ketika kita mencampurinya, salah satu lintasan ini akan berubah, mungkin saja dia tidak lagi lurus, tapi mulai membelok ke arah lain."

Sasuke memandang Naruto, menerka-nerka jika penjelasan tersebut bisa dipahami oleh kepala teman masa kecilnya ini. "Jadi, kita bisa menyimpulkan kalau perubahan lintasan pada salah satu garis memang akan terjadi, tapi perubahan itu tidak akan memengaruhi garis yang lain. Soalnya sejak awal garis itu adalah garis paralel yang tidak bersinggungan."

"Berarti, hanya masa depan di sini saja yang akan berubah? Dunia yang kita tinggalkan akan tetap aman?" simpul Naruto.

Sasuke mengangguk. Respons ini menimbulkan senyuman lebar di bibir Naruto.

"Syukurlah. Dengan begini, orang-orang dari dimensi ini bisa punya kehidupan yang lebih baik daripada kita. Kau akan tetap memiliki kakakmu!"

Sasuke mengerjap, lagi-lagi tertegun oleh binar bahagia di manik safir teman perempuannya. Dia mengalihkan pandangan. Tangannya mulai sibuk membentuk segel tangan untuk memasukan barang-barang pada gulungan penyimpanan.

"Kita tetap tidak bisa menghindari efek kupu-kupu. Tindakan kita sekarang mungkin akan berdampak pada banyak hal kecil di sini. Aku tidak menjamin jika tindakan kita sudah benar."

Advice From The Stranger [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang