Bintang menyapa Bulan

1 0 0
                                    

" Bintang.  Kamu sudah mengerjakan pr belum?! " sapaan Linara dari ujung koridor saat menemui Bintang yang akan masuk ke kelasnya. 

" Pr apa?"

" Bintang.  Kenapa kamu selalu lupa sama pr mu si.  Untung aku mau membantumu memberi contekan.  Coba kalau tidak!" Linara berjalan mendekati bintang dan menyerahkan buku yang tadi akan ia kumpulkan ke meja guru. 

" Ini pr minggu lalu waktu kita izin ya? "

"Iya cepat kerjakan, aku akan pergi sarapan" Linara berjalan menjauh dari bintang menuju kantin. Disana ia menjumpai kakak kelas yang paling pendiam. Cantik, namun dia selalu terlihat bersedih. 

" Hai kak.  Boleh aku duduk di sini?  " pamit Linara sebelum mendudukan dirinya di samping Bulan.  Iya, Bulan namanya. 

Hening. Tidak ada jawaban dari bulan. Linara duduk saja karena ia merasa di izinkan oleh bulan. 

" Boleh kita berkenalan kak.  Namaku Linara.  kalau sahabatku Bintang biasa memanggilku ara.  Kau juga bisa memanggilku ara. Salam kenal, oh iya.  Aku sudah tau namamu.  Bulan kan?  " Bulan hanya mengangukan kepalanya sebagai respon. 

" Kau sangat pendiam ya kak. Maaf aku sudah lancang mengangumu" hening kembali  tidak ada suara. Linara hanya menghembuskan  nafasnya sembari memakan makanan yang sudah ia pesan sebelum duduk di samping Bulan. 

Sampai makananya habis. Bel berbunyi namun baik Linara maupun Bulan tidak ada yang beranjak dari kantin.  Mereka masih terhanyut dalam pikiran mereka masing masing.  Sampai..

" Ara, aku sudah menyelesaikan tugas m~"  Bintang terdiam.  Tidak berniat melanjutkan ucapanya.  Dia terdiam karena melihat mahluk tuhan yang teduh di samping sahabatnya. 'cantik' katanya dalam hati. 

"Ara dia siapa?" sebelum Linara menjawab pertanyaan Bintang, tiba tiba Bulan beranjak meninggalkan mereka.  Benar benar gadis yang hemat bicara.

" Dia kakak kelas kita,  Orangnya pendiam ya?  Kau tau tadi aku berkenalan denganya"

" Cantik ya" Linara ketawa mendengar penuturan Bintang. 

" Ayok ke kelas.  Kau kesini karena ada guru masuk kan? "

~

Bulan.  Nama yang aneh seperti nama ku.  Seperti malam yang selalu di temani bulan dan bintang yang selalu ada di samping bulan.  Setiap malam berkumpul bersatu dalam langit gelap. Sejak perjumpaanya tadi di kantin.  Bintang  jadi membayangkan wajah teduh Bulan.  Wajah yang menurutnya menyimpan kesedihan.  Apa benar, gadis secantik Bulan mempunyai beban yang sulit. Bintang harus tau cari itu,  walau hanya perjumpaan sejenak Bintang sudah menyukai Bulan. 

" Kak Bulan" sapa bintang saat menjumpai bulan di depan parkiran. 

" Mau pulang ya kak?  Bareng yuk kak. Bintang bawa motor kak " ajak bintang yang hanya di balas gelengan oleh bulan. 

" Kalau begitu.  Kak bulan pulang naik apa? " Bulan pergi meninggalkan Bintang.  Ia naik kedalam angkutan yang kebetulan lewat, karena jarak parkiran dan gerbang sekolah menuju jalan raya yang dekat menjadikan bulan dengan cepat sudah memasuki angkutan dan meninggalkan Bintang. 

'Benar benar gadis yang aneh' pikir bintang.  Dia tidak hanya diam di parkiran,  Bintang melajukan motornya mengikutu angkutan yang baru saja dinaiki bulan.  Sampai dimana angkutan tersebut berhenti dan munculah Bulan yang turun dari dalamnya.  Bintang masih mengikuti bulan yang berjalan kaki menuju rumah dengan gerbang hitam berpintu dua.  Ia rasa itu rumah Bulan.  Sebelum bulan memasuki gerbang,

" Kak Bulan. Haii kita berjumpa lagi ya"
Sapa bintang untuk kedua kalinya hari ini. 
"Hmm" hanya gumaman yang terdengar. Tapi sudah bisa membuat Bintang tersenyum. 

" Ini rumah kakak?  Wah kalau begitu dekat dengan rumah bintang. " alibi bintang.  Rumah dia sebenarnya berlawan arus dengan rumah Bulan.

Hening

" Oh iya kak,  kakak pasti belum tau ya nama saya?  Perkenalkan saya bintang kak. Kelas 11 Ipa 2 , adik kelas kakak" kenal bintang sembari mengulurkan tangan.

" ini tangan saya ga mau di jabat ya.  Kasian"  sebelum Bintang menekuk kembali tanganya yang terulur,  bulan menerima uluranya. 

" Bulan" cicit bulan lirih. Bintang tersenyum.

" Saya panggil Bulan saja atau harus ada embel embel kak.  Hmm baiknya saya panghil bulan aja ya.  Biar ga ada kecanggungan.  Kita kan mau pdkt. "

" Hah? " Bulan tidak paham apa maksud adik kelasnya ini.  Pdkt apanya? 

" Bulan,  saya mohon izin ya.  Mau ngedeketin kamu.  Siapin diri ya.  Doain saya semoga saya berhasil.  Selamat istirahat bulan. "

'apa maksudnya sih'gumam bulan.

" Jangan dipikirkan dulu bulan.  Istirahat biar kamu siap kudekati.  Aku pulang ya"  Ditempatnya bulan terdiam
tidak paham dengan apa yang dimaksud  cowok yang baru saja mengenalkan diri itu. Aneh

****

Selamat menanti kelanjutanya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang