Hujan itu indah
Hanya saja, orang-orang itu yang membuatnya menjadi rumit
<{()}>Pagi ini Rin merasakan kantuk dan kesal. Pasalnya kemarin ia terus diganggu oleh pria yang selalu membuatnya kesal, siapa lagi kalau bukan Brian.
Ya...pria itu menghampiri Rin di tempat kerja Rin. Itu sangat mengganggu, karena Brian selalu membuatnya repot, repot dalam segala hal.
"Napa lo Rin" Tanya Hanif teman satu kelompoknya. "Kusem banget kayaknya?" Lanjutnya.
"Capek aku tuh" Jawab Rin sambil menatap Hanif dengan wajah kantuknya.
"Ah elah...tidur sono dah, nanti biar gue kerjain bagian lo" Kata Hanif. Oh iya...saat ini Rin sedang ada kerja kelompok di rumah Naya karena kebetulan hari minggu...dan Hanif adalah satu satunya cowok yang ada di kelompok itu."Nggak usah deh...masih kuat kok ini" Kata Rin.
"Nggak usah ngelawan....cepet tidur, nanti aku bangunin kalo udah selesai." Sahut Riana
"Yaudah sana ke kamar aku aja...biar lebih enak."kali ini Naya yang berkomentar.
"Iya deh iya papa dan bunda-bundaku sayang" Kata Rin lalu pergi menuju kamar Naya yang berada di lantau dua.Namun Rin tak benar benar tidur. Ia hanya memejamkan mata karena otaknya terus memikirkan ucapan dan tindakan Brian kemarin malam.
Flashback on»»
Saat Rin sedang sangat sibuk dengan pekerjaannya, tiba-tiba salah satu teman kerjanya bernama Indah memanggilnya.
"Rin...tolong layani pelanggan cowok di sana ya. Pengen dilayani sama kamu katanya""Kok aku...ini kan juga lagi repot" kata Rin masih dengan membawa nampan berisi dua gelas minuman.
"Udah ini biar aku yang kasih...kamu kesana aja. Lagian udah nunggu lama tuh" Jawab Indah sembari mengambil alih nampan tersebut.Akhirnya dengan langkah ragu ragu Rin berjalan menuju meja dimana cowok yang dimaksut indah berada.
"Permisi...mau pesan apa mas?" Tanya Rin ramah.
"Mau kamu aja gimana?" Sontak Rin terkejut bukan main. Saat cowok itu menoleh ternyata dia Brian."Ngapain kamu disini?" Tanya Rin jengah.
"Ini tempat umum, jadi semua orang juga bisa kesini termasuk aku." Jawab Brian santai.
"Terserah...kalo nggak penting aku mau balik" Kata Rin lalu berbalik bermaksut untuk pergi. Tapi lagi-lagi terlambat, tangannya terlebih dahulu dicekal oleh Brian."Hobi ya kabur-kaburan dari aku?"
"Kamu sendiri, hobi ya stalking-in aku? Sampe sampe tau tempat aku kerja." Jawab Rin ketus."Tadi kenapa telfon aku nggak dijawab?"
"Nggak penting" Kata Rin tetap ketus.
"Itu sekarang...satu bulan lagi pasti telfon dari aku penting buat kamu" Kata Brian berusaha menggoda."Bomat aku mau balik kerja" Kata Rin lalu melepas cekalannya dan pergi.
"Aku bakal tunggu sampai kamu selesai" Ucap Brian sedikit berteriak.Sedangkan Rin tak menghiraukan perkataan Brian tadi. Ia benci hidupnya di usik.
"Siapa Rin? Pacar ya?" Tanya Zean dari tempat kasir."Bukan...orang gila itu mah, kalo aku ceritain panjang ceritanya" Kata Rin dengan muka masamnya.
"Hustt...nggak boleh ngomong gitu. Tapi ya Rin, aku kayak pernah lihat dia ya....tapi dimana?""Dimana kak?"
"Udahlah...tuh meja nomor 4 kamu bersihin sana" Kata Zean dan langsung direspon cepat oleh Rin.Rin memang sangat telaten dalam melakukan apapun. Jika kalian lihat kamarnya sangatlah rapi dan bersih. Ia menganggap jika melakukan suatu hal tidak boleh setengah-setengah, harus total pokoknya.
Setelah sekian lama dan penunjuk waktu sudah menunjukkan pukul 23.45 Brian masih tetap setia menunggu Rin selesai bekerja. Sampai pelanggan terakhir keluar dan menyisakan Brian dan kariawan kafe di sana.
Rin tahu jika Brian masih tetap di sana, namun dia menghiraukannya dan bergegas pergi ke ruang ganti untuk mengganti bajunya. Karena kafe sudah akan di tutup.
"Rin...ditungguin tuh, kasian tau" Kata Zean saat Rin keluar dari ruang ganti.
"Biarin aja kak...nggak penting" Kata Rin ketus."Dari tadi diperhatiin bos lo kamu gara-gara cowok itu" Kata Zean lagi melirik ke kanan Rin.
"Mampus" batin Rin.
"Iya deh iya aku samperin" Rin pun bergegas pergi dengan terpaksa.
"Mau ngomong apa?" Tanya Rin ketus sembari duduk di depan Brian.
"Nggak...cuma mau ketemu kamu aja" Kata Brian ngaco."Aku serius" Kata Rin serius.
"Aku juga"Rin menghembuskan nafas kasar lalu bangkit dari duduknya namun sedetik kemudian kembali duduk lagi.
"Aku mau tanya sama kamu" Kata Rin.
"Tanya apa?"
"Apa kamu udah tau dari awal kalo kita dijodohin?" Tanya Rin to the point."Nggak...aku belum tau, emang kenapa?"
"Kalo kamu belum tau...kenapa kemarin tiba-tiba kamu muncul pas di pantai? Terus tadi pagi juga tiba-tiba ada di depan gang rumah aku. Terus pas tau kita dijodohin kamu nggak kaget sama sekali, malah senyum-senyum nggak jelas?" Jelas Rin tanpa henti."Aku juga nggak tau...itu cuma kebetulan dan waktu dirumah kamu kenapa aku nggak kage...karena dari awal aku emang udah suka sama kamu" Jawab Brian enteng.
Rin seketika diam saat mendengar kata suka itu terlontar dari mulut Brian. Otaknya terus dipenuhi pertanyaan...sejak kapan, sejak kapan Brian suka dengan dirinya.
"Sejak kapan? Kan kita baru kenal"
"Nggak, kita udah lama kenal tapi kamu nggak ingat. Malah dulu kita pernah berbagi satu lolipop bersama" Jelas Brian yang membuat Rin shok karen kata kata terakhir itu."Hah...nggak mungkin" Kata Rin berusaha mengelak.
"Itu semua mungkin...buktinya kita dipertemukan kembali. Di dunia ini tuh semuanya mungkin karena disini banyak sekali permainan takdir yang mungkin bagi sebagian orang rumit untuk di ungkap." Jawab Brian serius.Seketika pandangan mata Brian berubah menjadi serius dan dingin. Saking cepat perubahan moodnya membuat Rin menjadi takut.
"Kalo gitu aku pergi dulu" Kata Rin bangkit dari duduknya. Namun semenit kemudian...
Cup_
Kecupan lembut mendarat di keningnya. Rin seketika langsung mematung di tempatnya sekarang. Untung saja tempat itu sudah sangat sepi.
"Sekarang di sini dulu...selanjutnya di sini" Ucap Brian sembari menunjuk kening Rin lalu turun ke Bibir manisnya. Brian tersenyum sangat manis lalu pergi dari sana.
Di sisi lain jantung Rin dalam bahaya, berdetak tidak karuan. Dia rasa dia akan terkena serangan jantung sekarang ini.
"Oh may god...jantungku nggak kuat" Teriak Rin dalam hati.
Selagi Rin mematung karena kejadian tadi dari belakang Zean menepuk pundaknya.
"Rin ayo pulang...malah ngelamun disini"
"I..iya kak.... bentar aku ambil tas dulu"Di sepanjang perjalanan pulang Rin selalu memikirkan kejadian tadi. Sangat tidak terduga olehnya. Hingga sampai di rumah Zean pun ia tak bisa tidur sama sekali. Dan alhasil saat kerja kelompok ia menjadi lelah dan ngantuk.
Flashback off»»
Setiap mengingat kejadian itu wajahnya selalu menjadi merah.
"Masa sih dulu waktu kecil aku pernah ketemu sama dia?" Tanya Rin dalam hati.
"Kok mustahil banget" Gumamnya lagi."Nggak tau ah...pusing kan jadinya" Ucap Rin sedikit berteriak lalu menutup mukanya dengan bantal. Setelah berjuang keras untuk memejamkan mata akhirnya ia dapat tidur walaupun hanya sebentar.
Terus ikuti cerita Rin dan Brian ya
Dan jangan lupa VoMent
Semoga kalian suka
Makasihh:)
KAMU SEDANG MEMBACA
November Rain (Slow Update)
Roman pour AdolescentsTentang ku, hujan, dan dia.... Dengan kisah ini, semua akan berubah....entah itu nasib atau kepercayaan. Yang pasti tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Hujanku di bulan November, akankah membawa petaka atau keberuntungan? Yang jelas inilah j...