13. Tiga belas

2.2K 201 63
                                    

"Gue cuma takut lo kesurupan."

"Ha?"

Beda lagi dengan Woojin dan Alea yang menatap Jisung dengan pandangan nih bocah kali yang kesurupan.

"Gaje, gue gak kesurupan. Gak usah takut gue bakalan kesurupan, mereka itu udah jadi temen gue. Lagian selama ini juga gue sering ngerasain dipandang jadi orgil dan lain lain. Jadi udah kebal."

Jisung hanya diam, Ara mengatakan semua nya dengan santai.

"Oh," dan hanya itu Respon Jisung.

"Dan sekarang lo bener bener nganggep gue gila kan?" Ara menarik ujung bibir kanan nya, menampilkan smirk pada wajah imut nya.

"Gak."

"Yaya terserah lah, kenapa lo belom pulang?"

"Pengen aja,"

"WOYY!!" Suara Jeno menggelegar sekali.

Bahkan yang sudah jadi hantu pun ikut kaget.

"Kok lo berdua belom pulang?" Tanya dia pada Ara dan Jisung.

"Biasa," jawab Ara.

"Gu-" omongan Jisung langsung dipotong oleh Jeno. "Lo pulang sama gue aja ya Ra?"

Ara mengangguk, menyutujui apa yang dikatakan Jeno.

"Yaudah deh cabut sekarang aja, Jis. Duluan." Kata Jeno yang langsung merangkul Ara, tanpa memberi Ara waktu salam perpisahan kepada Jisung.

Anjing banget jadi orang. dalam hati seorang Park Jisung yang omongan nya dipotong oleh Lee Jeno.

●□●□●□●

"Lo kenapa lagi si Ra?" Tanya Jeno.

Sedangkan Ara hanya diam, meminum buble tea chocolate nya.

"Lo selalu gini. Diem. Terus menerus mendem apa yang lo rasain."

Ara tidak menghiraukan Jeno, mata nya hanya tefokus pada sedotan minuman nya.

Jeno tidak mengerti apa yang membuat Ara diam seperti ini, padahal tadi anak itu menertawakan Haechan yang mengompol sampai nangis.

Namun sekarang wajah Ara terlihat datar, seperti orang yang tidak ingin diganggu. Tetapi Jeno tetap menggagu Ara agar gadis itu tidak melamun.

"Ra ngomong dong.."

Diam, Ara hanya diam. Jeno udah mirip orang gila melihat kelakuan Ara.

Sekelebat ide menghampiri Jeno, dengan gerakan cepat ia membuka tas nya. Mengeluarkan pensil, skectbook dan penghapus.

"Gambar dong, bebas."

Ini satu satu nya jalan agar Jeno mengetahui apa yang dirasakan Ara.

Karena gadis itu berbeda, ia tidak bisa bercerita. Ia hanya akan menumpahkan perasaan nya kepada pensil dan kertas untuk membuat suatu gambar.

Dengan cekatan, Ara mulai menggambar dengan tangan kiri nya. Ara penderita Lefthand. Ia tidak bisa menggunakan tangan kanan nya untuk sehari hari.

Sedangkan Jeno memandang Ara dengan pandangan senduh. Seakan akan waktu nya bersama Ara memang sangat terbatas.

Mango millshake yang ia pesan mulai mencair, tidak sekalipun ia tertarik dengan minuman itu.

Karena fokus nya ini kepada Ara, gadis kecil yang selalu menganggap Jeno adalah saudaranya.

Perlahan tapi pasti, Jeno mulai menebak apa yang digambar oleh Ara. Semua jelas nampak di mata Jeno.

Ara adalah pelukis yang handal jika bakat nya selalu diasah, bukti nya. Ia bisa menggambar dengan hasil yang bagus dalam waktu 30 menit.

Gambar nya sangat jelas, bahwa itu adalah kelas.

Ada beberapa orang yang berdiri di depan, dan duduk di bangku masing masing. Semua orang yang ada disana terlihat sangat bahagia, berbeda dengan satu orang yang menunduk.

Jeno yakin itu adalah Ara, lagi lagi ia kecolongan.

"Nanti nginep ya Ra, Ayah lagi ada kerjaan ke Bandung."

Ara yang masih asik dengan dunia nya itu menatap ke arah Jeno. "Kok mendadak?"

Lee Taeyong, Ayah Jeno itu sering meminta Ara menemani Bunda Jisoo jika ia akan pergi beberapa hari untuk tugas kantor nya.

"Iya nih, dia chat gue."

Ara mengangguk paham, berbeda dengan Jeno.

Line.
16.25

Jeno
Ayah, hari ini nggak usah pulang dulu

Ayah GALAK
Kamu ngusir Ayah?

Jeno
Urgent, nanti Jeno ceritain

Ayah GALAK
Klo Ayah kngn Bunda gmn?

Jeno
Ayah, please deh

Ayah GALAK
Ayah hrs tdr dmn?

Jeno
Dikolong jembatan (delete)
Ayah punya hotel kan? Pake dong, jangan kaya orang susah deh

Ayah GALAK
y

Jeno tersenyum samar saat melihat jawaban dari sang Ayah.

"Jen, laper."

Jeno mengalihkan pandangan dari HP untuk menatap Ara.

Aranya sudah kembali lagi.

"Pengen Ichiban Sushi,"

Seketika senyuman lebar Jeno meluntur. Ara kalo lagi gak waras emang sering minta macem macem.

"Ra, tau yang namanya magadir  gak?"

"Manusia Gatau Diri? Emang ada ya?"

Ara bergaya seolah olah sedang berfikir keras, membuat Jeno gemas dan meng-acak acak rambut Ara. 

"Ini, di depan gue."

"Lah, gue tau diri kali. Badan gue 155cm terus berat badan gue 47kilo sama rambut gue pendek ter--hmmppp"

"Berisik," kata Jeno sambil ngebekep? Mulut Ara pake tangannya.

"Arrggh.. JOROK BANGET SI LO!"

Ara ketawa ketawa melihat Jeno yang memegangi tangannya yang baru saja di gigit.

Jeno mengulum senyuman saat melihat tawa Ara kembali.

Semudah itu, semudah itu membuat Ara kembali memasang topeng nya.











Tbc..

Owww

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Owww

Curios - Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang