14. Empat belas

2.1K 199 18
                                    

"Jisung, sudah pulang nak?"

Langkah kaki Jisung berhenti sejenak. "Tidak ada Papah, tidak usah berpura pura menjadi orang tua yang mencintai saya sebagai anak."

Wanita anggun yang mendengarkan perkataan dingin dan tajam itu hanya tersenyum tenang.

"Kamu itu anak dari sahabat saya Park Jisung, Bunda mu itu sudah menitipkan kamu untuk saya."

"Anda yang membuat saya dititipkan kepada diri Anda sendiri."

Jisung melangkahkan kaki nya dengan cepat, meninggalkankan wanita yang sudah meneteskan air matanya karena perbuatan sang anak.

Memang bukan anak dari rahim nya sendiri, namun ia mencintai Jisung layak nya seorang ibu yang mencintai anak nya.

□●□●□●□

"Jen, pengen gelato masa,"

Mata Jeno yang seuprit itupun membulat kaget.

Yang benar saja? Sehabis dari Ichiban Sushi kini perempuan yang ada di depannya meminta ia untuk membelikan eskrim Gelato.

Ara benar benar ingin membuat dompet Jeno berdebu karena tidak berpenghuni.

"Ra, gue tau gue Holkay. Ya tapi kan gue belom bisa nyari duit, masih pake duit ayah buat jajan."

"Ah elah miskin amat si lo,"

"LAH KOK LO MALAH NGATAIN GUE?!"

"LAGIAN! GUE CUMA MINTA GELATO DOANG!"

"LAH LO TUH ATURAN SADAR DI--"

"Maaf, Mas sama Mba kalo mau ribut di rumah aja. Jangan di Mall rame gini atuh,"

Seketika, Jeno dan Ara tersadar akan perbuatan mereka. Mereka mengerjap ngerjapkan mata, ternyata banyak yang memperhatikan mereka.

Dengan kesempatan emas tersebut, Ara tidak melewatkannya. "Ayo Babe, aku mau yang Oreo.."

Jeno bergidik ngeri melihat Ara yang sudah bergelayut manja pada tangannya.

"Ih setan, ngapain si nempel nempel?!" Kata Jeno sambil berbisik.

"Lo mau ditempelin setan beneran? Noh ada yang di deket Kfc."

Jeno menelan ludah nya, ia lupa bahwa perempuan yang ada di depannya ini jadi jadian.

"Enggak, udah ayok. Gue beliin lo es krim Gelato. Sampe mencret tuh perut lo yang kepenuhan."

Ara bergidik ngeri, ia paling tidak tahan jika perut nya sakit. Rasanya mau Ara buka saja perut nya lalu Ara ilangin penyebab perut nya sakit.

"Iya deh, gak jadi.."

"Good girl,"

"Chatime aja deh?"

"BODO AMAT RA!"

"Eh eh kok gitu si, loh kok marah?" Balas Ara sambil menyanyikan suatu lagu.

Jeno mendengus keras sambil memutarkan bola matanya.

"Jangan gitu sayang, jangan gitu sayaaaaang.." kata Ara sambil mencolek dagu lancip milik Jeno.

Jeno menepis tangan Ara dengan kasar.

Mungkin, dimata orang orang kini mereka seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar.

"JENO?!"

Jeno dan Ara langsung nengok pas denger ada yang manggil.

Skakmat. Itu geng nya Jeno.

"Lah ini toh alesannya," kata Jaemin sambil nyengir.

"Pengen ngapel aja pake alesan lagi sibuk osis." Kata Haechan ketus.

"Apa kabar Ra? Lo satu sekolahankan sama kita?" Tanya perempuan yang memiliki darah western dan campuran Korea.

"Yoi kak, gue jadi adkel lo."

"Lo kelas berapa?"

"Gue kelas IPS-1 kak ehehe," jawab Ara sambil tidak fokus. Bagaimana bisa ia fokus, yang nanyain Ara itu Eric. Orang yang paling tampan menurut Ara dari perkumpulan nya Jeno.

"Memble mana?" Tanya Jeno yang sedari tadi tidak melihat Hyunjin.

"Ke WC,"

Ara dan Jeno mengangguk mengerti.

"WAH GILA, KATANYA RAPAT OSIS TAPI MALAH NGAPEL WAH!!"

Sontak para orang yang disana langsung menoleh ke Arah Hyunjin yang baru datang.

"Malu maluin lo goblok!" Haechan yang di deket Hyunjin langsung nempeleng kepala nya.

"Udah WOY! malah berantem disini." Kata Jaemin sambil misahin Hyunjin sama Haechan.

Ara cuma ketawa ngeliat kelakuan temen temen nya Jeno.

"Ra, lo udah pengen pulang?" Tanya Alister, satu satu nya perempuan di grup mereka.

"Udah makan kak, tadi emang niatnya kesini cuma buat makan ichiban."

Alister ngangguk ngerti. "Lo ikut kita aja yuk, nobar. Nemenin El, biar dia gak jones mulu."

Mata Ara langsung berbinar mendengar ajakan Eric. Kapan lagi Bor nonton bareng cogan.

"Iya, temenin gue ya. Gue jadi cewe sendirian mulu disini," dengan semangat. Ara langsung nganggukin kepalanya.

Alister langsung senang ketika gebetan sahabat nya itu. Dia langsung merangkul Ara dan meninggalkan cowo cowo yang masih asik ber bacotan.

Ara selalu ngerasa punya kaka kalo di samping Alister. Apa lagi kalo dirangkul kaya sekarang, rasanya seneng banget.

Biarpun Ara gak bisa rangkul balik Alister, karena tubuh perempuan itu yang tinggi semampai bagai tiang.

"Lo mau nonton apa?" Tanya Alister saat mereka sudah sampai di bioskop.

"Eumm... apa ya kak? Gue juga bingung,"

"Truth or dare?"

"GAK GAK GAK, GAK ADA PILEM SETAN!"  Jawab Haechan sambil teriak, membuat beberapa orang meliriknya sinis.

"Jae, lo bawa lakban gak?"

Jaemin mengernyitkan dahi nya. "Lah, ngapain gue bawa lakban?"

"Buat lakbanin congor nya Haechan."

"Kejam banget si lo,"

"Masa?"

"Iya."

"Bodo."

Lagi lagi Ara tertawa karena pertengkaran kecil antar sahabat Jeno itu, andai dia memiliki manusia sampai sedekat itu.

Tapi Ara tetap bersyukur, memiliki sahabat walaupun makhluk lain.















Tbc...

Hmmm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hmmm....

Curios - Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang