Petaka Utama

1M 7.6K 136
                                    

"Aku gak mau mas!" Aku terus meronta dalam kungkungan tangannya. Sungguh siapapun tolong aku. Apakah dia benar kakak ipar ku? Kenapa dia menjadi gila seperti ini.

"Mas ... " Aku menjerit, saat tangannya dengan kurang ajar menyentuh bagian tubuhku.
Astaga, kenapa mulutku mengeluarkan suara menjijikan seperti itu. Sakit sekali hatiku saat kakak ipar ku sendiri nekad berbuat seperti ini kepadaku.

"Ayolah sayang ... Aku tahu dari tadi kamu sudah menggodaku."

Dasar laki-laki bej*t aku sama sekali tidak menggodanya! batinku berteriak tak terima.

"Tidak! Siapa yang menggodamu, aku mohon mas tolong lepaskan aku dan segera pergi dari rumahku. Hikss ... " Air mataku sudah tak terbendung lagi, hatiku sakit, aku merasa sangat dilecehkan.

"Udahlah sayang jangan menangis, kita nikmati saja kebersamaan kita, ok." Refleks kepalaku menggeleng, mencoba menghindar dari bibir tebalnya itu.

"Jangan takut, sayang! Bukankah kamu sudah berpengalaman!"

Plak!

Bola mataku memerah. Darahku seakan mendidih oleh semua perkataan dan perbuatannya yang terus melecehkanku. Apa dia tidak sadar dengan siapa dia melakukan hal menjijikan ini. Kenapa dia tega sekali! Bukankah aku ini adalah adik iparnya sendiri!

Laki-laki didepanku membeku, perlahan tangannya menyentuh pipi tepat dimana aku menamparnya. Namun, sepertinya cara itu tidak membuatnya sadar. Kini bibirnya menyeringai seolah mengejekku.

Aku terpaku, dia terlihat sangat menakutkan saat ini. Secepat kilat dia merapatkan tubuhku ke tembok dan menahannya. Lantas semakin beringas menyentuh tubuh bagian atasku.

Ya Tuhan, tolong aku. Tubuhku sudah mengeluarkan sinyal-sinyal bahaya bila terus seperti ini.

Sreekkk...

Itu suara kaos pendekku yang dirobek olehnya. Ya, memang saat ini aku hanya memakai kaos tipis itu dan tidak memakai pakaian dalam lagi karena suamiku sebentar lagi akan pulang. Dia sangat suka jika aku menyambutnya dengan penampilan seperti ini. Namun aku salah mengira saat ada yang mengetuk pintu, dia bukan suamiku, melainkan kakak ipar ku. Dan dengan bodohnya dia mengira bahwa aku tengah menggodanya.

"Mas ... Jangan! Suamiku akan pulang sebentar lagi! Ingatlah kalau aku ini adik iparmu." Pintaku memohon. Keadaanku sangat terdesak, aku hanya mampu menghalangi tubuhku dengan kedua tangan.

"Aku, bilang hentikan mas!" Ucapku penuh penekanan.

"Tidak sayang, ini terlalu nikmat."

Laki-laki dihadapanku menyeringai sempurna. Keringat sudah membasahi kening dan sekitar leherku. Ya Tuhan bagaimana ini! bagaimana kalau suamiku melihat kakaknya sendiri melecehkan diriku.

"Keringatmu wangi sayang!" Dia terus menghidu tulang selangka ku.

"Stop! Menjijikan!" Tukasku menghindar.

Dia semakin berani, sekarang tanganku sudah diangkatnya dengan mudah karena tenagaku dan dia jelas beda.

"Mas hentikan mas ... Aku mohon!" Pintaku mengiba.

Tapi tunggu! kenapa mulutku berkhianat. Kenapa suara memalukan itu keluar begitu saja karena permainannya lengannya. Lantas sudah kuduga, laki-laki biad*b itu semakin menyeringai mendengar lenguhan yang keluar dari mulutku.
Sekuat tenaga kucoba untuk menahan agar erangan erotis itu tidak keluar lagi. Sungguh ini tidak mudah! Aku wanita normal, begitu pun dengan tubuhku yang akan bereaksi ketika di sentuh. Namun, seiring dengan perbuatannya, hatiku terasa dicubit kencang, sangat sakit dan pedih. Lelehan air mata pun semakin turun deras membasahi pipi. Perlahan tangannya mengusap air mata di kulit pipiku dengan lembut.

Kakak Iparku Si Brengsekku(PUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang