EMPAT

99 22 43
                                    

Kamu jangan jadi seperti pelangi ya. Awalnya Indah tapi lama kelamaan memudar dan pada akhirnya menghilang

♡♡♡♡♡

"Jangan lari, Nak!" seru seorang wanita paruh baya dengan nada panik ketika melihat gadis kecilnya berlarian mengejar kucing lucu di pinggir jalan

"Gak mau, nanti kucingnya kabur" teriak sang gadis kecil itu sambil berlarian mengejar kucing yang menuju ke tengah jalan

"push push kamu kok lucu si" kekeh sang gadis kecil ketika dirinya mengelus kucing lucu tepat ditengah jalan

"Udah dapat kucingnya kan? Bawa ke taman belakang saja, kita main bareng sama kucingnya disana" ajak sang wanita paruh baya itu kepada gadis kecil

"Oke"

Ketika sang gadis kecil tersebut hendak menggendong kucing lucu, ada sebuah mobil yang melaju cepat ke arah anak itu. Anak kecil itu masih belum menyadari jika ada mobil dengan kecepatan tinggi melaju ke arahnya hinggs suara bundanya menginterupsi dirinya

"AWAS ANAKKU"

Gadis kecil itu menoleh kepada sang wanita paruh baya lalu menoleh ke kanan dirinya dimana tepat beberapa ratus meter lagi sebuah mobil akan menabrak dirinya

"AAAAAA"

BRAAKKKK

DING DING DING

DING DING DING

"hosh hosh hosh, cuman mimpi"

Raka menoleh ke samping tempat tidurnya dan mengambil handphone nya yang sedari tadi bordering dan menggeser layar hijau untuk mengangkat panggilan itu.

"Siapa?"

"Kenzo bro, lo gak nyimpen nomer gue apa gimana, sama sahabat sendiri lupa, gini ya gu—

"To the point"

"Dasar kutub, jadi gini, gue ama yang lain mau ke markas persiapan buat nanti malam, lo ikut ga?"

"Ikut, lo duluan ntar gue nyusul"

"oke deh, eh ya lo—

Tut Tut Tut

Raka segera bergegas ke kamar mandi, lalu keluar dan bersiap untuk pergi menyusul temannya.

'AWAS ANAKKU'

DEG

"Arrgghh, mimpi itu lagi, kenapa kebayang bayang si"

"Mimpi apa, Kak?"

Raka menoleh kesamping kanan dan melihat adiknya—Revano Narendra—baru keluar dari kamarnya dan memakai baju casual untuk pergi ke suatu tempat.

"Mau kemana?" Tanya Raka sambil beriringan jalan menuruni tangga dengan adikknya

"Ke rumah teman, Kakak sendiri mau kemana?"

"Markas, ayah sama mama kemana?"

"Pergi ke rumah nenek di Bandung"

"oiya, Kakak tadi mimpiin apa? Pacar kakak ya? Atau jodoh masa depan kakak? Atau jangan jangan mimpi yang aneh aneh gitu?" kekeh Vano sambil meninju lengan kakaknya. 

Sebenarnya ia tadi hendak mengangetkan kakanya tapi ketika Vano keluar dari kamarnya, ia mendengar keluhan kakaknya tentang mimpi. Daripada Ia mati penasaran, lebih baik langsung ditanya kepada Kakaknya

"Sok tau, udah sana pergi, kakak yang bakal ngunci rumahnya" usir Raka. Ia tidak mau lagi mendapat serangan pertanyaan dari adiknya yang bawel itu, jadi lebih baik ia menyuruh Vano untuk berangkat dulu.

KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang