8. Saat Semua Pergi

977 91 23
                                    

Tak terasa, sudah dua minggu berlalu semenjak Siyeon dan Jeno membuat kesepakatan akan pernikahan mereka. Tidak bisa disembunyikan bahwa keduanya menjadi sangat canggung sejak itu. Namun, hal itu hanya terjadi beberapa hari saja. Setelahnya, mereka kembali bersikap seperti biasa.

Karena hari ini libur, Siyeon memutuskan untuk mengunjungi kakeknya seharian. Sudah tiga hari ia tidak berkunjung karena tugas sekolah. Kebetulan ibunya, yang biasa menemani sang kakek, sedang mengurus sesuatu. Katanya, sih, penting.

Jeno juga menemani Siyeon. Ia bilang bahwa ia ingin berbincang dengan Geunhyung. Sudah lama ia tidak bertemu Geunhyung karena turnamen futsal.

"Apa kabar Siyeon? Jeno?" sapa Geunhyung begitu melihat pasangan muda itu. Dari raut wajahnya terlihat bahwa ia sangat senang akan kehadiran mereka.

"Siyeon dan Jeno baik-baik saja, Kek!" jawab Siyeon. Jeno mengangguk.

"Maaf, Kek, kemarin Siyeon tidak datang," ucapnya lagi dengan rasa menyesal. Siyeon menatap kakeknya dengan sedih.

"Aigoo, cucuku!" seru Geunhyung gemas.

"Tidak masalah, Siyeon. Kakek tau kalau Siyeon belajar. Tiap berkunjung pun Siyeon selalu membawa buku tugas, kan? Kakek tau kalau Siyeon menyempatkan diri untuk mengerjakan tugas di sela kunjungan. Siyeon belajar yang rajin saja. Itu sudah cukup membuat kakek senang," jelas Geunhyung dengan lembut. Siyeon tersenyum lembut membalasnya.

"Jeno juga belajar yang rajin, ya!" pesan Geunhyung pada Jeno.

"Siap, Komandan!" balas Jeno disertai eye-smilenya. Lalu ia memberikan gesture hormat.

Geunhyung tertawa melihat Jeno. Ia bersyukur karena cucunya menikah dengan laki-laki seperti Jeno. Jadi, ia tidak perlu khawatir.

Lalu mereka berbincang banyak hal. Siyeon lebih banyak menyimak. Jeno dan Geunhyung membicarakan hal seputar lelaki. Seperti sepak bola dan sebagainya. Siyeon tidak masalah, selama kakeknya bahagia. Ia juga tersenyum melihat Jeno yang asik sekali berbicara dengan kakeknya.

Tak terasa, hari sudah larut. Mereka masih betah bersama Geunhyung. Lalu, Minyoung pun datang. Ia membawa pizza untuk Siyeon dan Jeno.

"Terima kasih," ucap Jeno yang hendak memakan makanannya. Minyoung mengangguk lalu tersenyum.

"Mama darimana saja?" tanya Siyeon yang kini mulutnya sudah penuh dengan pizza.

"Habiskan dulu makananmu, Siyeon," ucap Minyoung sedikit tertawa. "Tadi mama urusin surat rumah kakek di Italia," jawab mamanya.

"Untuk apa, Ma?" tanya Siyeon lagi. Ia menatap bergantian pada Minyoung dan Geunhyung.

"Tanyakan pada kakek." Minyoung menggeleng.

"Jadi, untuk apa, Kek?"

"Ra. Ha. Si. A."

"Kakek!"

Siyeon tertawa kesal pada Geunhyung. Apa yang salah dengan rasa penasarannya? Geunhyung dan Jeno menikmati kekesalan Siyeon. Lucu bagi mereka. Minyoung juga ikut tertawa.

"Omo! Sudah jam 7 malam. Kalian pulanglah! Besok, kan, harus belajar," pinta Geunhyung setelah ia melihat jam.

"Jadi, sekarang Kakek mengusir Siyeon?" Gadis itu pun pura-pura ngambek.

Geunhyung tertawa. "Ini sudah malam, Siyeon. Kasihan Jeno juga mau istirahat. Apa Siyeon tidak ada tugas?" ucap Geunhyung dengan lembut.

"Omo! Siyeon lupa ada tugas sejarah!" serunya dengan panik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Boat Needs Something | Jeno X SiyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang