06. First kiss

1.8K 154 2
                                    

Aku duduk di tembok besar yang melingkar menjadi pot bunga. Menghilangkan penat karena habis berolahraga. Anak-anak lain juga berhamburan mengistirahatkan tubuh mereka. Aku mengacungkan kedua kakiku dan memukul-mukul lututku pelan.

"Lo mau?"

Seseorang menyodorkan minuman tepat diwajahku. Aku menoleh ternyata Taeyong yang membawa minuman itu. Aku mengangguk lalu Taeyong duduk disampingku. Membuka tutup botol minuman dingin itu sebelum memberikannya denganku.

"Makasih."

Taeyong hanya bergumam. Aku meneguk minuman itu sampai habis setengah. Meminta tutup botolnya ke Taeyong lalu meletakkan botol itu disamping ku setelah ditutup kembali.

Aku memperhatikan arah pandangan Taeyong yang tertuju dengan beberapa anak basket yang sedang bermain dilapangan outdoor.

"Lo gak main?" Tanyaku masih tertuju pada beberapa sekumpulan anak basket.

"Itu adek kelas. Gue ogah banget ikut main."

"Harusnya lo bimbing mereka. Kan lo kapten basket, masa gitu sih?"

"Males mereka pamer otot."

Aku terkekeh menganggap perkataan Taeyong adalah bercandaan. Kalau main basket pasti pamer otot bukan? Kaosnya saja hanya berlengan rompi.

Taeyong anak kelas sebelah yang juga angkatanku. Dia juga kapten basket serta club dance disekolah ini. Cewek-cewek menyukai Taeyong karena ketampanan dan bakatnya bermain basket.

Aku yang termasuk cewek inipun kadang suka centil didepan Taeyong. Seperti sekarang, aku malah bersikap sok manis disampingnya. Merapikan rambut serta mambasahi bibir. Ih apaansih membasahi bibir?

Taeyong menyilangkankan kakinya dan memangku dagu dengan tangan yang ditahan oleh lututnya. Aku memperhatikan wajah itu instens dari samping. Tampan. Ralat. Sangat tampan ternyata.

"Jennie?" Taeyong menepuk pundakku.

Apakah aku terciduk memperhatikannya? Aku gelagapan dan masih sedikit memperhatikan Taeyong diam-diam.

"Eoh?"

"Lo mikirin apa sih? Gue panggil dari tadi juga." Taeyong tampak sedikit kesal denganku.

"Eoh?" Sekali lagi. Aku sedikit terpukau dengan ketampanan Taeyong.

"Fiks, lo budeg!"

"Yak! Lee Taeyong!" Aku menggeram memukul-mukul lengan Taeyong sebagai pelampiasan.

•————•

Di sepanjang langkah gadis berumur 17 tahun ini. Aku tak hentinya kalut dengan pikiran. Wajah pemuda yang ingin ku hindari semakin merajalela menguasai seluruh memoriku. Membuat aku harus memegang pelipis karena sedikit pusing.

Memberhentikan langkah dan menyandarkan tubuh belakang ditembok koridor. Memejamkan mata sejenak guna membuang segala bayangan wajah pemuda itu.

Apa jadinya jika aku berakhir bersama pemuda itu?

Jangan menghayal terlalu tinggi Jennie. Taehyung tidak akan mencintaimu.

LELAKI TAMPAN(TAENNIE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang