07. Dating?

1.5K 127 5
                                        

"Jalang! Lo udah negerebut pacar Lisa!"

Plak! Tamparan keras dari Irene pun ku dapati. Serta tangan Seulgi yang menjambak keras rambutku. Dan juga tanganku yang sudah ditahan oleh Sowon membuatku tak bisa untuk membalas.

Sudah tiga hari ini aku di perlakukan tak adil. Di bully dan dikucilkan oleh seluruh penghuni sekolah. Aku bisa memastikan bahwa ini ada sangkut pautnya hubungan ku dengan Taehyung. Serta hubungan Lisa yang kandas sia-sia. Bukan hanya sekawanan Irene yang menyiksa ku seperti ini. Sekawanan cewek lain juga membully ku dengan cara yang sama namun berbeda.

"Dan lo juga berbuat mesum di sekolah! Lo kan yang mencium Taehyung?!" Sowon berludah didepanku.

"Gue gak cium Taehyung, woi!" Aku berusaha membela diri sendiri. Sungguh tidak nyaman aku hanya berdiam tak mengatakan apa-apa.

"Bodoh. Lantas, ini apa?!" Teriak cewek yang di depanku sembari mengarahkan layar ponselnya di wajahku. Betapa terkejutnya aku melihat itu adalah potoku dan Taehyung yang menciumku di koridor.

Siapa yang sudah sengaja mengambil poto itu?

"Mana gue tahu. Yang pasti itu gak seperti kalian bayangin. Taehyung yang mulai duluan!"

Rambutku kembali di jambak oleh Sowon dengan sangat keras.

"Aw! Pliss, lepasin! Sakit."

Air mata sudah dengan kurang ajarnya keluar dari mataku. Aku semakin histeris kesakitan, ketiga cewek ini tanpa ampun menyiksaku. Bahkan ketiganya menyeringai menikmati kepedihanku.

"Lo kalau mau murahan jangan di sekolah. Lo bisa jua—TAEYONG!"

Taeyong menarikku lalu memelukku. Mengusap rambutku agar aku berhenti menangis. Bukannya berhenti aku malah menangis dalam isak. Sungguh ini sangat memalukan.

"Gue bisa aduin lo semua ke pak Namjoon. Biar di d.o sekalian!" Bentak Taeyong marah. Pak Namjoon guru bahasa inggris sekaligus guru BK. Dibanding guru yang lainnya dia yang paling killer.

"Jangan ikut campur lo. Ini masalah cewek!" Irene masih berkutat untuk menarikku dari pelukan Taeyong. Dengan kasar Taeyong menepis tangan Irene

"Jennie pacar gue. Kalo lo mau cari masalah sama dia, lo harus juga bermasalah sama gue." Anarkis Taeyong membungkam ketiga sekawanan itu.

Irene dan kedua temannya pergi dengan penuh amarah. Memicing tajam kearahku saat aku tak sengaja melihat kepergian mereka. Setelah ketiganya pergi aku dengan cepat menyingkirkan tubuh dari Taeyong.

Masih dengan sesegukan aku merapikan rambut dan seragam sekolahku. Sungguh tak nyaman berpenampilan seperti ini. Apalagi di depan cowok tampan. Bisa-bisa Taeyong akan ilfeel melihatku.

Astaga, Jennie. Masih sempat-sempatnya bersikap sok centil didepan Taeyong.

---

Sepuluh menit perjalanan kami hanya berkeliling mengendarai motor Taeyong. Aku juga tidak tahu kemana pemuda itu membawaku.

"Yong, sebenarnya kita mau kemana?!" Tanyaku sedikit teriak karena suara kendaraan motor yang nyaring membuat Taeyong kurasa tidak mendengar karena dia memakai helm.

"Terserah. Lo maunya kemana?" Tanyanya balik.

"Gue lapar. Makan yuk?"

"Yaudah. Mau makan dimana?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LELAKI TAMPAN(TAENNIE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang