Hi, hi!!! OUTHOR baliik lagi nih, langsung ajah yuyuuk! Lat's go.
Happy reading
Setelah Reva memberi tahu Ciara di mana lomari dan tempat-tempat untuk menaruh barang-barangnya yang tidak terlalu banyak, gadis cantik berambut sepundak itu langsung membereskannya dengan telaten, tidak lupa Reva, dan Naomi juga ikut adil. Tak butuh waktu lama barang-barang miliknya sudah tersusun rapih, berkat bantuan mereka berdua semua menjadi lebih cepat.
Tiba-tiba terdengar suara ramai-ramai dari luar kamar.
Menurut kalian siapa? Ayuuu tebak? Siapa ya?
Benar sekali! Fifi dan Luthfia datang dengan heboh sambil membawa pasukan yang tak kalah hebohnya,
Orang-orang yang sungguh sangat heboh itu masuk tanpa terkecuali, membuat kamar menjadi riuh dan menyesakkan.
Bayangkan saja, kamar yang termasuk ke dalam golongan kecil itu harus di masuki para manusia yang jika di hitung sekitar 30 orang.
Ternyata mereka semua ini datang karena ingin berkenalan, bersendaugurau, berbagi cerita, dan ada juga yang hanya melihat Ciara lalu bergegas keluar.
"Sungguh baru kali ini Ciara merasa menjadi artis dadakan," gadis cantik berambut sebahu itu terkekeh geli mendengar perkataan dari hati kecilnya.
Tak terasa hari mulai larut, saat ini Ciara, Reva, Naomi, dan Fifi sedang duduk di atas kasur single milik Ciara yang akan menjadi tempat bersandar, mengadu, dan tempat berbagi keluh kesah gadis itu.
Ciara mendengarkan perkataan Reva mengenai larangan-larangan dan peraturan di asrama ini, atau pun sekolah mereka yang akan menjadi sekolahnya juga. Sesekali Fifi dan Naomi juga ikut menambahkan jika ada yang kurang.
Setela pembahasan itu selesai, mereka bertiga menceritakan pengalamannya, atau teman-teman, dan alumni yang masih membekas dalam ingatan mereka bertiga.
Ciara hanya mengangguk sebagai tanggapan, sesekali dirinya juga melemparkan pertanyaan jika ada yang menggelitik rasa ingin tahunya.
Ciara senang sekali, terlihat dari wajahnya yang berseri-seri. Menurutnya, mereka baik-baik,, itu membuat hatinya merasa lega. Bersama mereka ia dapat merasakan kekeluargaan yang besar dan hangat.
di kamar ini juga gadis itu merasa nyaman. Walau pun kamar ini, bukan kamar faforit, atau kamar terindah. Tapi sungguh Ciara sangat bahagia dengan keadaan seperti ini. Meski ukuran kamar dua lebih kecil dari kamarnya di rumah, dan lomari baju serta sepatu sangat kecil jauh dari punyanya. Gadis cantik itu tetap bersyukur. Tidak memiliki meja belajar juga tidak masalah! hanya ada satu loker buku mini yang harus dibagi berempat juga bukan kendala.
Pasti kalian bingung posisinya bagaimana ya? Ok aku akan mendeskripsikannya secara jelas dan detail.
Bayangkan saja bangun persegi. Letak pintu itu posisinya di tengah berhadapan dengan jendela yang menghadap ke belakang asrama. Jadi kanan pintu ada 1 meja kecil, di sampingnya ada loker buku empat pintu lalu di sampingnya lagi ada 2 lomari kayu besar, sebelah kanan lomari Ciara dan Fifi. Sebelahnya lagi lomari Naomi dan Refa lalu kasur besi tingkat yang bawah di huni oleh Ciara, dan atasnya di huni oleh Naomi.
Ok kita kembali lagi, ke kiri pintu itu kosong sampai mentok ranjang tingkat yang di huni Reva dan Fifi atasnya. Di antara ranjang kami terdapat 1 pasang jendela yang berhadapan dengan pintu. Pemandangan jendela itu menghadap ke belakang, tempat di mana para perempuan menjemur pakaian.
Biasanya meja kecil yang digunakan untuk menyimpan sepatu, di letakan tepat di kiri pintu tapi entahlah jadi berpindah posisi.
Okay, itu deskripsinya! Bagai mana? Sudah tergambar? Jika belum lain kali aku akan memetak petanya di sini!
Jam 22 tepat.
Ciara merasa aneh dengan suara itu. Suara apa itu? Dari tadi terus bersuara bahkan setiap sejam sekali, apa itu jam ... jam tunanetra? Bathinnya menerka-nerka.
"Yuk kita tidur," ucap Refa yang dijawab uapan Naomi. "Yuk, Fi. Dah besok lagi biarin Ciara istirahat," ucap Reva lagi sebelum beranjak dari kasur gadis cantik itu.
Fifi menjawabnya dengan gemingan malas.
"Matiin lampunya?" tanya Naomi.
"Enggak tau tuh," jawab Reva.
"Ya udah," sahut Fifi.
Ciara terdiam, gadis itu tahu pasti Naomi menanyakan Fifi, tidak mungkin menanyakan prihal lampu kepadanya? Karena di kamar ini yang masih lovis jauh hanya Naomi dan Fifi. Gadis itu sebenarnya bingung, mengapa Fifi masih di kasurnya? Apa dia ingin tidur di sini? Bersamaku? "Bersamaku? bathinnya penasaran. Tidak-tidak! Sepertinya ada yang ingin dibicarakan. Tapi apa ya? Otaknya sibuk menganalisa. Ketika bibirnya ingin bersuara, seperti bisa membaca pikiran orang, Fifi lebih dulu menjawab pertanyaan yang sudah bersiap keluar.
"Tunggu dulu! Gue mau ngasih info tapi nunggu dah pasti aman," bisik Fifi dengan nada setenang mungkin.
# # #
#tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY IN THE DARK (On Going.)
Não FicçãoNote : 15+ Tak ada yang tau sekenario Tuhan. Tak ada yang mengerti bagaimana sang pencipta memberikan rintik-rintik kebahagiaan kepada setiap makhluknya. Hanya satu yang pasti : Tuhan akan selalu memberikan kebahagiaan dengan caranya, meski pun deng...